Ketika kugambar dua pohon palem yang tumbuh subur disamping rumahku
Mengurai sebuah kenangan masa lalu
Seorang “Bapak” di kintelan memberikan dua pohon palem untuk “anak putrinya”
Andai kau jadi bagian dari “anakku”
Tapi satu sosok buah cintaku telah dipanggilNYA
Hingga satu harapan terhilang ntuk menjadikan dia dalam bagian cinta tulusmu “anakku”
“Bapak”…..”anakmupun” pernah punya mimpi
ada kasih diantara kami
ada sejuta harap akan masa depan
namun, mimpi itu tak akan pernah terwujud karena buah cintamu telah pergi dalam keabadian
”Bapak” biarkan pohon palem ini terus tumbuh dalam pusaran kasih tulus ”anakmu”.
By : Saptorini Retnosari
Th. 2002
