Minggu, 23 November 2008

KELOMPOK PEDULI ORLANSIA

LATAR BELAKANG MASALAH KPO


Munculnya kelompok peduli Orang Tua Lanjut Usia (orlansia) bermula dari perhatian dan keprihatinan kita terhadap perilaku orang muda atau dewasa muda ketika diperhadapkan dengan orang tuanya yang kebetulan sudah masuk dalam kategori usia lanjut, bagaimana kelompok ini bersikap dan memperlakukan orang tuanya yang sudah memasuki masa pensiun dari segala aktivitasnya, sikap dan perilaku ini masih banyak yang harus dikoreksi. Karena alasan kemanusiaan dan kasih sayang terhadap orang tua, kita sering melarang oran tua lanjut usia untuk melakukan kegiatan ini dan itu, jangan begini dan jangan begitu. Sikap dan perilaku yang seringkali muncul pada kita ( orang muda dan dewasa muda ) justru akan mengakibatkan para Orlansia ke dalam hidup “kejompoan” atau lebih tepatnya menjadi tidak mandiri dan memudahkan Orlansia menjadi pikun.
Rasa kasih sayang dan perhatian yang keliru terhadap Orlansia membuat mereka (Orlansia) semakin sempit ruang geraknya, maka hal ini perlu disadarkan bahwa orang muda harus membuka mata hati bahwa pada dasarnya Orlansia masih dapat distimulasi dalam kelompok usia produktif dengan adanya aktivitas yang mengandung unsur kemandirian seperti komunikasi social, musical, Olah raga, kegiatan seni, dan lebih pada kegiatan mental spiritual.
Dari latar belakang yang ada, maka kami sebagai bagian dari kelompok peduli Orlansia mempunyai keinginan untuk dapat melangkahkan kaki bagaimana dapat memberikan kasih sayang, perhatian tulus, dengan sikap dan perilaku yang tidak protektif dan mampu bekerjasama dengan Orlansia untuk lebih mengedepankan kegiatan atau aktivitas yang mandiri bagi Orlansia.


TUJUAN DAN MANFAAT PADA KELOMPOK PEDULI ORLANSIA ( KPO )


Memberikan kesadaran dan sudut pandang positif terhadap orang muda dan dewasa muda untuk tidak over protective dalam bersikap dan berprilaku terhadap Orlansia yang masih mampu berproduktif.

Memberikan kasih sayang, perhatian tulus, dan membuat suatu program kegiatan positif untuk Orlansia yang mengandung unsur komunikasi social, musical, olah raga, seni, dan mental spiritual.
Diharapkan dengan kegiatan-kegiatan ini Orlansia dapat jauh lebih mandiri.

Ikut aktif dalam gerakan peduli Orlansia baik langsung maupun tidak langsung ( diskusi, seminar, home visit, konseling Orlansia ).



RENCANA PROGRAM KELOMPOK PEDULI ORLANSIA

Diskusi atau sharing KPO : dilakukan minggu I dan II atau ketika ada waktu Luang untuk berkumpul.

Mengikuti atau membuat workshop atau seminar yang ada hubungannya dengan Orlansia.

Home visit ke panti Werda atau tempat penampungan Orlansia yang masih produktif.

Menjadi team konselor bagi siapa saja yang peduli pada Orlansia.

Team KPO :

Suwito H ( Penasehat Orlansia )
Saptorini Retnosari
Maya Priyamsari
Christine Simanjuntak
Saeful M
David
Sumiyati
Soegiyono

Kamis, 20 November 2008

SITI, SI PEMBELAJAR

Tak terasa sudah enam tahun lebih seorang siti menjadi bagian dari rumah tanah Putih...
Teringat pada saat pertama mengambilnya di yayasan srikandi penyalur tenaga pembantu rumah tangga
Usianya masih terlalu muda untuk melakukan suatu pekerjaan rumah tangga
Wajahnya begitu polos, badannya kurus, tapi dimatanya ada pancaran kejujuran seorang bocah yang memasuki usia remaja
Pada awal-awal pekerjaannya, kucoba untuk memperhatikan aktivitasnya
Ternyata dia anak yang cepat menyesuaikan diri dan cepat mengerjakan apa yang sudah menjadi pekerjaannya.
Setelah beberapa bulan dia dirumah, ada banyak surprise tentang seorang siti
Ya...ya, siti bukan hanya seorang anak desa yang berusaha meringankan beban ibunya dengan memutuskan mencari pekerjaan dikota sebagai seorang pembantu, tapi dia berkeinginan melanjutkan sekolah setelah satu tahun bekerja dikota
Ternyata semangatnya untuk maju begitu besar, betapa salut melihat niat baiknya akan sebuah cita-cita yang masih tertunda
Ku coba untuk menelusuri latarbelakang sekolahnya dulu.........wow, selama kelas 1 SD sampai 3 SMP siti selalu mendapatkan rangking satu dan yang membuatku terperangah adalah hobbynya menulis , setiap kata yang tertulis dari jari-jarinya menunjukkan seorang anak yang mempunyai kemampuan plus.
Pada akhirnya, kami sekeluarga mendukung cita-citanya yang masih tertunda..
Untuk setahun kedepan, sembari bekerja dirumah siti bisa mendaftarkan sekolah di semarang.
Tampak, semburat bahagia diwajahnya...
Pada tahun berikutnya, cita-citanya terwujud sudah…
SMK Purnama menjadi pilihannya,…….
Kelas 1- 3 selalu rangking satu diraportnya
Namun, yang membuatku tak percaya manakala hasil ujian akhir Nasional
Seorang siti telah gagal untuk mendapatkan predikat lulus...........
Ada tangis dan rona malu diwajahnya
Kucoba ntuk memberinya pengertian bahwa jalan hidup ini tidak selalu mulus
Adakalanya kita bisa terjatuh dan gagal menjalaninya, tetap semangat dan selalu belajar rendah hati.
Untuk mendapatkan ijasah setara, paket C harus ditempuhnya
Ahh siti, ada rasa simpati untukmu........
tetap ada semangat dan pengharapan...itu yang kusuka darimu
kini, setelah engkau belajar banyak hal...
ada keputusanmu yang sempat membuat kami terkejut
ya...ya untuk sebuah bakti pada Ibumu
kau putuskan menikah dengan kekasihmu
sebenarnya untuk usiamu saat ini, masih begitu muda
namun, sangat terpahami mengingat kesadaranmu sebagai anak desa yang harus taat pada permintaan dan harapan keluarganya,
Siti, ada kesan dan catatan positif tentangmu
Seorang anak pembelajar yang sadar akan adanya “batas kehidupan” untuk diri dan orang –orang yang dikasihinya.
Siti, sampai kapanpun teruslah menjadi seorang pembelajar.

20 Nopember 2008.

"DIBALIK KELUGUAN SI PEKERJA RUMAH"

Sudah hampir dua tahun, dewi membantu pekerjaan rumah bersama siti
Sejak awal kutanamkan sikap positif dan etika kebebasan untuknya
wajahnya yang lugu
membuat keibaan menyapanya
namun dibalik keluguan fisiknya, ternyata ada banyak ”pelanggaran2 norma dan kebohongan”
keberaniannya bersilat lidah dan berkelit
menyiratkan ada penyimpangan perilakunya
masih ada toleransi dan kata maaf untuknya
namun, itu hanya kesia-siaan.....
pelanggaran2 norma dan kebohongan masih dijalaninya
Dipuncak keterbatasanku sebagai manusia biasa, muncul ”punishment” untuknya, ya......keluar dari rutinitasnya sebagai pekerja rumah di tanah putih
Biarkan dia meninggalkan rumah yang seharusnya bisa menjadi
Pembelajaran hidup sebagai seseorang wanita muda.

Rabu, 19 November 2008

CORETAN PUISI " WANITA "

WANITA SUPRA

Ada tiga kata untuknya :

Kekuatan, Ketegaran, Kelembutan

Sebuah kombinasi lengkap untuk sosok yang disebut wanita supra

Hari-harinya ada banyak peran untuknya

Tanpa keluh kesah dijalaninya dengan keikhlasan

Manakala nasib baik belum berpihak padanya

Dia tetap punya harapan, keoptimisan, dan senyum ketulusan

Kemandiriannya membuatnya tampak demikian matang

Menyikapi hiduppun dengan prinsip attitude positive

Andai, dimuka bumi ini ada banyak wanita supra

Bumi ini akan demikian terang oleh karena wajah-wajah mereka

Ahhh wanita supra......kau telah menjadi cermin bagi wanita-wanita pembelajar dibumi ini.



BUNDA THERESA


Gurat-gurat ketuaan menjadi ciri khas pesonanya

Tak mengurangi wajahnya yang penuh kedamaian dan kasih

Hidupnya tercurah untuk berjuta umat yang tak berpunya

Dibasuhnya dengan cinta kasih yang ada disetiap hatinya

Tangannya selalu ada untuk anak-anak kecil yang haus belaian kehangatan

Bunda Theresa,

Andai kau masih ada, semakin banyak tinta emas yang akan mengabadikanmu

Cinta kasih yang kau curahkan masih dan masih terus terasa

Sampai diujung keabadian Bunda.

By : Saptorini Retnosari

Senin, 17 November 2008

MEMAKNAI PERILAKU ORLANSIA DISEKITAR KITA

Ada ungkapan atau mitos yang menyebutkan bahwa masa tua akan jauh dari masa terbaik kehidupan, karena adanya anggapan dan pandangan bahwa ketika seseorang memasuki usia senja maka kerangka berpikir, bertindak dan berperilaku akan mengalami kemunduran setahap demi setahap hingga mempengaruhi kejiwaan seseorang yang berada pada tahap lanjut usia.
Kondisi diatas juga didukung oleh masyarakat disekeliling kita , sering dijumpai pemahaman yang keliru mengenai perilaku Orlansia, sehingga perlu dikoreksi tentang pemahaman diatas yang bisa jadi menjadi pembenaran yang bertolak belakang pada kenyataan yang sebenarnya. Adapun anggapan yang terlanjur menjadi stigma atau labeling bagi para Orlansia adalah perilaku OrLansia akan jauh berbeda dengan orang lain yang berada pada tahap usia produktif, OrLansia sulit belajar keterampilan baru serta tidak memerlukan pendidikan dan latihan , tidak mudah memahami dan menerima informasi baru, usia yang tidak produktif lagi dan menjadi beban keluarga, lansia berada pada kondisi yang mudah lemah fisik, jompo, identik pikun dan sering sakit-sakitan, hidupnya tergantung pada orang-orang terdekatnya.
Di dalam budaya timur dengan budaya kekeluargaan yang sangat dekat seperti anak, cucu dan saudara dari para Orlansia pada umumnya sangat tidak keberatan untuk menerima kehadiran dan keberadaan Orlansia di tengah – tengah keluarganya. Namun akan muncul keprihatinan ketika keluarga memberikan sikap yang keliru dalam memperlakukan Orlansia, karena alasan kemanusiaan dan kasih sayang seringkali keluarga melarang Orlansia melakukan kegiatan ini dan itu, jangan begini dan begitu. Sikap dan perilaku yang over protective seringkali muncul dari keluarga justru akan mempercepat Orlansia hidup dalam ”kejompoan fisik maupun psikis”, akan jauh dari perilaku mandiri mereka. Maka kita perlu belajar memahami sikap dan perilaku Orlansia manakala kita dihadapkan pada orang-orang terdekat kita seperti nenek, Kakek, Bapak & Ibu yang sudah memasuki masa lanjut usia, bagaimana kita menyikapi, dan memberi empati kepada mereka. Sehingga Para Orlansia ini akan tetap merasa mampu menyikapi hidupnya dengan positif, diakui keberadaannya, dan lebih mandiri dalam menjalankan hidupnya.

Adapun stigma – stigma yang diberikan pada Orlansia, perlu kita rubah dalam pola pikir yang lebih positif dalam menyikapi perilaku Orlansia :

Orlansia Berbeda Dengan Orang Lain

Orang yang mencapai tahap perjalanan hidup sampai mencapai lanjut usia dapat dikatakan sebagai orang yang beruntung. Mereka telah mengenyam kehidupan dalam masa yang panjang. Di Indonesia pemerintah dan lembaga-lembaga pengelola lansia, memberi patokan bahwa mereka yang disebut lansia adalah yang telah mencapai usia 60 tahun yang dinyatakan dengan pemberian KTP seumur hidup. Namun di negara maju diberi patokan yang lebih spesifik: 65 - 75 tahun disebut old, 76 - 90 tahun disebut old -- old dan 90 tahun ke atas disebut very old (W.M.Roan, 1990). Pengelompokan tersebut bersifat teoritik artinya untuk kepentingan ilmiah namun dalam kenyataan untuk pelayanan kesehatan, sosial dan sebagainya tidak dibedakan. Meskipun lansia seringkali mendapat prioritas dan fasilitas; misalnya kalau naik pesawat dapat potongan khusus, beberapa tempat wisata memberi karcis gratis bagi pengunjung lansia, di bandara atau stasiun Kereta Api disediakan loket/jalan khusus bagi lansia, hal itu bukan dimaksudkan untuk membedakan lansia dengan orang lain tetapi lebih bertujuan untuk membantu kelancaran pelayanan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.
Bahwa para lansia tersebut harus dihormati tentu kita semua setuju. Sebagai orang timur orang yang lebih tua (baca: berusia lanjut) memang mendapat kehormatan yang lebih dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Dalam adat Jawa lansia sebagai pinisepuh atau sesepuh yaitu orang yang memiliki kehormatan yang tinggi dan bila ada hajatan ditempatkan di tempat yang istimewa.

Orlansia Tidak Dapat Mempelajari Ketrampilan Baru dan Tidak Memerlukan Pendidikan dan Latihan

Kenyataan di masyarakat terutama di Perguruan Tinggi banyak lansia yang dapat menyelesaikan studinya sampai jenjang S-2 atau S-3, berkompetisi secara sehat dengan orang-orang muda secara jujur dan objektif. Bahkan dalam proses belajar bersama para lansia tersebut justru sering menjadi teladan yang memberikan motivasi yang tinggi bagi kawan-kawannya yang lebih muda. Hal itu menunjukkan bahwa lansia dapat mempelajari ketrampilan baru sama baiknya dengan orang lain, hanya mungkin karena lama tidak berlatih dan kadang-kadang kurang memiliki keyakinan akan kemampuannya sehingga butuh dorongan dari orang lain. Bagi lansia dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan suatu hal yang biasa, baik dengan motivasi untuk meningkatkan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna. Semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki lansia makin banyak pula hal-hal yang dapat disumbangkan kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa lansia merupakan sumber ilmu pengetahuan dan keterampilan serta referensi yang sangat baik dan berharga, sehingga perlu dipelihara. Cara memeliharanya adalah dengan mengajak mereka untuk berdiskusi, berkonsultasi, bertanya serta menempatkan lansia sebagai nara sumber dalam berbagai bidang yang disenangi dan dimiliki.
Berdasarkan kenyataan di atas adalah keliru bila lansia itu dianggap tidak dapat mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Sebaliknya, mereka justru memiliki sumber enerji yang tetap kuat untuk belajar, meski perlu motivator untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya mampu. Pandangan yang keliru pula yang mengatakan bahwa lansia itu jompo, rapuh, tidak perlu belajar dan berlatih, dan tidak perlu bekerja, sehingga dianjurkan untuk istirahat, enak-enak, ongkang-ongkang kaki saja di rumah. Jika pandangan tersebut dipraktekkan maka justru mungkin hal semacam itulah yang akan menimbulkan stress dan distress serta dispair (putus harapan) pada lansia. Merupakan suatu tindakan yang bijaksana jika para anggota keluarga tetap memberikan kesempatan pada lansia untuk melakukan kegiatan apa saja yang disukainya sehingga tetap menjaga harga diri, martabatnya serta merasa dirinya berguna untuk yang lain. Agar lansia tetap eksis dalam keluarga dan masyarakat maka perlu pendidikan dan latihan dalam arti menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pribadinya serta tuntutan lingkungan.


Orlansia Sukar Menerima Informasi Baru

Pada lansia kesempatan untuk memperoleh informasi baru justru terbuka lebar, karena waktu senggangnya relatif banyak. Umumnya pada masa ini tidak dituntut untuk bekerja keras seperti masa-masa sebelumnya. Dalam kehidupan lansia umumnya haus akan berita-berita baru dan informasi-informasi baru, karena mereka tidak mau ketinggalan informasi dibandingkan orang-orang yang lebih muda. Dalam kenyataan kita menjumpai bahwa mereka banyak nonton televisi, mendengarkan radio, membaca koran, majalah ataupun bertanya kepada sesama lansia atau orang yang lebih muda tentang tentang hal-hal baru yang berkembang dalam masyarakat. Dalam kenyataan lansia lebih tahu berita baru dari orang-orang lain dan sangat senang menyampaikan berita baru tersebut kepada kawan-kawannya, maupun kepada yang lebih muda. Bagi lansia adanya informasi baru berarti menstimulasi fungsi kognitifnya, fungsi afektifnya dan fungsi psikomotoriknya yang membuat syaraf-syaraf otaknya tetap berfungsi secara normal.

Orlansia Tidak Produktif dan Menjadi Beban Masyarakat

Umumnya lansia di negara-negara berkembang dan negara-negara yang belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua, akan tetap bekerja untuk memenuhi tuntutan hidup maupun mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya. Jadi tidaklah sepenuhnya benar jika dikatakan lansia tidak produktif. Dalam kenyataan di dunia ini jutaan orang bekerja mendapat bayaran, namun ada juga jutaan orang bekerja tanpa mendapat bayaran misalnya pemuka masyarakat, ulama, guru-guru ngaji, mereka yang merawat anak-anak, orang sakit, orang cacat, lansia yang sudah sangat tua, guru sukarelawan dan banyak lagi. Baik yang dibayar maupun yang tidak semuanya memiliki andil dan sumbangan yang besar dalam perkembangan masyarakat. Biasanya para lansia memainkan perannya sebagai orang-orang yang bekerja tanpa mendapat bayaran namun memiliki arti yang sangat penting dalam masyarakat karena sumbangan ide-ide dan nasehatnya. Dalam proses penuaan sendiri mereka sering menemukan cara-cara yang tepat dan bijaksana dalam mengatasi tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika dalam banyak kasus, lansia seringkali merupakan penasehat yang jitu untuk mengatasi masalah-masalah sosial dalam kehidupan masyarakat. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa lansia amat memerlukan dukungan atau support dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Lansia bukan merupakan beban bagi yang muda, sebaliknya mereka sering menjadi teladan bagi orang muda, misalnya dalam sopan santun, disiplin, keteguhan iman, kejujuran, semangat juang, maupun kewibawaan.

Orlansia Tidak Berdaya

Tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa lansia itu tidak berdaya, sebab dalam kenyataan para lansia tetap eksis dan terus berjuang mencari kehidupan yang lebih baik. Kalau seorang lansia memerlukan bantuan biasanya ia tahu persis apa yang diperlukan secara wajar. Mereka memiliki banyak pengalaman dalam kehidupannya, sehingga dalam keseharian kita sering menjumpai bahwa lansia tidak mau tinggal diam, ada saja yang ingin dikerjakannya. Terkadang memang ada yang menjadi loyo atau pasrah, mereka ini umumnya lansia yang pada masa mudanya sudah terkuras oleh tugas-tugas berat dan tingkat pendidikan yang relatif rendah, sehingga dalam masa lansia tidak berdaya. Untuk menghadapi lansia model demikian, lingkungan hendaknya selalu memberikan support dan rasa peduli, agar mereka tidak merasa tersisih dan tetap memiliki harga diri. Adalah keliru jika anggota keluarga selalu mendampingi lansia, melarang mereka untuk berkomunikasi dengan sesama lansia, melarang mereka bepergian ke suatu tempat karena takut kecapaian, dan menganjurkan lansia untuk istirahat saja di rumah. Cara demikian justru akan memperburuk kondisi lansia yang berakibat bahwa mereka akhirnya merasa tak berdaya.

Orlansia Tidak Dapat Mengambil Keputusan Untuk Kehidupan Dirinya

Setiap orang kadang-kadang sulit mengambil keputusan. Hal ini berlaku bagi siapa saja, baik bagi orang muda atau lansia. Namun demikian tidaklah berarti bahwa lansia tidak dapat mengambil keputusan untuk kehidupannya sendiri. Bahkan lansia sebagai orang yang dihormati, justru sering dijadikan referensi untuk dimintai nasehatnya oleh anak, cucu maupun sanak saudara, dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh seorang anak atau cucu bila masih memiliki kakek- nenek, bila akan mengadakan hajatan akan selalu minta doa restu dan nesehat dalam mengambil keputusan penting. Nasehat dari orang tua yang sudah lanjut usia ini akan dipegang teguh dan dilaksanakan oleh anak cucunya. Hal yang perlu diperhatikan agar lansia mampu mengambil keputusan untuk kepentingan kehidupan dirinya adalah dengan cara sering mengajaknya berdiskusi tentang hal-hal baru dan sering meminta petunjuk atau petuahnya sehingga ia merasa tetap eksis dan memiliki rasa percaya diri.


Orlansia Tidak Butuh Cinta dan Relasi Seksual

Fungsi psikis setiap orang baik fungsi kognitif, afektif dan konatif (psikomotorik) serta kombinasi-kombinasinya, selama hayat masih dikandung badan masih tetap berfungsi. Proses pikir, perasaan dan kemauannya tetap berfungsi dengan baik, apalagi bila sering mendapat stimulasi secara teratur dalam kehidupannya. Bahkan relasi seksualpun tetap berjalan bila masih memiliki pasangan. Oleh karena itu, adalah tindakan yang keliru jika lansia dianjurkan untuk meng-isolasi diri agar tidak memiliki pikiran yang menyusahkan dirinya ataupun keinginan-keinginan yang menyusahkan orang lain. Agar gairah hidup tetap berkobar lansia perlu berinteraksi dengan orang-orang muda untuk berdiskusi, berkomunikasi atau bersuka ria. Sayangnya seringkali orang muda tidak tertarik untuk melakukan hal itu. Namun demikian bila orang-orang muda memiliki pemahaman yang benar tentang kebutuhan lansia dan mau membantu kesejahteraan batin mereka; hendaknya yang muda (terutama anggota keluarga) mau beramal untuk kepentingan lansia.

Orlansia Tidak Menikmati Kehidupan Sehingga Tidak dapat Bergembira

Pada dasarnya tidak ada orang di dunia ini berencara untuk berhenti bersenang-senang, kecuali orang tersebut berada dalam kondisi depresi atau distress. Semua orang ingin hidup senang, bahagia dan sejahtera, termasuk para lansia. Lansia sekarang ini justru mendambakan kenikmatan hidup di hari tua. Itulah sebabnya sejak muda orang sudah bekerja keras, agar di hari tua nanti mendapat pensiun ataupun tabungan yang cukup untuk menikmati masa tuanya. Harapan itu merupakan idaman setiap orang, sehingga termotivasi untuk belajar dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi bahkan sekarang semua berlomba untuk belajar sampai S-3. Kiranya usaha keras untuk mencari ilmu pengetahuan bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang mapan, sehingga nantinya memiliki hari tua yang sejahtera, dapat menikmati hidup hari tua dan bahagia atau menjadi lansia yang dapat bergembira.
Agar lansia dapat menikmati kehidupan di hari tua sehingga dapat bergembira atau merasa bahagia, diperlukan dukungan dari orang-orang yang dekat dengan mereka. Dukungan tersebut bertujuan agar lansia tetap dapat menjalankan kegiatan sehari-hari secara teratur dan tidak berlebihan. Dukungan dari keluarga terdekat dapat saja berupa anjuran yang bersifat mengingatkan si lansia untuk tidak bekerja secara berlebihan (jika lansia masih bekerja), memberikan kesempatan kepada lansia untuk melakukan aktivitas yang menjadi hobinya, memberi kesempatan kepada lansia untuk menjalankan ibadah dengan baik, dan memberikan waktu istirahat yang cukup kepadanya sehingga lansia tidak mudah stress dan cemas. Perlu dipahami bahwa setelah orang mencapai masa lansia, baik fisik maupun mental sosial secara perlahan mengalami perubahan, namun hal itu dapat ditahan agar perubahan tersebut tidak terlalu dirasakan sebagai penghambat dalam kehidupan. Perubahan-perubahan yang terjadi hendaknya jangan dijadikan sumber stress tetapi perlu diwaspadai dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik. Kalau orang percaya bahwa dirinya sehat, maka ia akan memiliki gairah hidup yang baik dan tidak menunjukkan rasa khawatir yang berlebihan.

Orlansia Lemah, Jompo, Ringkih, Sakit-sakitan atau Cacat

Tidaklah sepenuhnya benar pendapat yang mengatakan bahwa lansia lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat, karena dalam kenyataan banyak lansia yang masih gagah, masih mampu bekerja keras bahkan banyak yang masih memiliki jabatan penting dalam suatu lembaga. Memang kadang-kadang ada lansia yang ringkih (gampang jatuh, gampang sakit) atau sakit ataupun cacat tetapi hal itu berlaku untuk semua orang, baik orang muda juga ada yang memiliki kondisi semacam itu. Kondisi kesehatan orang dalam masyarakat menurut paradigma kesehatan saat ini bergradasi dari : lebih sehat, sehat, sehat sakit (ill health), sakit dan cacat (impairment – disability – handicap). Kondisi kesehatan itu berlaku baik untuk anak, remaja, dewasa maupun lansia, jadi sebenarnya bukan lansia saja yang sakit-sakitan atau cacat, yang lain pun bisa demikian.

Orlansia Menghabiskan Uang untuk Berobat

Memang benar para lansia perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik, namun bukan berarti bahwa mereka adalah orang yang sakit-sakitan. Untuk menjaga kesehatan tentu juga memerlukan obat, namun hal itu bukan berarti menghabis-habiskan uang untuk berobat. Perlu dipahami bahwa orang dalam perjalanan hidup sampai usia 70 ke atas pasti kadar gula, garam,dan lemak dalam tubuh sudah lebih banyak, sehingga mudah menjadi rentan terhadap penyakit kencing manis, stroke, jantung atau yang lainnya. Namun semuanya akan dapat dikontrol bila orang rajin memeriksa kesehatan. Lansia yang paham tentang kondisi dirinya tentu juga akan mengatur hidupnya secara lebih baik, misalnya makan tidak berlebihan, melakukan diet, tidak melakukan kegiatan-kegiatan secara berlebihan, sehingga memperkecil timbulnya penyakit. Lansia umumnya tahu diri dan faham dalam menjaga dan memelihara kesehatan dirinya yang ditunjukkan bentuk rajin olah raga ringan, rajin beribadah dan peduli terhadap kesehatannya.

Orlansia Sama Dengan Pikun

Pandangan ini keliru karena tidak semua lansia mengalami pikun (senile). Pikun ini adalah penyakit (patologis) pada orang tua, yang ditandai dengan dengan menurunnya daya ingat jangka pendek. Dalam kehidupan manusia daya ingat akan berubah sesuai dengan usia, sehingga setelah orang menjadi lansia ia tidak cepat dapat mengingat sesuatu, terutama hal yang baru. Namun anggapan bahwa lansia sama dengan pikun merupakan suatu kekeliruan. Banyak cara menyesuaikan diri dengan perubahan daya ingat dan banyak hal yang mempengaruhi daya ingat manusia, pada usia berapa saja daya ingat tersebut akan berkurang ketajamannya jika orang trsebut dalam keadaan lelah, stress, cemas, khawatir, depresi, sakit atau jiwanya tidak tenang.
Demi menjaga agar daya ingat lansia tidak cepat berubah secara frontal, karena kondisi fisik dan usia, maka perlu dihindarkan atau paling tidak dikurangi dari hal-hal yang dapat menimbulkan kelelahan, kekawatiran, kecemasan, rangsangan emosi, depresi dan sakit. Disinilah kepedulian dari orang yang lebih muda sangat diperlukan sebagai kontrol agar lansia tidak melakukan hal-hal yang merugikan dirinya.

By : Saptorini Retnosari ( dari ber bagai sumber )

CERPEN : "PENYESALAN BAPAK"

Senja baru saja berlalu, namun Bapak belum juga beranjak dari kursi goyang peninggalan Eyang Putri. Entah sudah berapa ratus kali Bapak menikmati kursi goyang yang terletak disudut teras rumah, sepertinya ada kenangan yang ingin diingatnya kembali bersama kursi goyang kesayangannya.

Jam didinding menunjukkan pukul 21.00 WIB, “biasanya Bapakmu sudah berada didepan televisi untuk nonton berita malam ya Oris”, ujar Ibu kepadaku, “ mungkin Bapak masih ingin menikmati udara malam Bu”, sahutku tak acuh. “Mengapa Ibu nggak nemenin Bapak ngobrol ? Siapa tahu Bapak ingin berduaan sama Ibu untuk bernostalgia mengenang masa muda dulu, Oris…Oris, kamu ini sukanya menggoda Ibumu, kamu kan tahu kalau Bapakmu senang menyendiri akhir-akhir ini “.

Diam-diam aku beranjak dari sofa untuk melihat Bapak. Aku mencoba mengamati wajahnya dari jendela depan, Bapak memang sudah tua ada gurat – gurat wajah yang menyisakan ketampanan, rambutnya yang tipis memulai memutih menunjukkan usia Bapak yang sudah lanjut. “ Bapak, apa yang sedang engkau pikirkan ?” seru bathinku, memang masih banyak harapan Bapak yang belum terwujud dan ada peristiwa-peristiwa yang membuat Bapak prihatin dengan kedua putrinya; Mbak laras yang cantik, pintar, sukses dengan kariernya namun kesulitan dalam hal menentukan pendamping hidup. Aku yang lebih supel, terbuka, banyak teman, aktif dalam organisasi, selalu mengkritisi terhadap hal-hal yang irasional, dan mengikuti trend perkembangan global ternyata telah gagal menyelesaikan kuliah. Hutang teman-teman Bapak yang rata-rata berjumlah puluhan juta sudah lima tahun ini belum juga dikembalikan oleh mereka. Masalah-masalah inilah yang membuat Bapak terlihat muram dan sering menyendiri dihari tuanya, sepertinya ada ekspresi kekecewaan pada diri Bapak.
Tak terasa malam kian larut, bintang –bintang dilangit mulai memancarkan keindahannya, dan udara malam yang dingin menyentuh pori-pori kulitku, namun udara malam ini tak melunturkan niat Bapak untuk beranjak dari kursi goyangnya, kulihat Ibu keluar dari kamar menuju teras dan duduk di dekat Bapak untuk menemaninya ngobrol.
Entah apa yang mendorong niatku mengetahui sesuatu yang sedang dibicarakan Bapak Ibu, pelan-pelan kulangkahkan kaki ke pintu depan untuk mendengarkan apa yang sedang mereka perbincangkan. Baru saja kujongkokkan badanku tiba-tiba terdengar suara Bapak yang cukup mengejutkanku , “ Bu, diusiaku yang sudah tua ini masih ada yang aku sesali, dulu aku terlalu keras mendidik Laras dan Oris, banyak aturan-aturan kaku yang membuat mereka harus mematuhinya, kalau aku rasa-rasakan Laras maupun Oris begitu jauh dan takut bila harus berbicara dengan aku, sekarang mereka tumbuh menjadi pribadi yang kaku, kurang percaya diri dan sepertinya kurang suka bergaul dengan lawan jenis. kalau dilihat apa sich kekurangan laras dan Oris? Laras yang cantik, pintar, sukses dengan kariernya tapi sampai sekarang belum mau menikah , Oris yang terlihat lebih terbuka, kritis, idealis, aktif di organisasi ternyata harus gagal studynya hanya karena masalah pekerjaan dan berseberangan dengan dosen pembimbing skripsinya. Aku menyesal Bu, mengapa dulu aku terlalu keras dan kaku mendidik mereka, seandainya aku lebih arif mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri”. “ ahh Bapak mengapa melulu memikirkan masalah itu ?... sudahlah Pak, jangan terus disesali permasalahannya bukan hanya kesalahan Bapak semata, setidaknya Ibu kan juga andil dalam membentuk perilaku Laras & Oris, yang terpenting saat ini bagaimana tanggung jawab kita untuk lebih memperhatikan, mendukung, dan menumbuhkan rasa percaya diri pada Laras dan Oris untuk dapat melangkah ke depan lebih optimis, Ibu pikir belumlah terlambat. Saat ini Ibu hanya bisa berdoa agar Laras segera menemukan pendamping yang seiman dan setia begitu juga dengan Oris agar segera membereskan studynya tanpa harus mengesampingkan pekerjaannya, terkesan tak patuh pada aturan, dan berseberangan terus dengan dosen pembimbingnya”.
Tanpa terasa air mataku menetes mendengarkan pembicaraan Bapak Ibu , kupalingkan tubuhku menuju ke kamar tidur untuk merenungkan penyesalan-penyesalan Bapak, meresapi harapan-harapan Ibu pada mbak Laras dan aku. Aku tersadar bahwa akulah salah satu penyebab penyesalan Bapak dan aku jugalah salah satu penyebab mengapa Bapak suka muram dan sering menyendiri disudut teras....”ahhh Bapak seandainya engkau tahu aku juga sedih melihat kegagalanku dalam study, betapa aku menyesal telah menyakiti hatimu, sungguh Bapak !!, aku sungguh menyesal.

Mataku menatap benda-benda yang ada dikamar semuanya tertata rapi, buku-buku koleksiku dan buku-buku hadiah ulang tahun dari mantan pacar masih tersusun rapi dirak meja yang terbuat dari kayu jati, sedangkan dimeja rias ada dua bingkai foto berukuran sedang telah terpampang semenjak aku duduk dibangku SMA, satu bingkai foto disudut kanan adalah foto Bapak dengan jas hitamnya dan Ibu berkebaya krem,sungguh tampak serasi,satu bingkai lagi adalah foto Mbak Laras bersamaku. Setiap kerabat atau teman yang melihat foto-foto itu pasti menilai bahwa keluargaku adalah keluarga yang bahagia, memang tak ada salahnya penilaian mereka, kebahagiaan yang mereka nilai memang ada dan begitu terpancar diwajah kami, namun kebahagiaan itu adalah kebahagiaan semu. Bapak, Ibu, Mbak Laras, dan aku mempunyai cerita, jalan hidup, dan rahasia keluarga yang tidak semua orang harus tahu.

Bunyi kentongan peronda malam menyadarkan aku untuk tidak terus menguras otak membuka memory masa lalu, segera kumatikan lampu kamar dengan harapan aku bisa tertidur pulas tanpa dihantui kegelisahan yang sering muncul dihari-hari ini, “ Gusti, berikan ketenangan dan kesejukan hati saat dimana anakMU merindukan kedamaian kasihMU, dan berikan jalanMU untuk bisa menyenangkan hati kedua orangtuaku”.

Dalam tidurku yang terlelap kelelahan, aku bermimpi kedua tangan Bapak menggandeng Mbak Laras dan aku, genggaman yang begitu hangat dan kuat dari seorang Bapak, mata Bapak menatap kami dengan penuh kasih, ada makna yang terucap dibalik tatapan Bapak. Kupalingkan kepalaku untuk mencari Ibu, ternyata Ibu duduk terdiam disofa rumah, Ibu memandangi kami dengan senyum lembutnya. Aku tidak ingin genggaman Bapak terlepas, “Bapak, Bapak, aku sayang Bapak, maafkan anakmu yang belum bisa membuatmu bahagia,.......Bapak, Bapak, aku sayang Bapak, aku ingin membuatmu bahagia dengan membereskan studyku, maafkan aku Bapak”, dengan tersedu-sedu aku terbangun dari mimpi malamku......”ahh, aku memimpikan Bapak, mudah-mudahan ada saat terbaik aku bisa menyenangkan hati Bapak Ibu”.

By : Saptorini Retnosari

Selasa, 11 November 2008

CORETAN PUISI ANAK NEGERI

LANGIT KE TUJUH

Baru satu jam berlalu
Sahabatku berpulang di keabadian
Teringat akan celotehnya tentang awan dan langit ke tujuh
Awan dan langit ketujuh
Awan membuatnya rindu akan kedamaian
Langit ketujuh membuatnya rindu akan surga
Akhir celotehnya, biarkan aku pergi ke langit ketujuh karena ada surga disana
Ahhhh teman, maafkan aku yang tak peka
Akan kerinduanmu pada langit ketujuh
Kini, beri aku waktu melukis langit ketujuh
Ntuk keabadianmu

By : Saptorini Retnosari
Masuk dalam 10 nominator lomba tulis puisi SMS di komunitas Lereng Medini, 31 Oktober 2008

MELUKIS RUPA


Melukis rupa
Ada kelelahan tersemburat lara
Maafkan aku dengan jari-jari tuaku
Hanya mampu merupa dibalik lukisan senja

MAAFKAN CINTA

Maafkan cinta
Begitu banyak pribadi untuknya
Mata berbinar terkespresi karena hati
Katakan dengan jujur jika cinta terbutuhkan setiap jiwa
Sekali lagi maafkan cinta, yang tak termampukan menghapus kebutaan cinta


PEMBESAR NEGERI

Ada yang tersisa dari aksi ”pembesar negeri”
Kegagalan etika moral bergulir menyelaras bumi
Sesal tak mampu menghapus noktah merah
Maaf, negeri ini terlampau banyak luka
Hapuslah dengan airmata moral wahai ”pembesar negeri”
Anak-anak negeri masih begitu polos bercermin
Maka bantulah mereka dengan kesadaranmu

BERSIMPUH

Simbok, ada kerinduan anakmu tuk bersimpuh
Manakala gema fitri berkumandang
Betapa kaki kaku tergerak
Tak ada keberanian tuk bersujud
Simbok, sudah beratus kali air matamu membasahi rumah gubukmu
Mengingat tabiat buruk anakmu
Kutinggalkan kau dalam kesepian
Demi setumpuk nafsu ragawi
Simbok, kuingin bersimpuh dibawah telapak surgamu

MAAFKAN, JIKA IBU PERTIWI BELUM BISA MEMAAFKANMU

Ada banyak tangis di negeri ini
Ketika harga BBM terus melonjak tinggi
Kebutuhan pokok tak terpenuhi
Berjuta penganggur meradang amarah
Lagi – lagi tercekik jiwa raga rakyat negeri ini
Sementara tikus – tikus berdasi terus berlomba
Merebut tahta dan menimbun harta
Ohh pejabat negeri jangan pertahankan keegoisanmu, basa-basi kian hambar
Rakyat terlalu pasrah dengan cap kemiskinan yang melekat erat
Kebijakan yang ada seperti pepesan kosong negeri ini
Maafkan, jika Ibu pertiwi belum bisa memaafkanmu
Karena ada banyak sengsara menjadi potret negeri ini

By : Saptorini Retnosari, 25 September 2008

" A BITTER PILL "

A bitter pill adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang harus diterima atau kita jalani meskipun itu menyakitkan , seperti sebuah peristiwa yang sering terjadi secara tiba -tiba manakala kita melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah menjadi agenda utama dari kehidupan kita. Ada banyak hal yang tidak terduga muncul secara tiba-tiba dan itu bisa membuat kita terkaget-kaget, shock, surprise, atau sebaliknya peristiwa yang tidak menyenangkan bisa membawa hikmah untuk hidup kita...tentu tergantung peristiwanya apakah itu berdampak positif, menyenangkan, mengesankan, atau sebaliknya membuat kita jadi jatuh tersungkur, malu, dan duka sembilu.
Biarkan pengalaman tidak menyenangkan itu menjadi catatan berharga dalam life space kita karena diluar jangkauan manusia, siapa tahu ini bukan hanya pengalaman yang tidak menyenangkan tapi memang harus kita alami dan menjadi pembelajaran bahwa hidup ini pasti akan mengalami apa yang disebut pengalaman tak terduga. Kita harus siap jika mengalami apa yang sejatinya tidak terbayangkan bahkan terpikirkan......., kalau boleh berbagi dengan friends, saya mempunyai banyak pengalaman diluar jangkauan akal yang pada akhirnya dari peristiwa-peristiwa itu menjadi bagian hidup, catatan, perenungan, atau bahkan tindakan selanjutnya untuk mengetahui lebih jauh apa dibalik peristiwa yang telah saya alami, walaupun seringkali dengan tidak happy ending, namun yang pasti saya belajar lebih siap ketika harus mengalami lagi peristiwa-peristiwa pahit yang tentunya tidak menyenangkan dan sudah ada didepan mata .
Setahun yang lalu, saya pernah mengalami peristiwa yang tidak mungkin tercoret dalam catatan hidup saya,...ya...ya hampir saja nyawa saya melayang tertabrak bus luar kota pada saat saya harus menyeberang jalan menuju ke gereja untuk ibadah minggu pagi. Betapa jantung saya berdetak cepat dan keringat dingin keluar karena rasa takut, terkejut, sepertinya mau pingsan saja manakala bus yang melaju demikian cepat akan menabrak saya andai saja saya berlari selangkah lagi....namun, entah pada saat itu juga seperti ada yang menghentikan saya berlari melangkah....saya tertegun, kaki terasa kaku, jantung berdetak lebih cepat, tangan terasa begitu dingin dan selamatlah nyawa saya dari insiden mengerikan itu, nafas saya masih tersengal-sengal, kaki masih terasa kaku mengingat kejadian yang hampir merenggut nyawa saya ( mungkin saja saya belum siap meninggalkan dunia ini ?..........), tentu doa saya seandainya Tuhan mengambil nyawa saya tidak dengan cara yang tragis, ada trauma masa lalu dan kesedihan yang masih membekas ketika Sang Pemberi Hidup memanggil kakak & teman terdekat ke alam keabadian dengan cara yang tragis ( dua kejadian tragis yang berbeda waktu dan tempat ) Kakak meninggal pada tahun 1989 karena terjatuh dari bukit di daerah Gorontalo setelah melakukan penelitian pertambangan di perusahaan asing,...Almarhum adalah seorang kakak yang pendiam, tidak merokok, baik hati dan sangat cerdas, Mas Ukie hampir saja menyelesaikan studinya di tehnik geologi UGM. Musibah ini adalah yang paling membuat kami sekeluarga sungguh merasa kehilangan dan sangat terpukul atas dipanggilnya Mas ukie dengan cara yang memilukan. Namun dengan perlahan kami dapat menerima kenyataan bahwa ini diluar jangkauan manusia, ada hikmah dan kekuatan dibalik duka kami. Sebelas tahun kemudian ( tahun 2000 ) duka itu datang kembali, ketika saya mulai meyakini bahwa Tuhan sudah siap memberikan saya seorang ”Teman hidup”, dengan cara-cara yang demikian indahnya, berawal dari pertemuan dengan seorang yang sudah tua, beliau bernama Bapak Edi yang pada saat itu bersamaan dengan Bapak saya mengambil pensiun di kantor pos di Jl. Sisingamangaraja Semarang , ternyata beliau adalah teman Bapak yang sudah lama tidak berjumpa, dari acara basa basi akhirnya saya, Bapak& Ibu mengantar Bapak Edi pulang kerumahnya, di dalam mobil Bapak Edi duduk didepan menemani saya mengemudikan mobil, kebiasaan saya menyetir sambil mendengarkan lagu rohani membuat saya berpikir dua kali untuk menghidupkannya, rasa sungkan dan takut jika saja Bapak Edi tidak suka mendengarkan lagu kesukaan keluarga kami, membuat saya terdiam sejenak, ”ahh seperti ada yang kurang”, ”maaf Pak Edi, apa suka mendengarkan musik?, kalau tidak keberatan saya akan menghidupkan tape dan mendengarkan lagu, kebiasaan kalau nyetir Bapak” begitu alasan saya kala itu, beliau sangat tidak keberatan apalagi setelah mendengar beberapa lagunya,” keluarga saya juga suka mendengarkan lagu-lagu seperti ini”, wow bertambah legalah saya ternyata bertemu dengan saudara seiman, walaupun sebelumnya sedikitpun tidak berpikir ke masalah keimanan. Sesampainya di daerah Karyadi saya melihat beberapa rumah kuno bangunan Belanda, tampak kuat dan asri, salah satu dari rumah-rumah kuno itu adalah rumah milik Bapak Edi, kami diperkenalkan dengan keluarganya, ternyata setelah berkenalan dengan Ibu Edi, Mbak Rully dan cucunya Nada saya bisa merasakan bahwa keluarga Bapak Edi adalah keluarga yang ramah, baik, dan sangat welcome menerima keluarga kami...sebelum kami pulang keluarga Bapak Edi mengundang acara Bidston dan syukuran wisuda salah satu putranya yang paling bungsu, yang baru saja lulus dari Undip dan sudah bekerja diperusahaan swasta, saat itu saya membayangkan seperti apa ya anaknya Bapak Edi?, pastinya tergolong anak yang pintar, betapa tidak? kalau mendengar cerita keluarganya, Oki (nama panggilannya hampir sama dengan almarhum Mas Ukie ya...) dari tehnik sipil Undip dan lulus tepat waktu.
Singkat cerita setelah saya dan Oki melewati perkenalan, proses dan perjalanan waktu, akhirnya saya mempunyai keyakinan jika Oki adalah anugrah yang diberikan Tuhan untuk melewati hari-hari kedepan, walaupun pada akhirnya kami jarang bertemu setelah Okie bekerja di Jakarta dan saya bolak balik Semarang, Jakarta, dan Bandung karena tuntutan pekerjaan, namun dalam setiap doa terselip rasa syukur dan percaya penuh bahwa Tuhan melayakkan kami pada waktunya akan dipertemukan dalam cinta kasih yang benar-benar dariNYA.
” Harapan terbaik dari doa-doa kita belum tentu menjadi kenyataan terbaik dari apa yang harus kita alami”, ternyata disaat saya benar - benar merasakan kejujuran dari sebuah hati kalau ada kasih yang demikian tulus hadir, peristiwa pahit dan duka begitu dalam harus saya alami kembali, di bulan oktober tahun 2000 Oki dipanggil Tuhan menjelang ulang tahunnya yang tinggal beberapa hari lagi karena sebuah kecelakaan dan saya harus menerima kenyataan pahit ini dengan tetap harus kuat,...betapa tidak mudahnya melewatkan peristiwa yang tidak terbayangkan dipikiran kita. Namun, duka demi duka membuat saya lebih kuat pada saat saya melewatkan hidup ini dengan ”permasalahan berat sekalipun” karena tanganNYA selalu menopang untuk anak-anakNYA yang lemah, kasihNYA memberi kelegaan.
”A bitter Pill” bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, namun yang terpenting bagaimana setiap pribadi menyikapinya dan belajar siap jika itu harus kita alami, karena ada DIA Sang pemberi Hidup. God Bless us !!......................

By : Naomi S. rini