Jumat, 31 Oktober 2008

" MENGENANGNYA "

Akhir Maret 2000

Semalam aku bermimpi
Sebuah acara pernikahan dengan beberapa pasang pengantin
Salah satunya adalah aku
Berhiaskan bunga melati dan bergaun putih panjang, didampingi Bapak menuju altar gereja
Tapi, ada satu hal yang membuatku gelisah...mengapa pendampingku tidak juga muncul
Aku menunggu dan menunggu
Ada rasa takut & cemas saat – saat penantianku
Semua pasang pengantin telah ditasbihkan Pendeta......tinggal aku dalam kesendirian
Saat itu juga aku menangis, ya aku menangis
”Mengapa engkau tidak hadir dalam pernikahan kita ?”
Aku menangis dan terus menangis
Pada saat itu....Ibu memeluk aku, ”rini belum saatnya... belum saatnya”
Aku terbangun, termangu, jantung berdegup lebih cepat, tak terasa pipiku basah oleh air mata .....
Ku coba menenangkan hatiku, ini hanya sebuah mimpi
mungkin aku begitu lelah setelah pulang dari Batu Malang kemarin malam
Ya...ya, ini hanya sebuah mimpi yang harus segera kubuang jauh-jauh
dari rasa cemas dan takut kehilangannya


10 Oktober 2000

Saat ada pekerjaan di Bandung
Malam-malam ada dering telpon dikamarku
Rupanya Bapak, menanyakan khabarku......suaranya pelan tidak seperti biasanya
Dengan hati-hati Bapak mengabarkan berita duka, ”rin yang kuat ya...” ”Oki kecelakaan,dan tidak tertolong, memang ini yang terbaik untuk Oki rin, yang kuat ya rin.... ”
Aku tersentak tak percaya, seakan ini hanya mimpi-mimpi panjangku
Betapa ngilunya hati ini.......
Oki, Seseorang yang hadir dalam hati
Seseorang yang menjadi pengharapan
Seseorang yang santun, pintar, baik, dan takut akan Tuhan
Seseorang yang dianggap Bapak sebagai pengganti almarhum kakakku Mas Ukie
Ternyata harus dipanggil Tuhan lewat jalan yang sangat tragis, sebuah kecelakaan mobil.......
Aku tak mampu berbuat apa, hanya ada tangis duka.......
Mimpi-mimpiku yang lalu terbukti sudah
Dan ada jawabannya
”aku menikah tanpa seorang pendamping”
” Ibu memelukku dengan mengucapkan, rini belum saatnya”
”Tuhan, seandainya Engkau berikan aku kekuatan untuk berjalan mengiringi Oki diperistirahatan akhir” ........ternyata aku lemas, lemas dan tak mampu
”Aku percaya Tuhan........dibalik duka cita ini ada rencanaMu yang begitu indah atas hidup anak –anakMU”.......”Selamat jalan Oki, aku percaya ada surga untukmu”.

31 Oktober 2000

Sebenarnya tanggal ini adalah ulang tahun Almarhum Oki
Aku sempatkan untuk pulang ke Semarang,
ada banyak rencana yang sudah aku susun…berkunjung ke rumah Bapak Ibu Edi dan ke makam Oki
ahh..betapapun aku telah kehilangan ”harapan cinta kasih”
aku akan tetap menanamkan kasih untuknya, dan keluarganya
Saat-saat menaburkan bunga dimakam Oki
Ada rasa duka yang masih terselip dihati
Namun, penghiburan dariNYA telah memberikan sebuah kekuatan untuk orang-orang terdekat Oki
” Oki sudah bahagia disurga ”
” Dia menjadi bagian dari keluarga Tuhan ”
Aku harus tetap melangkah, mempercayakan penuh pada rencanaNYA.


31 Oktober 2008

Delapan tahun sudah Almarhum Oki kembali ke rumah Bapa
Hari ini adalah ulang tahunnya, tiba-tiba aku ingin sekali mengenangnya
Oki, aku masih terus berjalan melewati banyak hal
Betapa tidak mudahnya, melangkahkan kaki dengan kekuatan sendiri......
Ada banyak pertanyaan tentang aku
”Apa yang kau cari rini ?”
Sungguh, kesendirianku bukan karena kehilanganmu
Ada seseorang yang pernah singgah
Namun, aku bersyukur saat Tuhan membukakan mata hatiku
Dia bukan yang terbaik untukku
Oki, Ada masa-masa dimana aku harus tetap fight manakala berada di dititik nol sekalipun...
Sejujurnya, ada keraguan & keoptimisan saat menjalani hari-hari ini
Disurga sana engkau tersenyum melihatku terus melangkah.


By : Naomi S. rini

Tidak ada komentar: