Minggu, 23 November 2008

KELOMPOK PEDULI ORLANSIA

LATAR BELAKANG MASALAH KPO


Munculnya kelompok peduli Orang Tua Lanjut Usia (orlansia) bermula dari perhatian dan keprihatinan kita terhadap perilaku orang muda atau dewasa muda ketika diperhadapkan dengan orang tuanya yang kebetulan sudah masuk dalam kategori usia lanjut, bagaimana kelompok ini bersikap dan memperlakukan orang tuanya yang sudah memasuki masa pensiun dari segala aktivitasnya, sikap dan perilaku ini masih banyak yang harus dikoreksi. Karena alasan kemanusiaan dan kasih sayang terhadap orang tua, kita sering melarang oran tua lanjut usia untuk melakukan kegiatan ini dan itu, jangan begini dan jangan begitu. Sikap dan perilaku yang seringkali muncul pada kita ( orang muda dan dewasa muda ) justru akan mengakibatkan para Orlansia ke dalam hidup “kejompoan” atau lebih tepatnya menjadi tidak mandiri dan memudahkan Orlansia menjadi pikun.
Rasa kasih sayang dan perhatian yang keliru terhadap Orlansia membuat mereka (Orlansia) semakin sempit ruang geraknya, maka hal ini perlu disadarkan bahwa orang muda harus membuka mata hati bahwa pada dasarnya Orlansia masih dapat distimulasi dalam kelompok usia produktif dengan adanya aktivitas yang mengandung unsur kemandirian seperti komunikasi social, musical, Olah raga, kegiatan seni, dan lebih pada kegiatan mental spiritual.
Dari latar belakang yang ada, maka kami sebagai bagian dari kelompok peduli Orlansia mempunyai keinginan untuk dapat melangkahkan kaki bagaimana dapat memberikan kasih sayang, perhatian tulus, dengan sikap dan perilaku yang tidak protektif dan mampu bekerjasama dengan Orlansia untuk lebih mengedepankan kegiatan atau aktivitas yang mandiri bagi Orlansia.


TUJUAN DAN MANFAAT PADA KELOMPOK PEDULI ORLANSIA ( KPO )


Memberikan kesadaran dan sudut pandang positif terhadap orang muda dan dewasa muda untuk tidak over protective dalam bersikap dan berprilaku terhadap Orlansia yang masih mampu berproduktif.

Memberikan kasih sayang, perhatian tulus, dan membuat suatu program kegiatan positif untuk Orlansia yang mengandung unsur komunikasi social, musical, olah raga, seni, dan mental spiritual.
Diharapkan dengan kegiatan-kegiatan ini Orlansia dapat jauh lebih mandiri.

Ikut aktif dalam gerakan peduli Orlansia baik langsung maupun tidak langsung ( diskusi, seminar, home visit, konseling Orlansia ).



RENCANA PROGRAM KELOMPOK PEDULI ORLANSIA

Diskusi atau sharing KPO : dilakukan minggu I dan II atau ketika ada waktu Luang untuk berkumpul.

Mengikuti atau membuat workshop atau seminar yang ada hubungannya dengan Orlansia.

Home visit ke panti Werda atau tempat penampungan Orlansia yang masih produktif.

Menjadi team konselor bagi siapa saja yang peduli pada Orlansia.

Team KPO :

Suwito H ( Penasehat Orlansia )
Saptorini Retnosari
Maya Priyamsari
Christine Simanjuntak
Saeful M
David
Sumiyati
Soegiyono

Kamis, 20 November 2008

SITI, SI PEMBELAJAR

Tak terasa sudah enam tahun lebih seorang siti menjadi bagian dari rumah tanah Putih...
Teringat pada saat pertama mengambilnya di yayasan srikandi penyalur tenaga pembantu rumah tangga
Usianya masih terlalu muda untuk melakukan suatu pekerjaan rumah tangga
Wajahnya begitu polos, badannya kurus, tapi dimatanya ada pancaran kejujuran seorang bocah yang memasuki usia remaja
Pada awal-awal pekerjaannya, kucoba untuk memperhatikan aktivitasnya
Ternyata dia anak yang cepat menyesuaikan diri dan cepat mengerjakan apa yang sudah menjadi pekerjaannya.
Setelah beberapa bulan dia dirumah, ada banyak surprise tentang seorang siti
Ya...ya, siti bukan hanya seorang anak desa yang berusaha meringankan beban ibunya dengan memutuskan mencari pekerjaan dikota sebagai seorang pembantu, tapi dia berkeinginan melanjutkan sekolah setelah satu tahun bekerja dikota
Ternyata semangatnya untuk maju begitu besar, betapa salut melihat niat baiknya akan sebuah cita-cita yang masih tertunda
Ku coba untuk menelusuri latarbelakang sekolahnya dulu.........wow, selama kelas 1 SD sampai 3 SMP siti selalu mendapatkan rangking satu dan yang membuatku terperangah adalah hobbynya menulis , setiap kata yang tertulis dari jari-jarinya menunjukkan seorang anak yang mempunyai kemampuan plus.
Pada akhirnya, kami sekeluarga mendukung cita-citanya yang masih tertunda..
Untuk setahun kedepan, sembari bekerja dirumah siti bisa mendaftarkan sekolah di semarang.
Tampak, semburat bahagia diwajahnya...
Pada tahun berikutnya, cita-citanya terwujud sudah…
SMK Purnama menjadi pilihannya,…….
Kelas 1- 3 selalu rangking satu diraportnya
Namun, yang membuatku tak percaya manakala hasil ujian akhir Nasional
Seorang siti telah gagal untuk mendapatkan predikat lulus...........
Ada tangis dan rona malu diwajahnya
Kucoba ntuk memberinya pengertian bahwa jalan hidup ini tidak selalu mulus
Adakalanya kita bisa terjatuh dan gagal menjalaninya, tetap semangat dan selalu belajar rendah hati.
Untuk mendapatkan ijasah setara, paket C harus ditempuhnya
Ahh siti, ada rasa simpati untukmu........
tetap ada semangat dan pengharapan...itu yang kusuka darimu
kini, setelah engkau belajar banyak hal...
ada keputusanmu yang sempat membuat kami terkejut
ya...ya untuk sebuah bakti pada Ibumu
kau putuskan menikah dengan kekasihmu
sebenarnya untuk usiamu saat ini, masih begitu muda
namun, sangat terpahami mengingat kesadaranmu sebagai anak desa yang harus taat pada permintaan dan harapan keluarganya,
Siti, ada kesan dan catatan positif tentangmu
Seorang anak pembelajar yang sadar akan adanya “batas kehidupan” untuk diri dan orang –orang yang dikasihinya.
Siti, sampai kapanpun teruslah menjadi seorang pembelajar.

20 Nopember 2008.

"DIBALIK KELUGUAN SI PEKERJA RUMAH"

Sudah hampir dua tahun, dewi membantu pekerjaan rumah bersama siti
Sejak awal kutanamkan sikap positif dan etika kebebasan untuknya
wajahnya yang lugu
membuat keibaan menyapanya
namun dibalik keluguan fisiknya, ternyata ada banyak ”pelanggaran2 norma dan kebohongan”
keberaniannya bersilat lidah dan berkelit
menyiratkan ada penyimpangan perilakunya
masih ada toleransi dan kata maaf untuknya
namun, itu hanya kesia-siaan.....
pelanggaran2 norma dan kebohongan masih dijalaninya
Dipuncak keterbatasanku sebagai manusia biasa, muncul ”punishment” untuknya, ya......keluar dari rutinitasnya sebagai pekerja rumah di tanah putih
Biarkan dia meninggalkan rumah yang seharusnya bisa menjadi
Pembelajaran hidup sebagai seseorang wanita muda.

Rabu, 19 November 2008

CORETAN PUISI " WANITA "

WANITA SUPRA

Ada tiga kata untuknya :

Kekuatan, Ketegaran, Kelembutan

Sebuah kombinasi lengkap untuk sosok yang disebut wanita supra

Hari-harinya ada banyak peran untuknya

Tanpa keluh kesah dijalaninya dengan keikhlasan

Manakala nasib baik belum berpihak padanya

Dia tetap punya harapan, keoptimisan, dan senyum ketulusan

Kemandiriannya membuatnya tampak demikian matang

Menyikapi hiduppun dengan prinsip attitude positive

Andai, dimuka bumi ini ada banyak wanita supra

Bumi ini akan demikian terang oleh karena wajah-wajah mereka

Ahhh wanita supra......kau telah menjadi cermin bagi wanita-wanita pembelajar dibumi ini.



BUNDA THERESA


Gurat-gurat ketuaan menjadi ciri khas pesonanya

Tak mengurangi wajahnya yang penuh kedamaian dan kasih

Hidupnya tercurah untuk berjuta umat yang tak berpunya

Dibasuhnya dengan cinta kasih yang ada disetiap hatinya

Tangannya selalu ada untuk anak-anak kecil yang haus belaian kehangatan

Bunda Theresa,

Andai kau masih ada, semakin banyak tinta emas yang akan mengabadikanmu

Cinta kasih yang kau curahkan masih dan masih terus terasa

Sampai diujung keabadian Bunda.

By : Saptorini Retnosari

Senin, 17 November 2008

MEMAKNAI PERILAKU ORLANSIA DISEKITAR KITA

Ada ungkapan atau mitos yang menyebutkan bahwa masa tua akan jauh dari masa terbaik kehidupan, karena adanya anggapan dan pandangan bahwa ketika seseorang memasuki usia senja maka kerangka berpikir, bertindak dan berperilaku akan mengalami kemunduran setahap demi setahap hingga mempengaruhi kejiwaan seseorang yang berada pada tahap lanjut usia.
Kondisi diatas juga didukung oleh masyarakat disekeliling kita , sering dijumpai pemahaman yang keliru mengenai perilaku Orlansia, sehingga perlu dikoreksi tentang pemahaman diatas yang bisa jadi menjadi pembenaran yang bertolak belakang pada kenyataan yang sebenarnya. Adapun anggapan yang terlanjur menjadi stigma atau labeling bagi para Orlansia adalah perilaku OrLansia akan jauh berbeda dengan orang lain yang berada pada tahap usia produktif, OrLansia sulit belajar keterampilan baru serta tidak memerlukan pendidikan dan latihan , tidak mudah memahami dan menerima informasi baru, usia yang tidak produktif lagi dan menjadi beban keluarga, lansia berada pada kondisi yang mudah lemah fisik, jompo, identik pikun dan sering sakit-sakitan, hidupnya tergantung pada orang-orang terdekatnya.
Di dalam budaya timur dengan budaya kekeluargaan yang sangat dekat seperti anak, cucu dan saudara dari para Orlansia pada umumnya sangat tidak keberatan untuk menerima kehadiran dan keberadaan Orlansia di tengah – tengah keluarganya. Namun akan muncul keprihatinan ketika keluarga memberikan sikap yang keliru dalam memperlakukan Orlansia, karena alasan kemanusiaan dan kasih sayang seringkali keluarga melarang Orlansia melakukan kegiatan ini dan itu, jangan begini dan begitu. Sikap dan perilaku yang over protective seringkali muncul dari keluarga justru akan mempercepat Orlansia hidup dalam ”kejompoan fisik maupun psikis”, akan jauh dari perilaku mandiri mereka. Maka kita perlu belajar memahami sikap dan perilaku Orlansia manakala kita dihadapkan pada orang-orang terdekat kita seperti nenek, Kakek, Bapak & Ibu yang sudah memasuki masa lanjut usia, bagaimana kita menyikapi, dan memberi empati kepada mereka. Sehingga Para Orlansia ini akan tetap merasa mampu menyikapi hidupnya dengan positif, diakui keberadaannya, dan lebih mandiri dalam menjalankan hidupnya.

Adapun stigma – stigma yang diberikan pada Orlansia, perlu kita rubah dalam pola pikir yang lebih positif dalam menyikapi perilaku Orlansia :

Orlansia Berbeda Dengan Orang Lain

Orang yang mencapai tahap perjalanan hidup sampai mencapai lanjut usia dapat dikatakan sebagai orang yang beruntung. Mereka telah mengenyam kehidupan dalam masa yang panjang. Di Indonesia pemerintah dan lembaga-lembaga pengelola lansia, memberi patokan bahwa mereka yang disebut lansia adalah yang telah mencapai usia 60 tahun yang dinyatakan dengan pemberian KTP seumur hidup. Namun di negara maju diberi patokan yang lebih spesifik: 65 - 75 tahun disebut old, 76 - 90 tahun disebut old -- old dan 90 tahun ke atas disebut very old (W.M.Roan, 1990). Pengelompokan tersebut bersifat teoritik artinya untuk kepentingan ilmiah namun dalam kenyataan untuk pelayanan kesehatan, sosial dan sebagainya tidak dibedakan. Meskipun lansia seringkali mendapat prioritas dan fasilitas; misalnya kalau naik pesawat dapat potongan khusus, beberapa tempat wisata memberi karcis gratis bagi pengunjung lansia, di bandara atau stasiun Kereta Api disediakan loket/jalan khusus bagi lansia, hal itu bukan dimaksudkan untuk membedakan lansia dengan orang lain tetapi lebih bertujuan untuk membantu kelancaran pelayanan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.
Bahwa para lansia tersebut harus dihormati tentu kita semua setuju. Sebagai orang timur orang yang lebih tua (baca: berusia lanjut) memang mendapat kehormatan yang lebih dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Dalam adat Jawa lansia sebagai pinisepuh atau sesepuh yaitu orang yang memiliki kehormatan yang tinggi dan bila ada hajatan ditempatkan di tempat yang istimewa.

Orlansia Tidak Dapat Mempelajari Ketrampilan Baru dan Tidak Memerlukan Pendidikan dan Latihan

Kenyataan di masyarakat terutama di Perguruan Tinggi banyak lansia yang dapat menyelesaikan studinya sampai jenjang S-2 atau S-3, berkompetisi secara sehat dengan orang-orang muda secara jujur dan objektif. Bahkan dalam proses belajar bersama para lansia tersebut justru sering menjadi teladan yang memberikan motivasi yang tinggi bagi kawan-kawannya yang lebih muda. Hal itu menunjukkan bahwa lansia dapat mempelajari ketrampilan baru sama baiknya dengan orang lain, hanya mungkin karena lama tidak berlatih dan kadang-kadang kurang memiliki keyakinan akan kemampuannya sehingga butuh dorongan dari orang lain. Bagi lansia dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan suatu hal yang biasa, baik dengan motivasi untuk meningkatkan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna. Semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki lansia makin banyak pula hal-hal yang dapat disumbangkan kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa lansia merupakan sumber ilmu pengetahuan dan keterampilan serta referensi yang sangat baik dan berharga, sehingga perlu dipelihara. Cara memeliharanya adalah dengan mengajak mereka untuk berdiskusi, berkonsultasi, bertanya serta menempatkan lansia sebagai nara sumber dalam berbagai bidang yang disenangi dan dimiliki.
Berdasarkan kenyataan di atas adalah keliru bila lansia itu dianggap tidak dapat mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Sebaliknya, mereka justru memiliki sumber enerji yang tetap kuat untuk belajar, meski perlu motivator untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya mampu. Pandangan yang keliru pula yang mengatakan bahwa lansia itu jompo, rapuh, tidak perlu belajar dan berlatih, dan tidak perlu bekerja, sehingga dianjurkan untuk istirahat, enak-enak, ongkang-ongkang kaki saja di rumah. Jika pandangan tersebut dipraktekkan maka justru mungkin hal semacam itulah yang akan menimbulkan stress dan distress serta dispair (putus harapan) pada lansia. Merupakan suatu tindakan yang bijaksana jika para anggota keluarga tetap memberikan kesempatan pada lansia untuk melakukan kegiatan apa saja yang disukainya sehingga tetap menjaga harga diri, martabatnya serta merasa dirinya berguna untuk yang lain. Agar lansia tetap eksis dalam keluarga dan masyarakat maka perlu pendidikan dan latihan dalam arti menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pribadinya serta tuntutan lingkungan.


Orlansia Sukar Menerima Informasi Baru

Pada lansia kesempatan untuk memperoleh informasi baru justru terbuka lebar, karena waktu senggangnya relatif banyak. Umumnya pada masa ini tidak dituntut untuk bekerja keras seperti masa-masa sebelumnya. Dalam kehidupan lansia umumnya haus akan berita-berita baru dan informasi-informasi baru, karena mereka tidak mau ketinggalan informasi dibandingkan orang-orang yang lebih muda. Dalam kenyataan kita menjumpai bahwa mereka banyak nonton televisi, mendengarkan radio, membaca koran, majalah ataupun bertanya kepada sesama lansia atau orang yang lebih muda tentang tentang hal-hal baru yang berkembang dalam masyarakat. Dalam kenyataan lansia lebih tahu berita baru dari orang-orang lain dan sangat senang menyampaikan berita baru tersebut kepada kawan-kawannya, maupun kepada yang lebih muda. Bagi lansia adanya informasi baru berarti menstimulasi fungsi kognitifnya, fungsi afektifnya dan fungsi psikomotoriknya yang membuat syaraf-syaraf otaknya tetap berfungsi secara normal.

Orlansia Tidak Produktif dan Menjadi Beban Masyarakat

Umumnya lansia di negara-negara berkembang dan negara-negara yang belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua, akan tetap bekerja untuk memenuhi tuntutan hidup maupun mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya. Jadi tidaklah sepenuhnya benar jika dikatakan lansia tidak produktif. Dalam kenyataan di dunia ini jutaan orang bekerja mendapat bayaran, namun ada juga jutaan orang bekerja tanpa mendapat bayaran misalnya pemuka masyarakat, ulama, guru-guru ngaji, mereka yang merawat anak-anak, orang sakit, orang cacat, lansia yang sudah sangat tua, guru sukarelawan dan banyak lagi. Baik yang dibayar maupun yang tidak semuanya memiliki andil dan sumbangan yang besar dalam perkembangan masyarakat. Biasanya para lansia memainkan perannya sebagai orang-orang yang bekerja tanpa mendapat bayaran namun memiliki arti yang sangat penting dalam masyarakat karena sumbangan ide-ide dan nasehatnya. Dalam proses penuaan sendiri mereka sering menemukan cara-cara yang tepat dan bijaksana dalam mengatasi tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika dalam banyak kasus, lansia seringkali merupakan penasehat yang jitu untuk mengatasi masalah-masalah sosial dalam kehidupan masyarakat. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa lansia amat memerlukan dukungan atau support dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Lansia bukan merupakan beban bagi yang muda, sebaliknya mereka sering menjadi teladan bagi orang muda, misalnya dalam sopan santun, disiplin, keteguhan iman, kejujuran, semangat juang, maupun kewibawaan.

Orlansia Tidak Berdaya

Tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa lansia itu tidak berdaya, sebab dalam kenyataan para lansia tetap eksis dan terus berjuang mencari kehidupan yang lebih baik. Kalau seorang lansia memerlukan bantuan biasanya ia tahu persis apa yang diperlukan secara wajar. Mereka memiliki banyak pengalaman dalam kehidupannya, sehingga dalam keseharian kita sering menjumpai bahwa lansia tidak mau tinggal diam, ada saja yang ingin dikerjakannya. Terkadang memang ada yang menjadi loyo atau pasrah, mereka ini umumnya lansia yang pada masa mudanya sudah terkuras oleh tugas-tugas berat dan tingkat pendidikan yang relatif rendah, sehingga dalam masa lansia tidak berdaya. Untuk menghadapi lansia model demikian, lingkungan hendaknya selalu memberikan support dan rasa peduli, agar mereka tidak merasa tersisih dan tetap memiliki harga diri. Adalah keliru jika anggota keluarga selalu mendampingi lansia, melarang mereka untuk berkomunikasi dengan sesama lansia, melarang mereka bepergian ke suatu tempat karena takut kecapaian, dan menganjurkan lansia untuk istirahat saja di rumah. Cara demikian justru akan memperburuk kondisi lansia yang berakibat bahwa mereka akhirnya merasa tak berdaya.

Orlansia Tidak Dapat Mengambil Keputusan Untuk Kehidupan Dirinya

Setiap orang kadang-kadang sulit mengambil keputusan. Hal ini berlaku bagi siapa saja, baik bagi orang muda atau lansia. Namun demikian tidaklah berarti bahwa lansia tidak dapat mengambil keputusan untuk kehidupannya sendiri. Bahkan lansia sebagai orang yang dihormati, justru sering dijadikan referensi untuk dimintai nasehatnya oleh anak, cucu maupun sanak saudara, dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh seorang anak atau cucu bila masih memiliki kakek- nenek, bila akan mengadakan hajatan akan selalu minta doa restu dan nesehat dalam mengambil keputusan penting. Nasehat dari orang tua yang sudah lanjut usia ini akan dipegang teguh dan dilaksanakan oleh anak cucunya. Hal yang perlu diperhatikan agar lansia mampu mengambil keputusan untuk kepentingan kehidupan dirinya adalah dengan cara sering mengajaknya berdiskusi tentang hal-hal baru dan sering meminta petunjuk atau petuahnya sehingga ia merasa tetap eksis dan memiliki rasa percaya diri.


Orlansia Tidak Butuh Cinta dan Relasi Seksual

Fungsi psikis setiap orang baik fungsi kognitif, afektif dan konatif (psikomotorik) serta kombinasi-kombinasinya, selama hayat masih dikandung badan masih tetap berfungsi. Proses pikir, perasaan dan kemauannya tetap berfungsi dengan baik, apalagi bila sering mendapat stimulasi secara teratur dalam kehidupannya. Bahkan relasi seksualpun tetap berjalan bila masih memiliki pasangan. Oleh karena itu, adalah tindakan yang keliru jika lansia dianjurkan untuk meng-isolasi diri agar tidak memiliki pikiran yang menyusahkan dirinya ataupun keinginan-keinginan yang menyusahkan orang lain. Agar gairah hidup tetap berkobar lansia perlu berinteraksi dengan orang-orang muda untuk berdiskusi, berkomunikasi atau bersuka ria. Sayangnya seringkali orang muda tidak tertarik untuk melakukan hal itu. Namun demikian bila orang-orang muda memiliki pemahaman yang benar tentang kebutuhan lansia dan mau membantu kesejahteraan batin mereka; hendaknya yang muda (terutama anggota keluarga) mau beramal untuk kepentingan lansia.

Orlansia Tidak Menikmati Kehidupan Sehingga Tidak dapat Bergembira

Pada dasarnya tidak ada orang di dunia ini berencara untuk berhenti bersenang-senang, kecuali orang tersebut berada dalam kondisi depresi atau distress. Semua orang ingin hidup senang, bahagia dan sejahtera, termasuk para lansia. Lansia sekarang ini justru mendambakan kenikmatan hidup di hari tua. Itulah sebabnya sejak muda orang sudah bekerja keras, agar di hari tua nanti mendapat pensiun ataupun tabungan yang cukup untuk menikmati masa tuanya. Harapan itu merupakan idaman setiap orang, sehingga termotivasi untuk belajar dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi bahkan sekarang semua berlomba untuk belajar sampai S-3. Kiranya usaha keras untuk mencari ilmu pengetahuan bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang mapan, sehingga nantinya memiliki hari tua yang sejahtera, dapat menikmati hidup hari tua dan bahagia atau menjadi lansia yang dapat bergembira.
Agar lansia dapat menikmati kehidupan di hari tua sehingga dapat bergembira atau merasa bahagia, diperlukan dukungan dari orang-orang yang dekat dengan mereka. Dukungan tersebut bertujuan agar lansia tetap dapat menjalankan kegiatan sehari-hari secara teratur dan tidak berlebihan. Dukungan dari keluarga terdekat dapat saja berupa anjuran yang bersifat mengingatkan si lansia untuk tidak bekerja secara berlebihan (jika lansia masih bekerja), memberikan kesempatan kepada lansia untuk melakukan aktivitas yang menjadi hobinya, memberi kesempatan kepada lansia untuk menjalankan ibadah dengan baik, dan memberikan waktu istirahat yang cukup kepadanya sehingga lansia tidak mudah stress dan cemas. Perlu dipahami bahwa setelah orang mencapai masa lansia, baik fisik maupun mental sosial secara perlahan mengalami perubahan, namun hal itu dapat ditahan agar perubahan tersebut tidak terlalu dirasakan sebagai penghambat dalam kehidupan. Perubahan-perubahan yang terjadi hendaknya jangan dijadikan sumber stress tetapi perlu diwaspadai dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik. Kalau orang percaya bahwa dirinya sehat, maka ia akan memiliki gairah hidup yang baik dan tidak menunjukkan rasa khawatir yang berlebihan.

Orlansia Lemah, Jompo, Ringkih, Sakit-sakitan atau Cacat

Tidaklah sepenuhnya benar pendapat yang mengatakan bahwa lansia lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat, karena dalam kenyataan banyak lansia yang masih gagah, masih mampu bekerja keras bahkan banyak yang masih memiliki jabatan penting dalam suatu lembaga. Memang kadang-kadang ada lansia yang ringkih (gampang jatuh, gampang sakit) atau sakit ataupun cacat tetapi hal itu berlaku untuk semua orang, baik orang muda juga ada yang memiliki kondisi semacam itu. Kondisi kesehatan orang dalam masyarakat menurut paradigma kesehatan saat ini bergradasi dari : lebih sehat, sehat, sehat sakit (ill health), sakit dan cacat (impairment – disability – handicap). Kondisi kesehatan itu berlaku baik untuk anak, remaja, dewasa maupun lansia, jadi sebenarnya bukan lansia saja yang sakit-sakitan atau cacat, yang lain pun bisa demikian.

Orlansia Menghabiskan Uang untuk Berobat

Memang benar para lansia perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik, namun bukan berarti bahwa mereka adalah orang yang sakit-sakitan. Untuk menjaga kesehatan tentu juga memerlukan obat, namun hal itu bukan berarti menghabis-habiskan uang untuk berobat. Perlu dipahami bahwa orang dalam perjalanan hidup sampai usia 70 ke atas pasti kadar gula, garam,dan lemak dalam tubuh sudah lebih banyak, sehingga mudah menjadi rentan terhadap penyakit kencing manis, stroke, jantung atau yang lainnya. Namun semuanya akan dapat dikontrol bila orang rajin memeriksa kesehatan. Lansia yang paham tentang kondisi dirinya tentu juga akan mengatur hidupnya secara lebih baik, misalnya makan tidak berlebihan, melakukan diet, tidak melakukan kegiatan-kegiatan secara berlebihan, sehingga memperkecil timbulnya penyakit. Lansia umumnya tahu diri dan faham dalam menjaga dan memelihara kesehatan dirinya yang ditunjukkan bentuk rajin olah raga ringan, rajin beribadah dan peduli terhadap kesehatannya.

Orlansia Sama Dengan Pikun

Pandangan ini keliru karena tidak semua lansia mengalami pikun (senile). Pikun ini adalah penyakit (patologis) pada orang tua, yang ditandai dengan dengan menurunnya daya ingat jangka pendek. Dalam kehidupan manusia daya ingat akan berubah sesuai dengan usia, sehingga setelah orang menjadi lansia ia tidak cepat dapat mengingat sesuatu, terutama hal yang baru. Namun anggapan bahwa lansia sama dengan pikun merupakan suatu kekeliruan. Banyak cara menyesuaikan diri dengan perubahan daya ingat dan banyak hal yang mempengaruhi daya ingat manusia, pada usia berapa saja daya ingat tersebut akan berkurang ketajamannya jika orang trsebut dalam keadaan lelah, stress, cemas, khawatir, depresi, sakit atau jiwanya tidak tenang.
Demi menjaga agar daya ingat lansia tidak cepat berubah secara frontal, karena kondisi fisik dan usia, maka perlu dihindarkan atau paling tidak dikurangi dari hal-hal yang dapat menimbulkan kelelahan, kekawatiran, kecemasan, rangsangan emosi, depresi dan sakit. Disinilah kepedulian dari orang yang lebih muda sangat diperlukan sebagai kontrol agar lansia tidak melakukan hal-hal yang merugikan dirinya.

By : Saptorini Retnosari ( dari ber bagai sumber )

CERPEN : "PENYESALAN BAPAK"

Senja baru saja berlalu, namun Bapak belum juga beranjak dari kursi goyang peninggalan Eyang Putri. Entah sudah berapa ratus kali Bapak menikmati kursi goyang yang terletak disudut teras rumah, sepertinya ada kenangan yang ingin diingatnya kembali bersama kursi goyang kesayangannya.

Jam didinding menunjukkan pukul 21.00 WIB, “biasanya Bapakmu sudah berada didepan televisi untuk nonton berita malam ya Oris”, ujar Ibu kepadaku, “ mungkin Bapak masih ingin menikmati udara malam Bu”, sahutku tak acuh. “Mengapa Ibu nggak nemenin Bapak ngobrol ? Siapa tahu Bapak ingin berduaan sama Ibu untuk bernostalgia mengenang masa muda dulu, Oris…Oris, kamu ini sukanya menggoda Ibumu, kamu kan tahu kalau Bapakmu senang menyendiri akhir-akhir ini “.

Diam-diam aku beranjak dari sofa untuk melihat Bapak. Aku mencoba mengamati wajahnya dari jendela depan, Bapak memang sudah tua ada gurat – gurat wajah yang menyisakan ketampanan, rambutnya yang tipis memulai memutih menunjukkan usia Bapak yang sudah lanjut. “ Bapak, apa yang sedang engkau pikirkan ?” seru bathinku, memang masih banyak harapan Bapak yang belum terwujud dan ada peristiwa-peristiwa yang membuat Bapak prihatin dengan kedua putrinya; Mbak laras yang cantik, pintar, sukses dengan kariernya namun kesulitan dalam hal menentukan pendamping hidup. Aku yang lebih supel, terbuka, banyak teman, aktif dalam organisasi, selalu mengkritisi terhadap hal-hal yang irasional, dan mengikuti trend perkembangan global ternyata telah gagal menyelesaikan kuliah. Hutang teman-teman Bapak yang rata-rata berjumlah puluhan juta sudah lima tahun ini belum juga dikembalikan oleh mereka. Masalah-masalah inilah yang membuat Bapak terlihat muram dan sering menyendiri dihari tuanya, sepertinya ada ekspresi kekecewaan pada diri Bapak.
Tak terasa malam kian larut, bintang –bintang dilangit mulai memancarkan keindahannya, dan udara malam yang dingin menyentuh pori-pori kulitku, namun udara malam ini tak melunturkan niat Bapak untuk beranjak dari kursi goyangnya, kulihat Ibu keluar dari kamar menuju teras dan duduk di dekat Bapak untuk menemaninya ngobrol.
Entah apa yang mendorong niatku mengetahui sesuatu yang sedang dibicarakan Bapak Ibu, pelan-pelan kulangkahkan kaki ke pintu depan untuk mendengarkan apa yang sedang mereka perbincangkan. Baru saja kujongkokkan badanku tiba-tiba terdengar suara Bapak yang cukup mengejutkanku , “ Bu, diusiaku yang sudah tua ini masih ada yang aku sesali, dulu aku terlalu keras mendidik Laras dan Oris, banyak aturan-aturan kaku yang membuat mereka harus mematuhinya, kalau aku rasa-rasakan Laras maupun Oris begitu jauh dan takut bila harus berbicara dengan aku, sekarang mereka tumbuh menjadi pribadi yang kaku, kurang percaya diri dan sepertinya kurang suka bergaul dengan lawan jenis. kalau dilihat apa sich kekurangan laras dan Oris? Laras yang cantik, pintar, sukses dengan kariernya tapi sampai sekarang belum mau menikah , Oris yang terlihat lebih terbuka, kritis, idealis, aktif di organisasi ternyata harus gagal studynya hanya karena masalah pekerjaan dan berseberangan dengan dosen pembimbing skripsinya. Aku menyesal Bu, mengapa dulu aku terlalu keras dan kaku mendidik mereka, seandainya aku lebih arif mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri”. “ ahh Bapak mengapa melulu memikirkan masalah itu ?... sudahlah Pak, jangan terus disesali permasalahannya bukan hanya kesalahan Bapak semata, setidaknya Ibu kan juga andil dalam membentuk perilaku Laras & Oris, yang terpenting saat ini bagaimana tanggung jawab kita untuk lebih memperhatikan, mendukung, dan menumbuhkan rasa percaya diri pada Laras dan Oris untuk dapat melangkah ke depan lebih optimis, Ibu pikir belumlah terlambat. Saat ini Ibu hanya bisa berdoa agar Laras segera menemukan pendamping yang seiman dan setia begitu juga dengan Oris agar segera membereskan studynya tanpa harus mengesampingkan pekerjaannya, terkesan tak patuh pada aturan, dan berseberangan terus dengan dosen pembimbingnya”.
Tanpa terasa air mataku menetes mendengarkan pembicaraan Bapak Ibu , kupalingkan tubuhku menuju ke kamar tidur untuk merenungkan penyesalan-penyesalan Bapak, meresapi harapan-harapan Ibu pada mbak Laras dan aku. Aku tersadar bahwa akulah salah satu penyebab penyesalan Bapak dan aku jugalah salah satu penyebab mengapa Bapak suka muram dan sering menyendiri disudut teras....”ahhh Bapak seandainya engkau tahu aku juga sedih melihat kegagalanku dalam study, betapa aku menyesal telah menyakiti hatimu, sungguh Bapak !!, aku sungguh menyesal.

Mataku menatap benda-benda yang ada dikamar semuanya tertata rapi, buku-buku koleksiku dan buku-buku hadiah ulang tahun dari mantan pacar masih tersusun rapi dirak meja yang terbuat dari kayu jati, sedangkan dimeja rias ada dua bingkai foto berukuran sedang telah terpampang semenjak aku duduk dibangku SMA, satu bingkai foto disudut kanan adalah foto Bapak dengan jas hitamnya dan Ibu berkebaya krem,sungguh tampak serasi,satu bingkai lagi adalah foto Mbak Laras bersamaku. Setiap kerabat atau teman yang melihat foto-foto itu pasti menilai bahwa keluargaku adalah keluarga yang bahagia, memang tak ada salahnya penilaian mereka, kebahagiaan yang mereka nilai memang ada dan begitu terpancar diwajah kami, namun kebahagiaan itu adalah kebahagiaan semu. Bapak, Ibu, Mbak Laras, dan aku mempunyai cerita, jalan hidup, dan rahasia keluarga yang tidak semua orang harus tahu.

Bunyi kentongan peronda malam menyadarkan aku untuk tidak terus menguras otak membuka memory masa lalu, segera kumatikan lampu kamar dengan harapan aku bisa tertidur pulas tanpa dihantui kegelisahan yang sering muncul dihari-hari ini, “ Gusti, berikan ketenangan dan kesejukan hati saat dimana anakMU merindukan kedamaian kasihMU, dan berikan jalanMU untuk bisa menyenangkan hati kedua orangtuaku”.

Dalam tidurku yang terlelap kelelahan, aku bermimpi kedua tangan Bapak menggandeng Mbak Laras dan aku, genggaman yang begitu hangat dan kuat dari seorang Bapak, mata Bapak menatap kami dengan penuh kasih, ada makna yang terucap dibalik tatapan Bapak. Kupalingkan kepalaku untuk mencari Ibu, ternyata Ibu duduk terdiam disofa rumah, Ibu memandangi kami dengan senyum lembutnya. Aku tidak ingin genggaman Bapak terlepas, “Bapak, Bapak, aku sayang Bapak, maafkan anakmu yang belum bisa membuatmu bahagia,.......Bapak, Bapak, aku sayang Bapak, aku ingin membuatmu bahagia dengan membereskan studyku, maafkan aku Bapak”, dengan tersedu-sedu aku terbangun dari mimpi malamku......”ahh, aku memimpikan Bapak, mudah-mudahan ada saat terbaik aku bisa menyenangkan hati Bapak Ibu”.

By : Saptorini Retnosari

Selasa, 11 November 2008

CORETAN PUISI ANAK NEGERI

LANGIT KE TUJUH

Baru satu jam berlalu
Sahabatku berpulang di keabadian
Teringat akan celotehnya tentang awan dan langit ke tujuh
Awan dan langit ketujuh
Awan membuatnya rindu akan kedamaian
Langit ketujuh membuatnya rindu akan surga
Akhir celotehnya, biarkan aku pergi ke langit ketujuh karena ada surga disana
Ahhhh teman, maafkan aku yang tak peka
Akan kerinduanmu pada langit ketujuh
Kini, beri aku waktu melukis langit ketujuh
Ntuk keabadianmu

By : Saptorini Retnosari
Masuk dalam 10 nominator lomba tulis puisi SMS di komunitas Lereng Medini, 31 Oktober 2008

MELUKIS RUPA


Melukis rupa
Ada kelelahan tersemburat lara
Maafkan aku dengan jari-jari tuaku
Hanya mampu merupa dibalik lukisan senja

MAAFKAN CINTA

Maafkan cinta
Begitu banyak pribadi untuknya
Mata berbinar terkespresi karena hati
Katakan dengan jujur jika cinta terbutuhkan setiap jiwa
Sekali lagi maafkan cinta, yang tak termampukan menghapus kebutaan cinta


PEMBESAR NEGERI

Ada yang tersisa dari aksi ”pembesar negeri”
Kegagalan etika moral bergulir menyelaras bumi
Sesal tak mampu menghapus noktah merah
Maaf, negeri ini terlampau banyak luka
Hapuslah dengan airmata moral wahai ”pembesar negeri”
Anak-anak negeri masih begitu polos bercermin
Maka bantulah mereka dengan kesadaranmu

BERSIMPUH

Simbok, ada kerinduan anakmu tuk bersimpuh
Manakala gema fitri berkumandang
Betapa kaki kaku tergerak
Tak ada keberanian tuk bersujud
Simbok, sudah beratus kali air matamu membasahi rumah gubukmu
Mengingat tabiat buruk anakmu
Kutinggalkan kau dalam kesepian
Demi setumpuk nafsu ragawi
Simbok, kuingin bersimpuh dibawah telapak surgamu

MAAFKAN, JIKA IBU PERTIWI BELUM BISA MEMAAFKANMU

Ada banyak tangis di negeri ini
Ketika harga BBM terus melonjak tinggi
Kebutuhan pokok tak terpenuhi
Berjuta penganggur meradang amarah
Lagi – lagi tercekik jiwa raga rakyat negeri ini
Sementara tikus – tikus berdasi terus berlomba
Merebut tahta dan menimbun harta
Ohh pejabat negeri jangan pertahankan keegoisanmu, basa-basi kian hambar
Rakyat terlalu pasrah dengan cap kemiskinan yang melekat erat
Kebijakan yang ada seperti pepesan kosong negeri ini
Maafkan, jika Ibu pertiwi belum bisa memaafkanmu
Karena ada banyak sengsara menjadi potret negeri ini

By : Saptorini Retnosari, 25 September 2008

" A BITTER PILL "

A bitter pill adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang harus diterima atau kita jalani meskipun itu menyakitkan , seperti sebuah peristiwa yang sering terjadi secara tiba -tiba manakala kita melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah menjadi agenda utama dari kehidupan kita. Ada banyak hal yang tidak terduga muncul secara tiba-tiba dan itu bisa membuat kita terkaget-kaget, shock, surprise, atau sebaliknya peristiwa yang tidak menyenangkan bisa membawa hikmah untuk hidup kita...tentu tergantung peristiwanya apakah itu berdampak positif, menyenangkan, mengesankan, atau sebaliknya membuat kita jadi jatuh tersungkur, malu, dan duka sembilu.
Biarkan pengalaman tidak menyenangkan itu menjadi catatan berharga dalam life space kita karena diluar jangkauan manusia, siapa tahu ini bukan hanya pengalaman yang tidak menyenangkan tapi memang harus kita alami dan menjadi pembelajaran bahwa hidup ini pasti akan mengalami apa yang disebut pengalaman tak terduga. Kita harus siap jika mengalami apa yang sejatinya tidak terbayangkan bahkan terpikirkan......., kalau boleh berbagi dengan friends, saya mempunyai banyak pengalaman diluar jangkauan akal yang pada akhirnya dari peristiwa-peristiwa itu menjadi bagian hidup, catatan, perenungan, atau bahkan tindakan selanjutnya untuk mengetahui lebih jauh apa dibalik peristiwa yang telah saya alami, walaupun seringkali dengan tidak happy ending, namun yang pasti saya belajar lebih siap ketika harus mengalami lagi peristiwa-peristiwa pahit yang tentunya tidak menyenangkan dan sudah ada didepan mata .
Setahun yang lalu, saya pernah mengalami peristiwa yang tidak mungkin tercoret dalam catatan hidup saya,...ya...ya hampir saja nyawa saya melayang tertabrak bus luar kota pada saat saya harus menyeberang jalan menuju ke gereja untuk ibadah minggu pagi. Betapa jantung saya berdetak cepat dan keringat dingin keluar karena rasa takut, terkejut, sepertinya mau pingsan saja manakala bus yang melaju demikian cepat akan menabrak saya andai saja saya berlari selangkah lagi....namun, entah pada saat itu juga seperti ada yang menghentikan saya berlari melangkah....saya tertegun, kaki terasa kaku, jantung berdetak lebih cepat, tangan terasa begitu dingin dan selamatlah nyawa saya dari insiden mengerikan itu, nafas saya masih tersengal-sengal, kaki masih terasa kaku mengingat kejadian yang hampir merenggut nyawa saya ( mungkin saja saya belum siap meninggalkan dunia ini ?..........), tentu doa saya seandainya Tuhan mengambil nyawa saya tidak dengan cara yang tragis, ada trauma masa lalu dan kesedihan yang masih membekas ketika Sang Pemberi Hidup memanggil kakak & teman terdekat ke alam keabadian dengan cara yang tragis ( dua kejadian tragis yang berbeda waktu dan tempat ) Kakak meninggal pada tahun 1989 karena terjatuh dari bukit di daerah Gorontalo setelah melakukan penelitian pertambangan di perusahaan asing,...Almarhum adalah seorang kakak yang pendiam, tidak merokok, baik hati dan sangat cerdas, Mas Ukie hampir saja menyelesaikan studinya di tehnik geologi UGM. Musibah ini adalah yang paling membuat kami sekeluarga sungguh merasa kehilangan dan sangat terpukul atas dipanggilnya Mas ukie dengan cara yang memilukan. Namun dengan perlahan kami dapat menerima kenyataan bahwa ini diluar jangkauan manusia, ada hikmah dan kekuatan dibalik duka kami. Sebelas tahun kemudian ( tahun 2000 ) duka itu datang kembali, ketika saya mulai meyakini bahwa Tuhan sudah siap memberikan saya seorang ”Teman hidup”, dengan cara-cara yang demikian indahnya, berawal dari pertemuan dengan seorang yang sudah tua, beliau bernama Bapak Edi yang pada saat itu bersamaan dengan Bapak saya mengambil pensiun di kantor pos di Jl. Sisingamangaraja Semarang , ternyata beliau adalah teman Bapak yang sudah lama tidak berjumpa, dari acara basa basi akhirnya saya, Bapak& Ibu mengantar Bapak Edi pulang kerumahnya, di dalam mobil Bapak Edi duduk didepan menemani saya mengemudikan mobil, kebiasaan saya menyetir sambil mendengarkan lagu rohani membuat saya berpikir dua kali untuk menghidupkannya, rasa sungkan dan takut jika saja Bapak Edi tidak suka mendengarkan lagu kesukaan keluarga kami, membuat saya terdiam sejenak, ”ahh seperti ada yang kurang”, ”maaf Pak Edi, apa suka mendengarkan musik?, kalau tidak keberatan saya akan menghidupkan tape dan mendengarkan lagu, kebiasaan kalau nyetir Bapak” begitu alasan saya kala itu, beliau sangat tidak keberatan apalagi setelah mendengar beberapa lagunya,” keluarga saya juga suka mendengarkan lagu-lagu seperti ini”, wow bertambah legalah saya ternyata bertemu dengan saudara seiman, walaupun sebelumnya sedikitpun tidak berpikir ke masalah keimanan. Sesampainya di daerah Karyadi saya melihat beberapa rumah kuno bangunan Belanda, tampak kuat dan asri, salah satu dari rumah-rumah kuno itu adalah rumah milik Bapak Edi, kami diperkenalkan dengan keluarganya, ternyata setelah berkenalan dengan Ibu Edi, Mbak Rully dan cucunya Nada saya bisa merasakan bahwa keluarga Bapak Edi adalah keluarga yang ramah, baik, dan sangat welcome menerima keluarga kami...sebelum kami pulang keluarga Bapak Edi mengundang acara Bidston dan syukuran wisuda salah satu putranya yang paling bungsu, yang baru saja lulus dari Undip dan sudah bekerja diperusahaan swasta, saat itu saya membayangkan seperti apa ya anaknya Bapak Edi?, pastinya tergolong anak yang pintar, betapa tidak? kalau mendengar cerita keluarganya, Oki (nama panggilannya hampir sama dengan almarhum Mas Ukie ya...) dari tehnik sipil Undip dan lulus tepat waktu.
Singkat cerita setelah saya dan Oki melewati perkenalan, proses dan perjalanan waktu, akhirnya saya mempunyai keyakinan jika Oki adalah anugrah yang diberikan Tuhan untuk melewati hari-hari kedepan, walaupun pada akhirnya kami jarang bertemu setelah Okie bekerja di Jakarta dan saya bolak balik Semarang, Jakarta, dan Bandung karena tuntutan pekerjaan, namun dalam setiap doa terselip rasa syukur dan percaya penuh bahwa Tuhan melayakkan kami pada waktunya akan dipertemukan dalam cinta kasih yang benar-benar dariNYA.
” Harapan terbaik dari doa-doa kita belum tentu menjadi kenyataan terbaik dari apa yang harus kita alami”, ternyata disaat saya benar - benar merasakan kejujuran dari sebuah hati kalau ada kasih yang demikian tulus hadir, peristiwa pahit dan duka begitu dalam harus saya alami kembali, di bulan oktober tahun 2000 Oki dipanggil Tuhan menjelang ulang tahunnya yang tinggal beberapa hari lagi karena sebuah kecelakaan dan saya harus menerima kenyataan pahit ini dengan tetap harus kuat,...betapa tidak mudahnya melewatkan peristiwa yang tidak terbayangkan dipikiran kita. Namun, duka demi duka membuat saya lebih kuat pada saat saya melewatkan hidup ini dengan ”permasalahan berat sekalipun” karena tanganNYA selalu menopang untuk anak-anakNYA yang lemah, kasihNYA memberi kelegaan.
”A bitter Pill” bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, namun yang terpenting bagaimana setiap pribadi menyikapinya dan belajar siap jika itu harus kita alami, karena ada DIA Sang pemberi Hidup. God Bless us !!......................

By : Naomi S. rini

Jumat, 31 Oktober 2008

" MENGENANGNYA "

Akhir Maret 2000

Semalam aku bermimpi
Sebuah acara pernikahan dengan beberapa pasang pengantin
Salah satunya adalah aku
Berhiaskan bunga melati dan bergaun putih panjang, didampingi Bapak menuju altar gereja
Tapi, ada satu hal yang membuatku gelisah...mengapa pendampingku tidak juga muncul
Aku menunggu dan menunggu
Ada rasa takut & cemas saat – saat penantianku
Semua pasang pengantin telah ditasbihkan Pendeta......tinggal aku dalam kesendirian
Saat itu juga aku menangis, ya aku menangis
”Mengapa engkau tidak hadir dalam pernikahan kita ?”
Aku menangis dan terus menangis
Pada saat itu....Ibu memeluk aku, ”rini belum saatnya... belum saatnya”
Aku terbangun, termangu, jantung berdegup lebih cepat, tak terasa pipiku basah oleh air mata .....
Ku coba menenangkan hatiku, ini hanya sebuah mimpi
mungkin aku begitu lelah setelah pulang dari Batu Malang kemarin malam
Ya...ya, ini hanya sebuah mimpi yang harus segera kubuang jauh-jauh
dari rasa cemas dan takut kehilangannya


10 Oktober 2000

Saat ada pekerjaan di Bandung
Malam-malam ada dering telpon dikamarku
Rupanya Bapak, menanyakan khabarku......suaranya pelan tidak seperti biasanya
Dengan hati-hati Bapak mengabarkan berita duka, ”rin yang kuat ya...” ”Oki kecelakaan,dan tidak tertolong, memang ini yang terbaik untuk Oki rin, yang kuat ya rin.... ”
Aku tersentak tak percaya, seakan ini hanya mimpi-mimpi panjangku
Betapa ngilunya hati ini.......
Oki, Seseorang yang hadir dalam hati
Seseorang yang menjadi pengharapan
Seseorang yang santun, pintar, baik, dan takut akan Tuhan
Seseorang yang dianggap Bapak sebagai pengganti almarhum kakakku Mas Ukie
Ternyata harus dipanggil Tuhan lewat jalan yang sangat tragis, sebuah kecelakaan mobil.......
Aku tak mampu berbuat apa, hanya ada tangis duka.......
Mimpi-mimpiku yang lalu terbukti sudah
Dan ada jawabannya
”aku menikah tanpa seorang pendamping”
” Ibu memelukku dengan mengucapkan, rini belum saatnya”
”Tuhan, seandainya Engkau berikan aku kekuatan untuk berjalan mengiringi Oki diperistirahatan akhir” ........ternyata aku lemas, lemas dan tak mampu
”Aku percaya Tuhan........dibalik duka cita ini ada rencanaMu yang begitu indah atas hidup anak –anakMU”.......”Selamat jalan Oki, aku percaya ada surga untukmu”.

31 Oktober 2000

Sebenarnya tanggal ini adalah ulang tahun Almarhum Oki
Aku sempatkan untuk pulang ke Semarang,
ada banyak rencana yang sudah aku susun…berkunjung ke rumah Bapak Ibu Edi dan ke makam Oki
ahh..betapapun aku telah kehilangan ”harapan cinta kasih”
aku akan tetap menanamkan kasih untuknya, dan keluarganya
Saat-saat menaburkan bunga dimakam Oki
Ada rasa duka yang masih terselip dihati
Namun, penghiburan dariNYA telah memberikan sebuah kekuatan untuk orang-orang terdekat Oki
” Oki sudah bahagia disurga ”
” Dia menjadi bagian dari keluarga Tuhan ”
Aku harus tetap melangkah, mempercayakan penuh pada rencanaNYA.


31 Oktober 2008

Delapan tahun sudah Almarhum Oki kembali ke rumah Bapa
Hari ini adalah ulang tahunnya, tiba-tiba aku ingin sekali mengenangnya
Oki, aku masih terus berjalan melewati banyak hal
Betapa tidak mudahnya, melangkahkan kaki dengan kekuatan sendiri......
Ada banyak pertanyaan tentang aku
”Apa yang kau cari rini ?”
Sungguh, kesendirianku bukan karena kehilanganmu
Ada seseorang yang pernah singgah
Namun, aku bersyukur saat Tuhan membukakan mata hatiku
Dia bukan yang terbaik untukku
Oki, Ada masa-masa dimana aku harus tetap fight manakala berada di dititik nol sekalipun...
Sejujurnya, ada keraguan & keoptimisan saat menjalani hari-hari ini
Disurga sana engkau tersenyum melihatku terus melangkah.


By : Naomi S. rini

PSAHABATAN KITA

Berawal dari tempat kursus bahasa
Kita bertemu, berkenalan, berteman,
Karena sebuah kecocokan.....akhirnya jalan persahabatan kita pilih
Wow......sudah hampir sepuluh tahun ya In
Banyak hal yang kucatat tentang kebaikan dan ketulusanmu
Walaupun kita jarang ketemu, ada rasa suka, simpati, dan empati saat kita berbagi cerita
Aku begitu terharu dan turut merasakan kebahagiaan Iin
Saat kau memutuskan menikah dengan Agung
Dia memang terbaik untukmu In
Sekalipun lebih muda
Aku melihat Agung, seorang pria yang santun, bertanggung jawab, dan ulet dalam mengejar karirnya
In, satu buah cintamu telah hadir.........Galuh,
Lengkap sudah kebahagiaan untukmu dan Agung
Kini, dihari ulang tahun Iin.......ada satu makna terucap :
” Happy Birthday ya In, succsess for all….God Bless You”
Persahabatan kita menjadi bagian perjalanan hidup yang akan terus tertanam dalam kasih dan ketulusan.

Rabu, 29 Oktober 2008

" PENGEMIS TUA "

Duduk dipojok pasar Jatingaleh, seorang nenek dengan pakaian kusut dan penudung kepala yang sudah tampak kusam. Matanya tertutup, bibirnya sesekali menelan ludah, lehernya terantuk – terantuk menyiratkan kelelahan fisiknya, mungkin semalaman nenek itu tak bisa tertidur pulas karena dinginnya malam sehabis hujan deras melanda kota Semarang atau termungkinkan oleh usianya yang sudah lanjut membuat syaraf tidurnya sudah tak mampu dikontrol lagi hingga mengalami syndrome tidur, matanya sulit terpejamkan hingga ada saja aktivitasnya dimalam hari sebaliknya dipagi hari bahkan tengah senja orang yang usia lanjut bisa saja tertidur ditengah aktivitas orang lain, rasa iba seringkali muncul saat melihat fisik mereka yang renta, matanya yang rabun, kepikunan yang tak terelakkan, dan yang lebih memprihatinkan lagi bila dalam satu keluarga tidak memberikan perhatian dan kasih sayang tulus buat mereka.

Didepan duduknya nenek, tersedia batok kelapa yang isinya beberapa uang recehan seratus limaratus rupiah, rupanya batok kelapa itu dipakai untuk meminta-minta pada orang-orang yang lalu lalang di pasar Jatingaleh.

Saat nenek terbangun dari tidurnya, bibir nenek masih menelan-nelan ludah mungkin tenggorokkannya kering dan terasa haus namun didekatnya tidak terdapat gelas atau botol minuman untuk persediaan minum si nenek , kedua tangan nenek mulai terangkat agak keatas dada “ nyuwun seikhlasnya Nak, Bu, Pak “, pintanya pada orang-orang yang lalu lalang didepan si nenek “klinting klinting, klinting”, “matur nuwun, Gusti Allah ingkang mbales nggih”, ucap nenek dengan suara yang tidak begitu jelas, beberapa uang receh masuk dibatok kelapa, tiba-tiba si nenek menggeserkan tubuhnya ke sebelah kiri, capekkah ? ahh, ternyata nenek itu sudah tidak bisa berjalan, ada rasa trenyuh saat mengamati perilaku nenek ini. Bagaimana mungkin seorang nenek renta yang sudah tidak mampu berjalan masih harus mencari sesuap nasi, keinginannya sendirikah ? atau desakan orang lain yang memperalat nenek untuk mendapatkan belas kasihan dari banyak orang ?, jika perkiraan yang kedua benar betapa tidak manusiawinya si pemeralat ini, tidak punya hatikah, atau karena desakan ekonomi ?.

Ternyata perkiraanku yang terakhir hampir terbenarkan, manakala menyaksikan seorang pria paruh baya, dengan rambut keriting, kulit sawo matang, tubuh yang agak gempal berjalan menghampiri nenek dengan diikuti seorang wanita muda memakai baju daster yang masih tampak baru, “ siapakah mereka?, anak dan menantunyakah?”, kedua orang ini berjongkok di samping nenek, si wanita mengambil batok kelapa dan menghitung uang yang ada didalamnya kemudian memindahkannya kebungkusan plastik hitam, si pria beranjak untuk membopong nenek dan dibawanya sinenek ke mulut gang dekat pasar, “siapakah mereka ?”, rasa penasaran membuatku memasuki warung makan dekat pasar, sembari makan siapa tahu ada informasi yang aku dapat tentang nenek itu dari pemilik warung. “Ibu, minta dibuatkan nasi rames dan teh hangat ya”, ”njih Mbak” jawab si Ibu ramah, “Oya Bu sudah berapa lama Mbah yang dipojok pasar itu meminta-minta dipasar Jatingaleh ? dan kedua orang pria wanita yang baru saja membawa Mbah itu, siapanya Mbah itu ?”, “Ooo, orang itu saudaranya Mbah Nem, dia nggak punya siapa-siapa lagi suami dan anak satu-satunya sudah lama meninggal, kalau mangkalnya sich sudah lama kok Mbak, tapi sering pindah-pindah tempat nggak hanya dipasar Jatingaleh saja, ada apa toch Mbak ? kok menanyakan Mbah Nem“, “nggak ada apa- apa Bu, trenyuh aja lihat wajahnya Mbah itu, kasihan ya Bu sudah sepuh (tua) masih harus bekerja meminta-minta”, ya gimana lagi Mbak wong saudaranya itu juga orang susah jadi ya nggak ada yang diandalkan”, ahhh.. sungguh tak tega mendengar informasi Ibu pemilik warung tentang kondisi Mbah Nem yang sebenarnya.

Keadaan negeri ini memang belum berpihak pada wong-wong cilik, manakala sesuap nasi masih harus diperjuangkan oleh kaum papa, yang di atas sana seakan menutup mata pada kemiskinan yang melanda negeri ini. Pengemis, pemulung, anak jalanan, pengamen, penganggur-penganggur terselubung, menjadi potret betapa kemiskinan itu belum tersentuh oleh pemimpin-pemimpin negeri ini. Namun, yang membuatku tersadarkan dan belajar bercermin pada seorang Mbah Nem adalah bahwa hidup ini tidak mudah dan harus tetap survive. Disekitarku banyak Mbah Nem – Mbah Nem yang lain, mereka tetap bertahan hidup hanya untuk mendapatkan “sesuap nasi”.

By : Saptorini Retnosari
Januari 2007

Kamis, 23 Oktober 2008

BUKIT DIBELAKANG RUMAH

Manakala mata mulai terlelahkan oleh tulisan-tulisan dilaptop
Manakala pikiran terpenuhkan oleh berbagai tumpukan file
Ku hanya mampu memalingkan ke arah bukit dibelakang rumah
Sejauh mata memandang hamparan luas bukit,flamboyan dengan bunga orangenya, rumah-rumah penduduk mulai bertengger memenuhi separo bukit , pohon beringin yang berdiri tegak dipuncak bukit,...umurnya sudah ratusan tahun
Manakala mata dan pikiranku melayangkan ke bukit
Aku selalu ingin mengenang masa kecil, saat-saat bukit itu telah menjadi ”teman akrab” didunia kanak dan kepolosanku .....berlari,bersembunyi, berkemah dibalik rimbunnya pohon-pohon flamboyan, wow....... !! begitu indahnya kala itu.
Jalan setapak dengan rerumputan hijau menuju bukit, kini sudah banyak berubah.
Betapa kenaturalan alam mulai terkikis oleh sebuah ”kemudahan” untuk manusia.
Ini bukan suatu kesalahan manusia namun lebih pada pemaknaan akan cinta alam.
Aku masih ingin melayangkan mata dan pikiranku ke bukit manakala ”kepenatan hidup” hadir menyapa.
Ya...ya .....bukit dibalik rumah telah memberikan makna cinta di alam kesadaranku sebagai manusia yang tak sempurna.

By : Saptorini Retnosari

FENOMENA MAMA DAHLIA, "SOSOK PEREMPUAN SUPER

FENOMENA ” MAMA DAHLIA” SOSOK PEREMPUAN SUPER


Menyaksikan acara supermama seleb konser disalah satu stasiun televisi swasta menjadi hiburan tersendiri bagi penulis. Ada banyak hal positif yang dapat penulis petik dari acara tersebut, walaupun sekilas tampak sekedar hiburan semata namun setiap sosok yang tampil berperan mewakili banyak karakter diseputar kita.

Foto : Mama Dahlia & Kiki Farel

Salah satu sosok yang dikenal dengan mama Dahlia diacara supermama seleb ini telah membuat penulis berdecak kagum dengan kepolosan dan kejujurannya ketika berinteraktif dengan pembawa acaranya, betapa tidak ?!, mama Dahlia dengan kejujuran dan kepolosannya, mampu menghangatkan acara supermama menjadi lebih segar dan selalu dinantikan kehadirannya, ketika zaman mulai banyak dipoles dengan kamuflase dan kemunafikan diri, ternyata masih ada sesosok ”perempuan super” yang mewakili perempuan yang tegar, jujur, polos, dan apa adanya dalam menyikapi perjalanan hidup.
Mama Dahlia dengan jujur menceritakan keberadaan dirinya, sudah sekian lama itinggal suaminya yang menikah lagi dan terus berjuang sendiri untuk membesarkan anak-anaknya sampai ada salah satu anaknya yang terjun ke dunia artis, mama tetap dan tetap masih harus berjuang untuk kehidupan keluarganya, kepolosan mama Dahlia tentu telah membuat penonton yang mendengar ceritanya menjadi iba pada perjuangan mama Dahlia dalam menafkahi keluarganya.
Fenomena ”mama Dahlia” adalah cermin perempuan super yang mampu menyikapi hidup dengan kekuatan supra, ada banyak kisah dari mama Dahlia yang dapat mewakili perempuan yang masih terpinggirkan dan diperlakukan tidak adil namun sosok ini masih mampu berjuang hidup untuk memperbaiki nasibnya.
Sebuah fakta dan realita, masih ada berjuta-juta perempuan dibelahan bumi ini yang begitu tegar dan kuat, berjuang hidup dengan bekerja mencari sesuap nasi tanpa memikirkan dirinya sendiri namun untuk orang-orang yang dikasihinya, walaupun dia harus menanggung beban hidup yang berkepanjangan, dimana ada seorang istri yang harus berperan ganda sebagai pencari nafkah sekaligus menjadi Ibu rumah tangga sementara suaminya menganggur namun tidak mau membantu pekerjaan rumah, ada suami yang meninggalkannya begitu saja tanpa memberikan nafkah lahir bathin bahkan dengan teganya menikah dengan perempuan lain, bahkan ada suami yang begitu sadisnya memperlakukan seorang isteri seperti pelayan. Ini merupakan potret nyata yang masih ada di sekitar kita, perlakuan-perlakuan tidak adil,kasar, tidak manusiawi dan dipandang sebelah mata masih dan masih menghiasi sosok perempuan “terpinggirkan”. Terlalu ekstrimkah realita ini? Apapun jawabannya, penulis hanya ingin mengekspresikan kenyataan yang ada di depan mata dan kegelisahan penulis terhadap potret-potret perempuan yang tentunya dapat terasakan begitu dalam. Maafkan dan maafkan penulis jika ini telah mem-pressure kaum “papa”. Walaupun penulis tidak menutup mata kalau beberapa dari kaum “papa” juga ada yang “teraniaya” oleh sosok yang dinamakan perempuan ini.
Namun betapa Sang Pencipta begitu adil dan baik pada sosok yang dinamakan perempuan , ditengah perlakuan yang masih sebelah mata dan sangat “timpang”, perempuan ini diberi energi ganda untuk terus berjuang hidup dan kuat menjalankan hari-harinya. Tanpa harus bertopang tangan pada ”kaum papa”, perempuan-perempuan ini tetap dapat hidup dan menghidupi dirinya. Usia dan Gurat kelelahan tidak menjadikannya berhenti melangkah, dengan niat dan usahanya yang begitu kuat untuk terus bekerja dan berusaha telah membuatnya semakin menampakkan ketegarannya dalam memaknai arti hidup buat dirinya dan orang-orang yang dikasihinya.
Sungguh, inilah sebuah cermin dan pembelajaran hidup yang perlu menjadi perenungan bagi siapa saja yang masih mau peduli pada sosok yang dinamakan perempuan ini,ternyata keibaan bukan satu-satunya makna kepedulian tetapi lebih kepada keempatian dan kemauan mengangkat sosok yang dinamakan perempuan dalam memberikan nilai yang bermakna bagi hidup untuk terus ikut berjuang melawan “ketimpangan dan ketidakadilan” dengan keikhlasan hati.
Penulis sebagai sesama perempuan, membuka tangan lebar-lebar pada sosok yang dinamakan kaum “papa” untuk mau dengan ikhlas mengacungkan jempol dengan menggoreskan tinta emas dan mengukuhkan bahwa perempuan sesederhanapun mampu menjadi perempuan super yang pada dasarnya tidak kalah kuat dari kaum ”papa”, energi ganda yang diberikan Sang Pencipta merupakan kekuatan supra bagi perempuan manapun untuk menjalankan roda kehidupan.


****************

Penulis : Saptorini Retnosari, Peduli Perempuan & Orlansia
Mahasiswa Pasca Psikologi UNIKA Sogijapranata Semarang.

TEMPE MELAMBUNG, TANGGUNG JAWAB SIAPA?

Tempe, merupakan menu utama untuk sebagian masyarakat Indonesia setidaknya untuk orang jawa yang tinggal dikota maupun dipelosok tanah air. Rasanya memang pas dengan lidah kita, dibuat dalam sajian yang berbeda tidak akan merubah cita rasanya yang khas. Sebulan yang lalu, tempe masih sangat terjangkau dikalangan konsumen menengah kebawah, hampir tak terbayangkan jika tempe yang pada waktu itu demikian mudah kita dapatkan, kini menjadi produk yang demikian langka dan yang lebih dramatis rakyat kecil berpikir dua kali untuk membelinya karena harga tempe saat ini sudah melambung tinggi tidak seperti sebelumnya , betapa ironisnya kondisi saat ini. sampai tempepun ikut terkena imbasnya dari perekonomian yang jelas sangat tidak stabil dan tampak tidak berpihak pada rakyat kecil, apalagi yang harus kita konsumsi selain tempe? Dagingkah, ayamkah ,ikan lautkah ?sepertinya perlu berpikir dua kali untuk mengganti tempe dengan ayam, daging, ataupun ikan laut, mengingat harga-harga daging, ayam ataupun ikan laut hanya terjangkau oleh kalangan berduit, yang notabene tidak begitu peduli dengan kenaikan segala macam kebutuhan pangan. Jika tempepun yang identik dengan makanan rakyat telah berubah menjadi barang langka dan mahal.
Pada tanggal 24 januari 2008, saya sempat melihat berita diTV yang memberitakan salah satu daerah di Jawa Timur, dimana sebagian besar masyarakatnya mencari Belalang untuk dijadikan lauk makan, mereka sudah tidak sanggup lagi membeli tempe dan kebutuhan lain yang demikian mahal, ini juga terjadi pada petani kedelai di demak jawa tengah, sebagai bentuk keprihatinan mereka terhadap harga kedelai yang mahal sementara mereka sebagai petani daerah merasa dirugikan dengan hasil panen yang dibeli dengan harga yang tidak sesuai dengan kedelai impor, petani ini bersama-sama membakar hasil panen mereka tanpa peduli apakah perbuatan ini justru semakin memperburuk dan merugikan nasib dan masa depan mereka?, inilah bentuk kefrustasian dari sebagian besar rakyat kecil yang seringkali menjadi sasaran empuk dari sebuah kegagalan para pemimpin untuk memperbaiki perekonomian yang sudah sedimikan carut marutnya, sementara apabila kita semakin frustasi melihat hari demi hari yang selalu mendapat suguhan berita harga A, B, C, D,………………naik dan naik. Penyakit kefrustasian akan semakin membentuk perilaku masyarakat menjadi semakin tidak sehat dan cenderung hilang akal, lalu siapakah yang harus bertanggung jawab dengan dampak yang demikian parah ini?.



By : Saptorini Retnosari

Kamis, 09 Oktober 2008

RUMAH DAMAI BAGI SEORANG ANDRA

Sebenarnya satu tahun adalah waktu yang cukup bagi seorang Andra dirumah damai yang terletak dikota kecil dekat Semarang, namun Andra masih ingin tinggal lebih lama dirumah ini untuk memberi dukungan teman-temannya yang baru saja masuk dirumah pemulihan ini, baginya rumah ini telah memberi banyak kehidupan baru, penuh warna, ketemu teman-teman senasib yang berjuang melawan jeratan barang haram, yang lebih membuat Andra kerasan tinggal dirumah damai ini karena para pendampingnya memberi empati dan kasih tulus untuk setiap anak yang ingin sembuh total dari jeratan narkoba, mereka tidak menggurui namun lebih memberikan bimbingan rohani dan psikologi yang menekankan pada perubahan perilaku.
Sebagai pria yang masih tergolong muda, Andra pernah merasa gagal dalam menjalani masa remajanya . Selama bertahun-tahun Andra merasa berada dalam lubang yang begitu dalam dan gelap, siapapun sulit menariknya kembali . Nilai-nilai agama yang sejak kecil begitu dekat dengannya seperti terhapus oleh lika-liku hidupnya, wanita-wanita yang pernah dipacarinya hanya mampu memberikan kesenangan sesaat, pada saat itu Andra hanya merasa nyaman ketika kebutuhan dagingnya (shabu-shabu ) dapat terpenuhi.
Bertolak belakang dari masa remajanya, Andra kecil tergolong menjadi anak paling ceria dirumahnya, mudah bergaul, banyak teman, dan membuat banyak orang selalu gemas ingin sekedar mencubit pipinya yang gembul bahkan ingin menggendongnya karena tubuh Andra yang gemuk, dengan menampakkan mimik muka yang lucu Andra berusaha menolak orang-orang yang ingin menggodanya. Ya, ya Andra kecil sering menjadi pusat perhatian bagi sebagian besar orang yang ada disekelilingnya. Betapa senangnya Andra ketika Tante Jeanne adiknya Mama sering mengajaknya bermain,bahkan mengajaknya rekreasi ketika hari libur ”tante Jeanne orangnya begitu baik, perhatian, dan sabar. Aku paling senang jika tante menginap dirumahku, tante juga tidak keberatan menemaniku tidur ketika mama tidak ada disampingku karena harus keluar kota,bahkan aku sering dibelikan sama tante mainan atau makanan kesukaanku” kenang Andra pada sosok tantenya.
Andra juga teringat pekerjaaan papanya yang hamba Tuhan tampak begitu sibuknya dan betapa seringnya Andra harus ditinggal berdua bersama kakaknya, oleh karena papa dan mamanya pelayanan diluar kota. Pada saat itu, Andra tetap menikmati masa-masa kecilnya yang tak ada beban walaupun sering ditinggal kedua orang tuanya untuk pelayanan.
Ketika beranjak remaja , Andra mulai merasakan adanya perubahan yang luar biasa pada fisiknya, tubuhnya yang dulu tambun kini tampak lebih kurus, namun berisi. Wajahnya yang dulu tampak bulat kini lebih cenderung persegi dan agak menonjol tulang rahangnya, cukup tampanlah untuk remaja Jakarta blasteran jawa menado ini, tidaklah heran jika banyak teman wanita sebayanya yang simpati dengan ketampanan Andra. Ada banyak cara mereka mengekpresikan kesukaannya pada Andra, ada yang mengirim surat atau sekedar telpon kerumah hanya untuk bisa ngobrol dengan Andra. Dan Andrapun tidak merasa keberatan dengan keagresifan teman-teman perempuannya selama mereka tidak menginginkan hubungan yang special dengan Andra.
Andra remaja mulai mengenal rokok dari teman-teman SMP-nya, ketika sepulang sekolah beberapa temannya mengajak Andra kongkow diwarung tak jauh dari sekolahnya, dari acara ngobrol pelajaran yang baru diterimanya, nona-nona cantik disekolahnya, sampai merk rokok yang paling pas untuk anak sekolahan. Saat itu Andra mulai penasaran dengan promosi rokok dari teman sebangkunya yang bernama Rio , “ coba dech ndra, rokok yang ini nggak membuat kita nyandu apalagi ketagihan, kadar nikotinya rendah kok”, rasa sungkan dan nggak mau dianggap sok baik , diambilnya satu batang rokok milik Rio..”Wow, rasanya nggak ada yang istimewa ya, cuma baunya aja enak untuk dihisap-hisap ama hidung kita” celetuk Andra kala itu, “ ya, lo kan baru coba sekali, kalau sudah beberapa kali beda dech rasanya”, timpal Adi teman Andra yang sudah lama hobby merokok.
Memang benar kata pepatah yang berbunyi sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, dari Cuma mencoba, beli sebatang dua batang rokok lama-lama Andra tidak mampu lagi mengontrol diri untuk menghentikan kenikmatannya merokok , uang saku yang seharusnya dipakai untuk transport dan makan siangnya sering habis untuk membeli satu pak rokok. Saat jam pelajaran disekolah Andra selalu mencari alasan ketoilet hanya untuk menghabiskan satu batang rokok , “benar kata Adi, kalau ngrokok Cuma sekali biasa saja rasanya tapi setelah beberapa kali coba dan diresapi rasanya jadi luar biasa enaknya, nggak makan minum no problem asalkan bisa terpenuhi kebutuhanku yang satu ini.”. Andra juga tidak malu lagi untuk merokok dihadapan papa mamanya, walaupun sudah terlalu sering ditegur kedua orang tuanya Andra tidak peduli, baginya merokok tidak merugikan orang lain. Toh uang yang dipakai untuk membeli rokok jatah dari uang sakunya.
Andra juga masih ingat betapa papa dan mamanya mengiginkan sekali dia berhenti merokok sampai kegiatan saat teduh keluarga selalu difokuskan dengan doa pertobatan untuk Andra, “ mengapa ya aku kok tetap tidak ingin berhenti merokok walapun papa mama selalu mendoakan aku ?”, pernah selama liburan semester Andra diajak papa dan mamanya untuk pelayanan KKR ( kebaktian kebangunan rohani ) ke luar pulau jawa. Saat KKR di satu kota kecil Kalimantan ada banyak remaja seusianya maju ke altar untuk mengakui dosa-dosanya, mereka menangis karena diusianya yang masih remaja sudah jatuh kedalam dosa. Andra yang tergabung dalam KKR itu Cuma terpaku dikursi, dihati kecilnya ada perasaan bersalah dan ingin sekali mengakui kebandelannya selama ini. Namun betapa Andra tidak mampu berdiri dan maju ke altar. ” aku kan malu, masak papaku yang pimpin KKR tapi anaknya sendiri nggak bener” , ke-egoan Andra meluluh lantakkan hati kecilnya yang terus mengingatkan Andra untuk bertobat. Acara KKR yang di adakan dibeberapa kota Kalimantan tidak membuat Andra tersentuh, bahkan secara diam-diam Andra mencuri kesempatan ketika dia tidak berada di dekat orang tuanya, Andra akan mencari tempat sepi seperti kamar mandi, tempat parkiran hanya untuk bisa merokok . rasa lega, puas, bisa terobati manakala tidak seorangpun tahu apa yang sudah dilakukan Andra.
Bagi Andra, Aktivitas pelayanan yang dia ikuti bersama orangtuanya selama liburan hanyalah kegiatan sampingan yang sebenarnya hanya untuk menyenangkan hati papa mamanya. Walaupun Andra sangat tahu apa yang sudah dia lakukan selama ini mendukakan hati Tuhan dan kedua orang tuanya, tapi Andra belum mampu menghilangkan kebiasaan buruknya yang tentu bertentangan dengan norma agama yang dianutnya.
Selesai Liburan semester, Andra merasa begitu terbebas dari papa mamanya yang sering mengajaknya pelayanan. Andra belum siap dan masih ingin menikmati masa remajanya seperti remaja-remaja lain di Ibukota yang begitu mudah bergaul, tidak terlalu sering dipantau orang tuanya, mampu mengekpresikan isi hatinya dan banyak tempat yang menyediakan sarana anak-anak untuk berekspresi. Andra menemukan kembali teman-teman sekolahnya yang selama ini mampu membuat andra menjadi anak gaul dan disukai teman-temannya karena kekonyolannya membanyol, Andrapun termasuk anak dermawan karena sering membagikan rokoknya sama teman-teman sepermainannya.
Ketidakpelitan Andra membuatnya mudah mendapatkan teman baru, ditempat kongkownya Andra berkenalan dengan anak sekolah lain yang bernama Febri dan Danu sekolahnya satu tingkat diatas Andra, perkenalan mereka bermula dari sebatang rokok yang ditawarkan Andra ke Febri, dari sekedar ngobrol, mereka bersepakat membuat suatu komunitas yang lebih kerennya disebut “geng anak gaul”. Satu kegiatan Andra bertambah lagi bukan hanya sekolah tapi ada kegiatan lain yang harus ngumpul seminggu 3 kali sepulang sekolah. Komunitas ini dibentuk hanya karena mereka merasa cocok bergaul, sama-sama merokok dengan merk rokok yang mereka hisap sama, suka ngebanyol, dan berencana membuat kegiatan petualang untuk mengekspresikan kejantanan mereka. Andra begitu menyukai pertemanannya dengan Febri dan Danu sampai pernah demi sebuah kesepakatan untuk bertemu membicarakan komunitas yang mereka bentuk, Andra harus berbohong pada papa mamanya untuk mengerjakan tugas kelompok dan dia harus menginap dirumah temannya.
Bermula dari acara menginap dirumah Danu, Andra mulai mengenal dan mencoba pil ekstasi dari temannya yang bernama Bagus, awalnya biasa saja namun bukan hanya satu kali yang membuat Andra berhenti namun rasa penasaran dan sedikit ketergantungan untuk terus mengkonsumsi pil setan itu.
Dunia baru dan pergaulan yang menjerumuskan membuat Andra semakin tidak tersadarkan bahwa hari-harinya telah dikuasai “kegelapan”, selama tiga tahun Andra berkubang dalam dunia narkoba, matanya cekung, badannya semakin kurus seperti tidak terurus. Dipuncak ketidak mampuan papa mamanya untuk menghentikan perbuatan Andra, ada peristiwa yang membuat Andra benar-benar berada diujung kematian, pada saat acara kumpul keluarga besar Andra tiba-tiba terjatuh dikamar mandi dan tak sadarkan diri. Ketika dalam perjalanan kerumah sakit Mama Andra berkali-kali menangis dan berseru “ Tuhan, beri kesempatan Andra untuk hidup, ampuni dia Tuhan….ampuni kami mama papanya yang belum bisa menyadarkan Andra dari keterkantungannya pada pil-pil setan itu, sekali lagi beri kesempatan Andra Tuhan…….”
Sudah satu minggu Andra tak sadarkan diri, berbagai upaya dari dokter maupun keluarga yang terus berusaha keras demi pemulihan Andra, namun belum ada tanda-tanda positif pada kondisi Andra. Ada seorang sahabat papanya Andra yang datang menjenguk Andra, dengan keempatiannya beliau menyarankan jika Andra sudah sadarkan diri ada baiknya Andra dibawa ke tempat terapi pemulihan yang sangat memungkinkan dapat membantu Andra dari ketergantungan pada Narkoba, “ Tempatnya didekat kota semarang yang tentunya jauh dari hiruk pikuk kota, para pendampingnya sangat professional dalam membantu kliennya untuk bisa sembuh total ”, Andra memang harus sembuh, dia masih sangat muda dan punya masa depan, saya yakin dia bisa sembuh “ kata mamanya penuh harap.
Selang sebelas hari dari ketidaksadaran Andra, tiba-tiba ada gerakan pada kaki kanan Andra, dan yang lebih mengejutkan lagi mata Andra yang tadinya tertutup perlahan mengeluarkan airmata, bibirnya terbuka memanggil mamanya…”ma, ma, maafkan Andra,……Andra belum mau mati ma, maafkan Andra ma “ berhubung yang ada didekatnya Andra hanya ada tante dan kakaknya, mereka berhamburan memeluk Andra dan meyakinkan kalau Andra pasti sembuh.
Kini, sebuah kenangan dan catatan penting bagi hidup Andra, rumah damai benar-benar memberikan kedamaian buat Andra……ya sebuah pemulihan total dan pembelajaran bahwa hidup ini demikian berarti bagi setiap jiwa yang mau jauh dari barang haram. “terimakasih ma, terimakasih pa……. terimakasih Tuhan, karena Engkau telah memberiku kesempatan untuk hidup dalam jalanMU ”

By : Saptorini Retnosari.

"RUMAH TANAH PUTIH"

Ada banyak kisah untuk rumah Tanah Putih
Saat-saat Bapak Ibu berjuang keras demi membesarkan ketujuh anaknya
Saat-saat Bapak bercita-cita dapat memperbaiki rumah Tanah Putih
Saat- saat dimana satu persatu penghuninya merantau keluar kota untuk studi dan bekerja
Saat- saat peristiwa ”dukacita” kehilangan orang-orang terkasih di Tanah Putih

” Almarhum Mas Ukie yang begitu cerdas, hampir saja lulus difakultas tehnik Geologi UGM, di tahun 1989 harus berpulang karena ”kecelakaan” di Gorontalo”

” Almarhum Mbah Putri yang selalu tampak rapi dalam berpenampilan, pandai memasak dan sering memberi resep-resep spesial, ditahun 1993 dipanggil Tuhan, pada saat meninggalnya Mas Ukie, Mbah Putri tampak begitu shock dan depresi, tidak banyak bicara dan selalu merasa kehilangan cucu tercintanya”

” Almarhum Bapak Hadisasmito, seorang Bapak yang sabar, setia, tidak neko-neko dan takut akan Tuhan, ditahun 2005 dipanggil Tuhan karena gagal ginjal setelah beberapa hari diopname di Telogorejo ”

Saat – saat seperti ini, rumah Tanah Putih tampak demikian sepi manakala peristiwa dan kenangan akan setiap penghuninya terhapus oleh rutinitas diri.....dan, sangat termungkinkan belum ada niat dan keinginan untuk ”membangun kesan Indah ” dirumah Tanah Putih.

By; Saptorini Retnosari
09 Oktober 2008

"RUMAH KEDUA"

Kulihat jam dinding kamar, 20.35 WIB................
Aku masih ingin menyelesaikan kisah Oprah Winfrey, walaupun bukunya cukup tebal....isinya demikian menarik untuk dibaca, perjalanan Winfrey dari kecil hingga kisah kesuksesannya di Media televisi Amerika...wow, sangat fenomenal.
Tiba – tiba dering telpon rumah berbunyi beberapa kali...
” Hallo bisa bicara dengan rini ?, ini siapa tanyaku ragu”........”rully”
Mbak Rully…………..?!
Jujur aku punya rasa kangen dan keinginan untuk berjumpa lagi dengan Mbak Rully dan Ibu Edi di Kintelan
Namun, maafkan aku yang belum mampu sowan ke rumah Ibu
Ada kerinduan untuk bercengkerama seperti beberapa tahun yang lalu…….
Rumah Kintelan bagaikan rumah kedua setelah rumah tanah Putih
Begitu “at home” dan ingin berlama-lama disana
Manakala ada peristiwa “duka cita” menoreh disetiap hati
Asa terhilang entah kemana………………………..
Mbak Rully, Ibu……..sekali lagi maafkan aku
Suatu saat, ada waktu yang indah untuk ku mampu sowan ke rumah kintelan.

05 Oktober 2008

"KENANGAN MASA LALU"

Ketika kugambar dua pohon palem yang tumbuh subur disamping rumahku
Mengurai sebuah kenangan masa lalu
Seorang “Bapak” di kintelan memberikan dua pohon palem untuk “anak putrinya”
Andai kau jadi bagian dari “anakku”
Tapi satu sosok buah cintaku telah dipanggilNYA
Hingga satu harapan terhilang ntuk menjadikan dia dalam bagian cinta tulusmu “anakku”
“Bapak”…..”anakmupun” pernah punya mimpi
ada kasih diantara kami
ada sejuta harap akan masa depan
namun, mimpi itu tak akan pernah terwujud karena buah cintamu telah pergi dalam keabadian
”Bapak” biarkan pohon palem ini terus tumbuh dalam pusaran kasih tulus ”anakmu”.

By : Saptorini Retnosari
Th. 2002

Jumat, 19 September 2008

"NILAI HIDUP DARI IBU"

Masih jelas tergambar dalam ingatanku gurat-gurat kelelahan Ibu, masa dimana Ibu harus memperjuangkan nafas hidup untuk keluarga. Saat aku masih duduk dibangku Sekolah Dasar, saat itu telah merasakan bagaimana Ibu tidak mengenal lelah berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan berkeliling kampung menjajakan pastel basah plus pastel kering, hari-hari dilalui tanpa beban dan keluhan, bahkan setiap habis berjualan Ibu selalu tidak lupa membawa buah tangan untuk aku yang kebetulan terlahir sebagai anak bungsu, betapa senangnya hatiku ketika menanti kepulangan Ibu dengan buah tangannya yang selalu membawa kue-kue seperti bolang baling, pisang goreng, onde-onde ceplis, dll. Saat itu tidak pernah terpikirkan mengapa Ibu begitu mau bersusah payah melakukan pekerjaaan yang melelahkan mengingat apa yang dikerjakan Ibu sangat tidak sesuai dengan pendidikan Ibu yang pada masa Ibu dulu cukup tinggi untuk ukuran seorang perempuan, ya Ibu lulusan dari SGTK sempat mengajar bahkan memberi kursus modiste, namun itu hanya dijalani sebentar karena waktu Ibu habis untuk merawat anak-anaknya yang masih kecil-kecil.

Hampir setiap hari Ibu bagun pagi pukul 03.00 WIB dengan dibantu Bapak yang pegawai negeri sipil di PALDAM VII Diponegoro, kalau dihitung dari gaji bulanan sangatlah tidak mencukupi untuk menghidupi ke tujuh anaknya. Ibu & Bapak saling bahu membahu menggoreng pastel-pastel yang dibuat malam hari, diinapkan dan goreng keesokan harinya, kalau mengingat masa itu sungguh suatu pekerjaan yang cukup berat untuk dikerjakan Ibu & Bapak.

Aku juga masih ingat bagaimana Ibu mempunyai pribadi yang tidak tegaan, ketika ada anak yang tidak punya uang tapi ingin makan pastel jualan Ibu, maka tanpa ragupun Ibu memberikan pada anak itu, bahkan ada beberapa pelanggan Ibu yang menghutang pastel-pastel yang mereka ambil Ibupun sangat tidak berkeberatan. Aku tidak tahu bagaimana dengan manajemennya, namun yang masih aku lihat & rasakan sampai kini adalah keinginan Ibu untuk selalu memberi uang ataupun makanan pada orang-orang yang tidak mampu. Ah Ibu, betapa baik dan tulus hati Ibu………..

Waktu berputar dengan begitu cepat, saat inipun aku dapat melihat dan merasakan hasil jerih payah Ibu dan Almarhum Bapak. Gurat kelelahan dan perjuangan mereka tidaklah sia-sia, saat ini merupakan masa dimana Ibu tinggal mengenang masa lalu dan betapa hari-hari Ibu kini menjadi hari yang indah untuk dilewati, buah-buah manis ada disekiling Ibu, dan itu adalah hasil dari kebaikan dan ketulusan Ibu untuk melewati masa-masa pahit dulu.

Terimakasih Ibu untuk semangat, kebaikan dan cermin berharga yang aku dapatkan dari Ibu. Hanya ada satu harapan.......biarlah cermin Ibu menjadi self control untuk anak-anak Ibu dalam melewati hari-hari, penuh dengan pembelajaran tentang apa itu semangat hidup, kasih,kebaikan, ketulusan dan tidak malu ketika harus berada dalam titik nol sekalipun...terus survive untuk meraih apa yang disebut dengan nilai hidup.

By : Saptorini Retnosari

Sabtu, 13 September 2008

PERNYATAAN SI KORUPTOR

Duduk dikursi empuk dengan meja beralas marmer
Kedua tangannya terlipat erat
Sambil memutar otak ,”mencari –cari lahan subur” yang bisa tergarap

Aku sangat beruntung
Rp. 1 milyar, bisa kuraih jika aku kerja dengan menggunakan otak kiriku
Rp. 10 milyar, bisa kuraih jika aku kerja dengan menggunakan otak kananku
Rp. 100 milyar plus-plus......jika aku memakai kedua otakku

Seandainya aku buntung, aku masih tetap beruntung
Anak istriku tetap mensupportku.......”aku pahlawan bagi mereka”
Relasiku tetap menggandengku..........” aku juga punya trade record mereka”
Penegak Hukumpun masih bisa berpihak padaku..............”aku punya trik suap jitu”

Namun, yang paling membuatku tidak beruntung
Penjaga langit ketujuh selalu mencatat namaku.....
Ada banyak tinta merah ........
Ternyata trik suapku tidak mampu menyuap si Penjaga langit ketujuh.


By : Naomi S.rini

PERNYATAAN SI PEMINTA-MINTA

Berdiri di traffic Light
Tangannya menjulur kedepan
Mengais rejeki, meminta belas kasihan

Aku masih beruntung
Tiap hari kuhitung pendapatanku
Rp. 50.000,- jika aku ”kerja” sampai siang hari
Rp. 100.000,- jika aku ”kerja lembur” sampai malam hari
Aku kenyang bisa bersenang- senang
Aku bisa lebih kaya dari orang-orang berdasi yang kerja diruang ber AC
Aku juga bisa lebih kaya dari orang-orang yang kerjanya menenteng nenteng buku

Namun,........aku buntung
Ternyata aku miskin pengetahuan
Aku miskin akal budi
Dan, aku miskin rasa malu

by : Naomi S.rini

My Poem 2

Friend,.........................
Terlalu panjang perjalanan yang sudah kita lewati
Dan, terlalu banyak perjalanan berliku
Terimakasih , betapapun aku harus fight
Berjalan tertatih dalam menghadapi ujian-ujian hidup
friend tetap men-support langkahku
Takkan pernah kulupakan kebaikan dan persahabatan kita
Ditengah impian-impian kita tentang masa depan
Ada banyak harap untuk meraihnya

Friend,
Ada hal yang mesti kita tanam dan lukis diingatan kita
Kasih , ketulusan, menjadi modal utama
Dalam persahabatan kita.
Perbedaan prinsip justru membuat kita semakin kuat bertoleransi
Friend,
Ditengah kegalauan untuk menentukan ”teman hidup”dan restu Ibu
Aku akan tetap mendukung apa yang terbaik menurutmu
Namun, doa dan restu Ibu merupakan langkah awal kebahagiaan kita ya friend

Friend,
Percayalah....hari ini, esok, dan kedepan, akan jauh lebih indah
Ketika kita berharap dan berserah pada Sang Pemberi Hidup
Friend,
Kita harus kuat dan kuat ya...........curhat-curhat kita selama ini
Menjadi suplemen untuk tetap bisa melangkah.
Friend, dari lubuk hati yang terdalam..... aku hanya bisa berucap tulus :
you are my best sister !!

by : Naomi S.rini

My Poem 1

Raut mukanya begitu masgul
Antara suka dan duka
Tiada tampak
Datar, datar, datar....... untuk seorang pria dewasa sepertinya
Betapa waktuku pernah terasa sia-sia
Ketika sebagian dari ruang usisakan untuknya
Dan, memang tidak seharusnya ku-menyesalinya
Mungkin, aku harus mengakui perkataannya
aku terlalu baik buat dia”
ya....ya....aku memang harus mengakuinya
dia terlalu masgul, misterius, sometimes to lie
kini,
ada sesuatu yang membuatku tak ingin menyebut namanya
biarlah ini menjadi catatan ,
tidaklah mudah menaruhkan sebuah perasaan tulus
dan, aku tidak mau lagi terjebak oleh sisi yang menyediakan ruang hati
biarkan kesendirianku saat ini,
menjadi semakin terasah oleh pengalaman bathin.

Kamis, 11 September 2008

KETUJUH WANITA YANG TERLAYAKKAN

Disaat-saat seperti ini, Roh Kudus membuka pintu hati kita dengan memberikan sebuah pengharapan dan penghiburan untuk kita berani memperkatakan bila sampai saat ini kita manusia tidak berjalan sendiri, ditengah pengharapan dan pergumulan hidup kita diingatkan akan beberapa wanita dalam alkitab yang bisa menjadi cermin kekuatan iman , ya…ya… kita bisa belajar dari ketegaran dan kesetiaan tokoh-tokoh wanita ini, bagaimana mereka bergumul untuk diperlayakkan Tuhan menjadi seorang wanita yang berkenan dihati Tuhan :

Seorang wanita Hawa, telah diperlayakkan Tuhan untuk penciptaan wanita pertama dibumi yang menjadi tulang rusuk bagi Adam dan menjadi pendamping hidup yang sepadan dalam melahirkan ciptaan-ciptaanNYA di bumi ini.
Seorang wanita Sarai, isteri dari Abraham Bapa orang beriman oleh karena Tuhan berkenan, maka walaupun sarai diperkatakan mandul dan sudah tua yang tidak mungkin akan mempunyai keturunan. Tapi karena Janji Tuhan Pada Abraham akan memberikan keturunan, maka diusia Sarai ya sudah tidak muda lagi tetap diperlayakkan Tuhan untuk mengandung dan melahirkan anak perjanjian, seorang Iskak.
Seorang wanita Hana, karena ejekan dan hinaan dari Penina isteri kedua suaminya yang bisa memberikan anak bagi suaminya,sedangkan Hana menjadi isteri yang tidak bisa memberikan keturunan, Namun Hana terus bergumul pada Tuhan untuk diperlayakkan mempunyai seorang anak, dan jika Tuhan mengabulkan doa permohonannya maka anak yang dikandungnya akan dipersembahkan untuk melayani Tuhan. Karena Tuhan melihat pergumulan Hana yang begitu sungguh-sungguh, pada akhirnya Tuhan berkenan memberinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Samuel.
Seorang wanita Naomi, wanita tua yang begitu tegar menjalani masa kesendiriannya dengan menantunya Rut karena suami dan anak-anaknya yang sudah meninggal, dia begitu mengasihi dan mempunyai hati bijaksana terhadap menantunya. Dengan segala usaha dan ketulusan Naomi, dia sangat mengharapkan menantunya menikah lagi. Dan tidak mendampingi Naomi secara terus menerus.
Seorang wanita Rut, walaupun suaminya sudah meninggal tetapi tetap mempunyai hati yang setia dan tulus untuk terus mendampingi mertuanya Naomi, kemanapun mertuanya pergi, oleh karena kesetiaan dan kasihnya yang tulus. Tuhan berikan Rut seorang suami lagi yang begitu mengasihinya
Seorang wanita Esther, karena ingin menyelamatkan bangsanya dari hukuman Haman, Esther yang dipilih menjadi Ratu oleh Raja Ahasweyros, meminta keluarga, saudara dan orang-orang Yahudi untuk berdoa puasa bagi dirinya selama 3 hari untuk bertemu Raja agar keluarga besarnya selamat dari hukuman, maka dia diperlayakan untuk berkenan bertemu raja walaupun pada waktu itu belum ada kehendak raja untuk bertemu esther bahkan pada akhirnya keluarganya selamat dan esther diangkat menjadi seorang yang diperkenan Raja beserta keluarganya, apa yang diinginkan maka akan terkabulkan oleh karena kasih sayang raja yang demikian besar pada Esther.
Seorang wanita Maria, tokoh wanita dalam perjanjian Baru yang begitu diperkenan Tuhan untuk mengandung anak dari Roh Kudus dan melahirkan seorang Juruslamat Dunia “ Tuhan Yesus Kristus”. Walaupun Maria belum menikah tapi dia mau seturut kehendak Bapa.

Ke-tujuh tokoh wanita ini, telah menunjukkan betapa ada cermin-cermin yang begitu berarti telah memperlengkapi kita manusia untuk tetap terus kuat menjalankan hari-hari, seberat apapun itu…….kita harus tetap tegar, kuat dan tidak malu ketika masih diijinkan Tuhan berjalan sendiri , namun kita sangat mengiman-ni ada saat dan waktuTuhan melayakkan kita menjadi seperti ke-tujuh wanita yang terlayakkan.

Hikmat dan pengertian yang termunculkan pada hari yang indah ini adalah karena kasih dan kebaikanNYA, dan Tuhan tidak membiarkan kita untuk hidup dalam ketidakpastian, tapi ketika DIA mengingatkanku melalui ketujuh tokoh wanita ini, ada kasih, pengharapan, pergumulan, kepastian, kesetiaan, dan Kekuatan untuk mendapatkan jaminan yang terbaik dari Tuhan.

Saat teduh yang direnungkan setiap pagi , juga membuat kita semakin terkuatkan karena Didalam kasihNYA yang begitu dalam dan tak terukur akan terus dan terus melayakkan setiap anak-anakNYA yang mau datang dan menyerahkan seluruh hidupNYA untuk dibentuk dan berjalan dalam rencanaNYA.

2008
by N. Saptorini Retnosari.

Rabu, 10 September 2008

MAKNA KETULUSAN

Tuhan, bukakan mata hatiku untuk memakai kedua tangan, kaki, hati dan pikiran untuk seuatu yang bermanfaat bagi sesama….betapa sulit utuk bisa menterjemahkan apa yang Engkau kehendaki atas hidup ini.

Hari –hari ini serasa sulit untuk ku bisa melewatinya, ada banyak waktu yang terbuang percuma dan aku tidak tahu harus berbuat apa. aku merasa belum berbuat apa-apa yang bermakna bagi hidup dan kehidupan. Seringkali dalam sujud doaku terselip kata”mampukan aku ya Tuhan untuk melakukan sesuatu yang bermakna” namun entah apa makna permohonanku selama ini, benarkah aku tulus memohon padaNYa? Atau hanyalah rutinitas dari sebuah permohonan doa tanpa diikuti dengan ketulusan dan kerendahan hati?..betapa tidak mudah menjalani kehidupan yang berlandas pada makna ketulusan…………………….aku seringkali berharap menjadi orang yang tulus dan bermakna, namun betapa tidak mudahnya untuk hidup bermakna dan tulus. aku belum bisa menjadi tulus,………….hanya DIA yang dapat membentukku menjadi pribadi yang diubahkan oleh karena kasihNYA, “Tuhan sekeras apapun usahaku untuk berbuat baik, tulus dan rendah hati tanpa campur tanganMU………hanya kesia-siaan yang aku dapatkan, ampuni aku Tuhan. Biarlah aku mulai belajar bagaimana mempercayakan hidup dan perjalanan kedepan hanya kedalam tanganMu. Bentuk aku menjadi bejana yang dipenuhi oleh ketulusan, kerendahan hati, dan kebaikanMU”.

Aku mengimani ditahun 2008 ini adalah awal dari sebuah kesadaranku untuk benar-benar hidup dalam ketulusan, aku tidak bisa terikat oleh dosa-dosa masalaluku,ya sebuah kesia-siaan hidup….aku tidak mau waktuku terbuang percuma oleh kemalasan, ketidakpercayaan diri, negative thingking, tidak produktif, dan masih begitu banyak hal yang membuat hidupku tidak berbuah…. Dalam pergumulan dan pengharapanku selalu ingin dimampukan TUHAN untuk hidup bermakna…ya bermakna bagi TUHAN, sesama, dan tentunya bagi diri sendiri. Mampukan dan mampukan aku ya Tuhan.

2008
By Naomi Saptorini RS

TEMPE MELAMBUNG, TANGGUNG JAWAB SIAPA?

Tempe, merupakan menu utama untuk sebagian masyarakat Indonesia setidaknya untuk orang jawa yang tinggal dikota maupun dipelosok tanah air. Rasanya memang pas dengan lidah kita, dibuat dalam sajian yang berbeda tidak akan merubah cita rasanya yang khas. Sebulan yang lalu, tempe masih sangat terjangkau dikalangan konsumen menengah kebawah, hampir tak terbayangkan jika tempe yang pada waktu itu demikian mudah kita dapatkan, kini menjadi produk yang demikian langka dan yang lebih dramatis rakyat kecil berpikir dua kali untuk membelinya karena harga tempe saat ini sudah melambung tinggi tidak seperti sebelumnya , betapa ironisnya kondisi saat ini. sampai tempepun ikut terkena imbasnya dari perekonomian yang jelas sangat tidak stabil dan tampak tidak berpihak pada rakyat kecil, apalagi yang harus kita konsumsi selain tempe? Dagingkah, ayamkah ,ikan lautkah ?sepertinya perlu berpikir dua kali untuk mengganti tempe dengan ayam, daging, ataupun ikan laut, mengingat harga-harga daging, ayam ataupun ikan laut hanya terjangkau oleh kalangan berduit, yang notabene tidak begitu peduli dengan kenaikan segala macam kebutuhan pangan. Jika tempepun yang identik dengan makanan rakyat telah berubah menjadi barang langka dan mahal.
Pada tanggal 24 januari 2008, saya sempat melihat berita diTV yang memberitakan salah satu daerah di Jawa Timur, dimana sebagian besar masyarakatnya mencari Belalang untuk dijadikan lauk makan, mereka sudah tidak sanggup lagi membeli tempe dan kebutuhan lain yang demikian mahal, ini juga terjadi pada petani kedelai di demak jawa tengah, sebagai bentuk keprihatinan mereka terhadap harga kedelai yang mahal sementara mereka sebagai petani daerah merasa dirugikan dengan hasil panen yang dibeli dengan harga yang tidak sesuai dengan kedelai impor, petani ini bersama-sama membakar hasil panen mereka tanpa peduli apakah perbuatan ini justru semakin memperburuk dan merugikan nasib dan masa depan mereka?, inilah bentuk kefrustasian dari sebagian besar rakyat kecil yang seringkali menjadi sasaran empuk dari sebuah kegagalan para pemimpin untuk memperbaiki perekonomian yang sudah sedimikan carut marutnya, sementara apabila kita semakin frustasi melihat hari demi hari yang selalu mendapat suguhan berita harga A, B, C, D,………………naik dan naik. Penyakit kefrustasian akan semakin membentuk perilaku masyarakat menjadi semakin tidak sehat dan cenderung hilang akal, lalu siapakah yang harus bertanggung jawab dengan dampak yang demikian parah ini?.

By: Naomi Saptorini

IBU PERTIWI DALAM POTRET NEGERI

Betapa prihatinnya hidup dalam era ketidakstabilan, semua yang kita lihat, dengar, dan alami membuat hati terasa ngilu, dan apakah ini akibat perbuatan-perbuatan kita yang terlalu sombong dengan kemakmuran dan kesuburan bumi pertiwi, masih banyak dari kita yang berpola pikir terlalu naif untuk menjalani kehidupan di tanah kelahiran, ”tanpa harus kerja keras kita masih bisa hidup, sebatang pohon ditancapkan ketanahpun sudah bisa tumbuh tanpa harus bersusah payah menyiraminya”.
Dan, inilah hasil dari kemalasan-kemalasan yang tererosi menjadi sebuah kefatalan. Yang lebih memprihatinkan lagi, ketika sebagian dari kita diberi kesempatan untuk mendapat pendidikan lebih layak, setidaknya mulai dapat merubah pola pikir naif menjadi lebih rasional, namun kenyataannya kelompok intelektual ini tidak jauh lebih baik dari kelompok-kelompok yang belum terjamah ”pendidikan layak”, kesempatan baik untuk mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya, dan lebih dari itu kelompok intelektual ini banyak yang mendapatkan posisi untuk menduduki jabatan strategis diperusahaan ataupun dipemerintahan belum dapat mengimplementasikan good corporate governance dengan maksimal.
Adapun harapan dan tumpuan Ibu pertiwi pada kelompok intelektual ini,bisa menjadi penerus Bangsa yang bisa membangun dan mengangkat rakyat kecil untuk hidup jauh lebih layak, mengentaskan kemiskinan, membuat solusi bagaimana tanah dan hasil bumi yang demikian subur dapat dikelola dengan semaksimal mungkin kemudian bagaimana menjalankan roda pemerintahan dengan penuh tanggungjawab dan takut akan Tuhan, memperhatikan setiap jengkal kebutuhan dan nasib rakyatnya.
Sepertinya, harapan demi harapan Ibu pertiwi hanya sebuah mimpi panjang, betapa tidak..? tidak jauh didepan mata, banyak peristiwa yang membuat kita menangis dan tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah yang demikian bertubi-tubi melanda bangsa ini. Bencana banjir dan tanah longsor telah menelan banyak korban, gunung meletus, kebakakaran hutan, lumpur lapindo menelenggamkan ratusan rumah, kantor, pabrik dan desa, pengangguran dimana-mana, harga-harga kebutuhan pokok melonjak demikian fantastis membuat rakyat kecil hanya bisa gigit jari karena banyak dari mereka tidak tahu apakah bisa memenuhi kebutuhan pangan hari-hari dan ini sangat kontradiktiktif dengan pejabat-pejabat negeri atau wakil rakyat yang berlomba untuk mendapatkan fasilitas dan tunjangan insentif puluhan juta,kasus korupsi sulit terungkap karena masih banyak dari pejabat yang begitu kuatnya memback up kejahatan berdasi.
Akan dikemanakan negeri tercinta kita?, negeri ini sudah sedemikian kritisnya, apakah penyakit yang sudah membusuk ini harus segera teramputasi dan betapa sakitnya melihat sebuah kenyataan pahit kalau jalan satu-satunya harus diamputasi, ini adalah sebuah peringatan bagi kita yang tinggal dan menikmati di negeri tercinta, kesadaran penuh, instropeksi diri, dan kemauan berubah dari setiap diri sangat membantu menyembuhkan luka-luka yang sebenarnya sudah membusuk dan setidaknya tidak menjalar kebagian lain.


By Saptorini Retnosari

SOSOK YANG DINAMAKAN PEREMPUAN`

Seorang Ibu Setengah baya dengan tampilan seadanya, baju tampak kumal dan rambut tertutup selendang batik agak kusam , Ibu ini sering dipanggil dengan Sebutan Mbok Sri sebagai penjual Brambang Bawang , sebulan sekali secara rutin Mbok Sri mampir ke rumah untuk menawarkan dagangannya. Aku melihat gurat ketegaran ada diwajahnya, betapa tidak, Mbok Sri sering bercerita akan usahanya berjuang mencari sesuap nasi demi menyekolahkan anak semata wayangnya yang sudah duduk dibangku STM kelas 3 ( saat ini sudah lulus ), dan sudah lama Mbok Sri ditinggalkan suaminya entah pergi kemana, sungguh sangat menyentuh bila mendengar cerita-ceritanya……menurutnya, hari-hari dia lalui dengan berjualan brambang bawang keliling memasuki kampung- kampung yang berbeda , bahkan dia rela jika ada pembeli yang membayar dagangannya dengan cara berhutang atau dicicil perminggunya…ah Mbok Sri begitu gigihnya untuk mendapatkan pelanggan, dari berbagai segmen rumah tangga telah menjadi pelanggan tetapnya, untuk menambah dan mempertahan pelanggannya, dia beranikan untuk menjual brambang bawang dengan harga lebih murah dibanding beli kiloan atau eceran dipenjual sayur keliling, sampai-sampai dia mempunyai strategi yang menurutku cukup hebat dan sangat berenterprenuership untuk ukuran seorang Mbok Sri yang sangat sederhana bila dilihat dari penampilannya, latar belakang pendidikan, dan tutur katanya, ya setiap dia menjual dagangannya dia selalu membawa bungkusan kecil yang berisi cabai merah atau buah –buahan untuk diberikan secara gratis pada pelanggannya. Ya…ya, ini yang membuatku sebagai salah satu pelanggannya tidak akan pernah bisa menolak jika Mbok Sri datang kerumah untuk menawarkan dagangannya, entah ini disebabkan rasa tidak enak karena Mbok Sri terlebih dulu memberi sesuatu secara gratis, atau perasaan iba bila melihat kegigihannya dalam mencari sesuap nasi demi anak lelaki satu-satunya, bahkan bisa jadi merupakan kecerdikan mbok Sri dalam “mengikat” konsumen menjadi pelanggan setiannya.

*******
Pernah suatu ketika, Mbok Sri datang kerumah dengan mata kuyu dan tampak kelelahan, ternyata setelah kutanya-tanya, Mbok Sri menjawab pelan dengan mimik malu-malu bila saat ini perutnya benar-benar melilit, rasa lapar yang begitu tak berkompromi karena sedari pagi belum sempat sarapan keburu mengejar bus pagi menuju kota, tidak bisa dibayangkan betapa kuat kaki, tangan, dan tubuh Mbok Sri menggendong dagangannya dengan menempuh perjalanan dari rumah ke jalan raya sekitar 3 km…Mbok Sri berharap dagangannya di siang hari sudah habis terjual dan bisa mengerjakan pekerjaan lain dirumah. Beruntung pagi itu, aku membuat sarapan nasi goreng plus telur dadar dan kerupuk udang, karena masih ada sisanya dua piring, dengan lauk telur dadar plus teh hangat buatan Siti kutawarkan ke Mbok Sri untuk beristirahat melepas lelah dengan “bersarapan” dulu,……..betapa rona keluguannya telah membuat Mbok Sri nampak sangat menikmati suap demi suap nasi goreng buatanku, rasanyapun menjadi nomor kesekian bila dibandingkan dengan perut kosong Mbok Sri yang dirasa belum bisa diajak kompromi karena sedari pagi terus menuntut untuk diisi,ya…ya….tak terpungkiri jika perut Mbok Sri adalah salah satu bagian tubuh yang berandil dalam membantu perjuangan Mbok Sri bekerja mencari sesuap nasi, jadi harus segera diberi makan biar bisa membantu beban Mbok Sri, “Wareg-wareg tenan ”* kata Mbok Sri ke pembantu rumahku ….. mengapa selalu ada rasa empati yang terus membuatku untuk berbelas kasih jika Mbok Sri datang kerumah, mungkin banyak hal yang aku dapatkan dari seorang Mbok Sri…..sebuah potret kehidupan dan pembelajaran berharga dari seorang yang dinamakan perempuan sederhana “ perjuangan untuk tetap hidup demi keluarganya atau seseorang yang dikasihinya, tidak pelit dan selalu ada keinginan untuk memberi buat pelanggannya walaupun sedemikian sulit keberadaan ekonominya “

*******

Mungkin Di Indonesia bahkan dibelahan bumi ini,masih ada berjuta-juta perempuan sederhana yang bernasib sama dengan Mbok Sri, berjuang hidup dengan bekerja mencari sesuap nasi tanpa memikirkan dirinya sendiri namun untuk orang-orang yang dikasihinya, walaupun dia harus menanggung beban hidup yang berkepanjangan, ada yang suaminya menganggur dirumah, ada yang meninggalkannya begitu saja tanpa memberikan nafkan lahir bathin bahkan dengan teganya menikah dengan perempuan lain, ada yang suaminya sakit parah sudah cukup lama terbaring ditempat tidur dan tidak bisa berbuat apa-apa karena lumpuh, bahkan ada suami yang begitu sadisnya memperlakukan seorang isteri seperti pelayan….sungguh ironis !!, Ini merupakan potret nyata diseputar kita, perlakuan-perlakuan tidak adil,kasar, tidak manusiawi dan dipandang sebelah mata masih dan masih menghiasi kaum perempuan sederhana yang masih “terpinggirkan”,…………………….terlalu ekstrimkah pernyataanku ini? Apapun jawabannya, aku hanya ingin mengekspresikan kegemasan dan kegelisahanku terhadap potret-potret perempuan sederhana yang terlihat, terbaca, terdengar, dan terasakan begitu dalam. Maafkan dan maafkan aku jika ini telah menyinggung kaum-kaum “perkasa”. Walaupun aku tidak menutup mata kalau beberapa dari kaum “perkasa” juga ada yang “teraniaya” oleh sosok yang dinamakan perempuan sederhana ini.

*******

Namun betapa Tuhan begitu adil dan baik pada sosok yang dinamakan perempuan sederhana ini, betapa tidak ?!, ditengah perlakuan yang masih sebelah mata dan masih sangat “timpang”, perempuan ini diberi energi ganda untuk terus berjuang hidup dan kuat menjalankan hari-harinya. Tanpa harus bergantung pada Kaum-kaum “perkasa”, perempuan-perempuan ini tetap dapat hidup dan menghidupi dirinya. Usia dan Gurat kelelahan tidak menjadikannya berhenti melangkah, dengan niat dan usahanya yang begitu kuat untuk terus bekerja dan berusaha telah membuatnya semakin menampakkan ketegarannya dalam memaknai arti hidup buat dirinya dan orang-orang yang dikasihinya.
Sungguh, inilah sebuah cermin dan pembelajaran hidup yang perlu menjadi perenungan bagi siapa saja yang masih mau peduli pada sosok yang dinamakan perempuan sederhana ini,.....ternyata keibaan bukan satu-satunya makna kepedulian tetapi lebih kepada keempatian dan kemauan mengangkat sosok yang dinamakan perempuan sederhana ini dalam memberikan nilai yang bermakna bagi hidup untuk terus ikut berjuang melawan “ketimpangan dan ketidakadilan” dengan keikhlasan hati.
Kita sebagai sesama perempuan dan tetap mengajak sosok yang dinamakan kaum “perkasa” untuk mau dengan tulus mengacungkan jempol tinggi-tinggi dengan menggoreskan tinta emas dan mengukuhkan bahwa perempuan sesederhanapun pada dasarnya tidak kalah kuat dari kaum-kaum ”perkasa” , ya ......energi ganda yang diberikan Tuhan merupakan senjata ampuh bagi perempuan manapun untuk menjalankan roda kehidupan.

*******

agustus 2008,
By Saptorini Retnosari.