Selasa, 22 Desember 2009

GOD IS OUR VICTORY

" GOD IS OUR VICTORY " sungguh menjadi kekuatan dan kemenangan utk setiap anak-anakNYA yang memperoleh berkat firmanNYA...adapun ciri ciri anak-anak yang berkemenangan adalah dengan perkataan yg sll membangun sukacita, pengharapan hidup.., keteguhan iman ditengah berbagai pencobaan dan adanya kesetiaan dalam sikap dan perbuatan...thanks GOD

MASIH ADA ASA

aku terjaga dari tidur panjangku...ada sebuah penantian yang tak bertepi..ada asa..ada kekuatan iman dan ada kesetiaan...Tuhan ajar ku mengerti akan rencana dan hikmatMU..hingga kutermampukan berjalan seturut kehendakMU

Senin, 05 Oktober 2009

" Kick Andy :Bangkit dari Keterpurukan "


Bangkit dari keterpurukan adalah tema yang diusung dari acara Kick Andy beberapa waktu lalu, sungguh dramatis dan mengharu biru manakala beberapa wanita yang berhasil diwawancari Andy adalah korban-korban perkosaan dari pria-pria yang bernafsu seperti maaf “binatang”, saya tidak bisa membayangkan ketika wanita pertama menceritakan diperkosa oleh lima pria tak dikenal dalam kondisi gelap gulita, yang berakibat dia hamil dan melahirkan seorang anak tak berdosa tanpa tahu siapa ayah dari janin yang dikandungnya, sungguh2 ironis dan tak berkemanusiaan pria2 pemerkosa yang berwujud manusia namun bertabiat “binatang liar”. Yang membuat saya dan banyak pemirsa yang lain begitu salut dan berempati pada para korban perkosaan adalah ketegaran dan kekuatan mental yang membuat mereka tampak begitu kuat untuk berani bangkit dari masa lalu yang sangat pahit, dan traumatic bila mengingat pengalaman hidup yang harus mereka lewati.
Sebenarnya kasus2 diatas mewakili dari sekian banyak wanita yang masih sering menjadi korban pelecehan seksual “kaum pria” yang tak bermoral, masih begitu rendahnya keberpihakan hukum pada kasus2 ini ditegakkan, membuat semakin tingginya tingkat “kejahatan amoral” berjamur. Kejadian2 tersebut merupakan pembelajaran berharga bagi setiap kita manusia untuk lebih menghargai hidup sesamanya , semakin peka untuk menghindari “perilaku2” yang tidak sehat/ tidak bermoral yang ada disekitar kita dan bagaimana mengantisipasinya dengan lebih berhikmat pada diri dan sesama.

"DI TITIK NOL"

Kondisi perekonomian yang serba sulit saat ini, membuat siapapun kita bisa saja berada di titik nol bahkan minus, Titik nol ini bisa mempengaruhi aspek2 kehidupan :

Titik nol financial : ketika seseorang diperhadapkan dengan kondisi financial yang sulit bahkan ada istilah sepeserpun sudah tidak ada ditangan, maka ada hal yang bisa saja mempengaruhi pola perilaku person, menjadi frustasi dan tak berdaya merasa hidupnya sudah sangat-sangat miskin dan sepertinya tidak ada pengharapan lagi untuk mengembalikan masalah financial menjadi lebih baik lagi. Namun ada juga yang tetap optimis bahwa sesulit apapun keadaan financialnya, masih punya harapan bisa memulihkan kebutuhan financialnya dengan tetap berusaha mencari peluang-peluang positif.

Titik nol kepercayaan :tidak jarang manakala seorang yang berada pada titik nol ini.krisis keperacayaan menjadi taruhannya. Tidak mudah memang sebuah kepercayaan tetap bisa dipertahankan atau diberikan manakala seseorang berada dititik nol. Kepercayaan sangat dibutuhkan bagi seseorang yang berada dititik nol, karena dengan modal kepercayaan seseorang tidak takut melangkah dan sebisa mungkin modal kepercayaan tetap dibangun dalam menata kembali hidupnya.

Titik nol sosial psikologis : masalah sosial psikologis juga sangat menjadi beban terberat ketika seseorang berada dititik nol, acapkali lingkungan sosial menjadi kurang bersahabat dan bisa saja menjatuhkan vonis psikologis dengan person yang berada pada titik nol, hal ini tergantung pada mental si person tetap kuat menerima vonis psikologis dari lingkungan dengan berupaya kembali menarik simpati atau menghindar diri dan bersikap masa bodoh, hal ini tentu merugikan pada perkembangan sosial psikologis si person. Tetap kuat, fight, dan menerima kenyataan hidup dengan tetap optimis merupakan suplemen penguat ketika diperhadapkan pada titik nol.

MENULIS


Menulis, adalah alasan yang membuat energi dan otak kita terus bekerjasama dengan anggota tubuh yang lain untuk menuangkan tumpukan kata-kata, analisa, kejadian diseputar kita pada banyak ruang, entah pada selembar kertas usang, blogger, agenda kerja, laptop, internet, atau masih tersimpan dalam memory bawah sadar kita.
Hal-hal sederhanapun bisa membuat kita ingin mengekspresikannya pada rangkaian tulisan, sungguh menjadikan hidup ini lebih bermakna dan tak ada alasan lain untuk menghentikan rutinitas ini...selama nafas hidup ini masih ada, alangkah idealnya kita terus menulis, karena dengan menulis ada banyak cakrawala yang tersingkap dan terserap, maka biarkan otak dan jari-jari kita menjadi partner terbaik dalam merangkai kata demi kata pada banyak ruang terbuka

” Ekspresi LUV” Di Dunia Maya

Betapa mudahnya ’ekspresi luv’ terucap di dunia maya
Berbagai rangkaian kata, tulisan, bahkan lukisan
Ingin menunjukkan ’ekspresi luv’ itu telah ada di hati
Sepertinya terlalu dini ntuk benar-benar menyatakannya
Rasa ’luv’ memang bisa muncul kapan saja, dimana saja, & untuk siapa saja
Sangat humanis, universal, & kita mampu mengapresiasinya
Bila ‘luv’ yang sebenarnya (true love), sangatlah personal & sungguh menyentuh..
Dibutuhkan sebuah proses pengenalan, ketulusan, penghargaan, & keyakinan
Ada waktu panjang & sebuah pengorbanan tulus
Jangan terlalu mudah untuk menyatakannya
karena 90 % itu lebih ke rasa simpati & empati pada person
Seandainya benar2 yakin & ada rasa luv di hati
Tanyakan pd Sang Maha Pemberi: sudah layakkah aku Tuhan ntuk menyatakan rasa ini?
karena bagaimanapun,ini dunia maya
Butuh waktu panjang ntuk mewujudkannya ke dunia nyata

Selasa, 08 September 2009

"DI TENGAH KEPOLOSAN MEREKA"


Aku tersenyum melihat polah tingkah mereka
beberapa anak kecil di daerah Bogor begitu asyiknya belajar membaca
Ada dunia lain yang terasa penuh warna, dan canda
manakala kepenatan hadir menyapa
begitu saja tersapu oleh kepolosan bocah-bocah kecil
rasanya, ada sejuta pelukan ntuk mereka
dan ini menjadi bagian ”kerinduan” ntuk belajar berbagi kasih
Andai, aku bisa terus berada disamping mereka.....

Jumat, 10 Juli 2009

"MENGENTASKAN KEMISKINAN"


Kata – kata mengentaskan kemiskinan, demikian akrab di telinga kita
Gambaran seperti apakah kemiskinan di negeri ini?
Sulitnya mengatasi ”bencana” yang sering terjadi?
Rumah-rumah kumuh yang bermunculan diberbagai sudut kota?
Banyaknya BLT dan Raskin yang diberikan ke rakyat kecil,namun belum juga merata dipelosok negeri?
Banyaknya masyarakat yang masih tak bisa membayar pengobatan rumah sakit karena terlalu mahalnya biaya perawatan?
Berjuta pengangguran menjadi pemicu aksi2 kejahatankah?
Masih banyaknya anak-anak putus sekolah karena tak adanya biaya untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi?
Gambaran diatas merupakan cermin nyata dari bagian kemiskinan
Dan masih banyak gambaran kemiskinan2 di negeri ini
Mampukah para pemimpin negeri ini mewujudkan janji2nya pada ”si rakyat kecil”....: ntuk ”mengentaskan kemiskinan” ? Semoga dan doakan saja.


Selasa, 07 Juli 2009

WANITA VERSUS KEMAPANAN


Ketika seorang wanita mulai menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan materi, dan berupaya sedemikian kuatnya untuk bisa mencapai pada puncak kemapanan, maka seringkali harga diri menjadi taruhannya. Ada banyak kasus yang terjadi yang pada akhirnya bisa merugikan diri sendiri manakala puncak kemampanan telah diperoleh dengan mengesampingkan harga dirinya. Seperti kasus-kasus yang ada diseputar kita, kasus seorang anak perempuan dibawah umur (12 tahun) karena alasan cinta mau dinikahi siri oleh seorang Milyader dari kabupaten Semarang, kasus Manohara yang masih demikian pelik akibat penganiayaan suaminya yang bergelar pangeran, dan seorang artis Ibu kota yang baru saja melaporkan suaminya yang pengusaha sukses ke polisi akibat KDRT. Ini merupakan sedikit contoh dari banyak kasus yang terjadi pada para wanita yang ingin meraih puncak kemapanan dalam roda kehidupannya.
Memang Tidak ada salahnya jika wanita mempunyai keinginan untuk bisa hidup jauh lebih baik dari keadaannya yang sekarang, namun ketika keinginan itu dicapai dengan cara yang tidak tepat, tentu akan berdampak ”buruk” bagi dirinya sendiri. Mungkin kesenangan sesaat akan didapatkannya namun selebihnya adalah luka-luka bathin yang akan mengelilingi langkah-langkahnya.
Harga diri, kemampuan tidak bergantung pada orang lain (mandiri), dan kesadaran untuk selalu mengucap syukur dengan apa yang ada merupakan ”nilai plus” dalam memaknakan kemapanan yang sesungguhnya. ”Kemapanan” yang sebenarnya bukan hanya berorientasi pada materi namun lebih pada pemahaman ”hakekat” hidup kedepan mau dibawa kemana, jika mengejar kemapanan yang hanya berorientasi terhadap materi maka hasil yang diperoleh adalah ”semu” , sebaliknya jika mengutamakan ”nilai plus” dalam menjalani hidup kedepan maka hasil yang diperoleh adalah ”sejahtera” yang sesungguhnya.

By : Saptorini rs ( Woman care & Old people )

" INGA.....INGA, TING !!

Masih ingat dengan salah satu slogan iklan di Teve?.....inga, inga, Ting !!
Mengingat iklan itu, jadi ketawa sendiri.. ucapan polos seorang Ibu dengan mimik muka yang ceria, dapat membuat tertawa penontonnya.
Lalu hubungannya apa antara iklan diatas dengan apa yang akan saya tulis ini?
hanya sekedar mengingatkan: ”inga...inga” 8 Juli nanti, di negeri kita ada pesta demokrasi, ya ya rakyat diberi hak penuh untuk memilih calon Presiden masa depan,mau golput kok sayang sekali, mau mencontreng pusing mana yang harus dicontreng,tapi yang pasti, ya tetap contreng walaupun rakyat kecil seperti ”kita” ini sudah terlalu kenyang dengan banyak janji ”coba perhatikan iklan-iklan di Teve, wajah-wajah calon pemimpin negeri ini tampak begitu bijak, seolah begitu mengayomi & memperjuangkan rakyatnya ” .
Benarkah perjuangan mereka murni untuk rakyat negeri ini? Sejauh itukah perjuangan mereka untuk meringankan beban rakyat yang semakin berat? nanti dulu, jika pada kenyataannya ”keambisiusan” yang lebih bicara, lagi lagi rakyat kecil hanya mampu menonton, hak memilih yang demikian ”mahal” begitu mudahnya terhipnotis oleh slogan-slogan atas nama rakyat.
Ya ya apapun yang akan terjadi pada masa depan negeri ini, kita sebagai bagian dari rakyat tetap harus kritis, peduli dan cinta tanah air, ayo kita mencontreng capres yang sesuai dengan kata hati : inga.....inga, ting !!.

Rabu, 24 Juni 2009

"PEMBELAJARAN DARI & MENJADI ORLANSIA"

fase lanjut usia adalah fase yang akan dialami bagi siapa saja yang diberi kesempatan memasuki usia panjang rentang kehidupan ini, tidak mudah memang, karena saat seseorang memasuki fase ini akan mengalami banyak penurunan kondisi fisik dan psikis. Ketika mata sudah tidak bisa melihat dengan jelas, telinga menjadi berkurang pendengarannya, lidah jadi tidak tajam lagi merasakan nikmatnya makanan, syaraf-syaraf menjadi kendur, kaki tidak lagi tegak berdiri, daya ingat menjadi turun, apa yang dilakukannya sering menjadi tidak benar dihadapan orang-orang terdekatnya, betapa kondisi ini bisa menjadi beban tersendiri ketika seseorang memasuki fase ini.

Apakah kita yang masih memasuki usia produktif ini pernah terlintas dalam pikiran kita, bagaimana setelah tua nanti?...jika sudah pernah memikirkannya ataupun masih terlampau jauh untuk memikirkannya, Ada baiknya kita mesti belajar dari mereka, bercermin, dan sesekali memperhatikan perilaku dari Orlansia yang ada didikekat kita (orang tua, kakek nenek), setidaknya ini menjadi pembelajaran berharga bila kelak menjadi tua , apa yang mesti kita persiapkan memasuki masa tua dan bagaimana kita dengan tulus memperlakukan Orlansia yang ada didekat kita. ” sentuhan kasih” akan membantu Orlansia menemukan dunianya kembali, dia tetap merasa ada dan dimanusiakan kemanusiaannya, merasa dibutuhkan, dan yang terutama bagaimana membantu menerima kondisi fisik psikis mereka yang telah menurun dengan alam kesadarannya sebagai orang tua yang memasuki fase ini.

By : saptorini rs ( Woman care & Old people )

" ALUNAN BIOLA"

Biola, salah satu alat musik klasik yang begitu mudah menggetarkan hati pendengarnya. gesekan stick yang lembut ke senar biola melukiskan betapa tidak mudahnya memainkan alat satu ini, seorang pemain biola sering menjadi penghayat sejati manakala dia harus memainkan sebuah instrument lagu. Biasanya, Wajah si pemain biola menampakkan ekspresi yang menyatu dengan musik yang di mainkannya, si pendengarpun menjadi terbuai oleh setiap gesekan biola yang dibunyikan, Pernah suatu kali pada sebuah pagelaran musik klasik , saya memohon pada salah seorang pemain biola untuk memainkan sebuah lagu klasik : “know you by heart” ketika stick mulai menggesek-gesek senar biola untuk mencari nada yang pas dengan lagu…rasa ini mulai dimainkan oleh getaran nada yang lembut, wow.. begitu menyentuh jiwa, lembut dan menenangkan hati….rasanya, ingin terus mendengar lagu yang dibawakan si pemain biola itu. Begitu luarbiasa penghayatan permainan biolanya, inilah yang dikatakan alunan biola bisa menghipnotis orang-orang yang ada didekatnya.

Bagi saya, alunan musik Biola sangat baik bila dipakai sebagai media mengendurkan ketegangan syaraf-syaraf dan alat bantu relaksasi yang efektif bagi siapa saja yang mengalami “ketegangan psikologis”.

Selasa, 16 Juni 2009

RELIGIUSITAS YANG BERBUAH

Kereligiusan seseorang bisa terlihat dan terasa dari buah-buah kehidupannya
Tidaklah mungkin seseorang yang benar-benar religius menampakkan perilaku yang menyimpang dengan keimanannya
Dia akan ”berbuah kasih” bagi diri, orang-orang terdekat, dan sesamanya
Karena Sang Maha Kasih selalu melekat erat diruang hidupnya.

CURAHAN ANAK NEGERI

TIKUS BERDASI

Saat-saat krisis berkepanjangan diberbagai belahan bumi
Aksi tikus-tikus berdasi semakin menjamur diberbagai sudut negeri
Ruang berita menjadi sarat informasi akan perilaku dan kejahatan intelektual mereka
Ah, sampai kapan keeksisan mereka menyantap kenyang bumi ini..?

AMBALAT : HARGA MATI

Sebagai Negara kesatuan yang punya harga diri dan menjunjung tinggi martabat Bangsa
Tidak seharusnya kita ragu dan membiarkan sejengkal tanah kita diusik oleh bangsa lain
Pertahankan dan Perjuangkan Ambalat untuk Ibu Pertiwi
Ambalat dan pulau – pulau lain di negeri ini adalah harga mati untuk tetap menjadi bagian Tanah Air, jangan pernah terpisahkan hanya karena ketidaktegasan dan kelambanan bertindak dari para pemimpin negeri ini.

Senin, 15 Juni 2009

Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT )

Menjadi begitu akrab ditelinga kita, manakala berbagai media memberitakan kekerasan dalam rumah tangga demikian pula sharing dari relasi ataupun teman yang sedang mengalami KDRT dalam pernikahan mereka.
Gejala apa ini, mengapa pernikahan saat ini demikian rentannya dengan yang namanya KDRT ? bagaimana dengan jaman dulu? Mungkin diera keterbukaan ini, media dan keterbukaan komunikasi menjadi lebih berperan sebagai alat penunjang dalam mengakses problem kehidupan rumah tangga dijaman ini. Mengapa KDRT, demikian mudahnya terjadi dalam pernikahan abad ini? Bukankah religiusitas, tingkat pendidikan, dan intelektualitas sebagai salah satu faktor penunjang untuk mengontrol dan menekan adanya KDRT? Memang iya dan sangat dimungkinkan, namun pada kenyataannya justru ketiga faktor diatas banyak dimiliki oleh orang-orang yang menjadi penganiaya ataupun sebagai korban KDRT.
Lalu apa yang mendasari & mempengaruhi terjadinya KDRT dalam sebuah lembaga pernikahan? :

1. Tidak adanya komitmen yang kuat pada saat memutuskan menikah dan setelah menikah.
2. Belum benar-benar mengetahui karakter atau pribadi pasangannya
3. Belum adanya pemahaman memanusiakan manusia pasangan hidupnya
4. komunikasi yang tidak searah dan tidak terbuka dengan pasangannya
5. Belum adanya kematangan mental & kesadaran afeksi (emosi) untuk mengontrol diri dalam pernikahan.
6. Tidak adanya perjanjian tertulis ( hitam diatas putih) yang menguatkan dalam komitmen pernikahan.
7. Tidak mempercayakan secara penuh rencana & campur tangan Tuhan pada saat sebelum dan setelah menikah.

Penulis yakin & percaya, KDRT tidak akan terjadi pada lembaga pernikahan jika dasar-dasar diatas menjadi modal penguat pada saat memutuskan menikah dan proses perjalanan kehidupan rumah tangga. Semoga.

Sabtu, 13 Juni 2009

NASIB TKW : SITI HAJAR

Sekujur tubuhnya penuh luka bakar dan tampak lebam di mukanya
Warna kulitnya menjadi merah, dan ada-bagian kulitnya yang mengelupas
Ah sungguh memilukan nasib Siti Hajar
Perilaku amoral dan sadisme majikannya di Malaysia
Membuat kita sangatlah miris, punya hati manusiakah dia ?
Pastilah tidak, hidupnya hanya dipenuhi dengan sadisme dan kebiadaban
Binatangpun tidak akan bertindak sejahat itu pada anak dan teman2nya
Seandainya, negeri ini mampu membuka lebar-lebar lapangan kerja dan upah yang layak bagi rakyatnya, tidak akan ada lagi yang namanya peremehan, pelecehan seksual, dan tindakan sadisme pada banyak Siti hajar, Siti Hajar yang lain
Dan jangan biarkan perlakuan ini terus menimpa saudara-saudara kita yang bekerja di luar sana, harus ada skill, payung hukum yang tegas, dan UU perlindungan ketenagakerjaan, menjadi modal utama manakala tetap pada keputusan untuk bekerja dinegeri orang. Semoga!!

By : Saptorini retnosari ( woman care & old people )

NASIB TKW INDONESIA

Seringkali kita mendengar berita yang memilukan dari nasib para TKW yang bekerja di negara lain..ada yang mencoba bunuh diri karena tak tahan dengan perlakuan amoral majikan prianya, ada yang sudah sekian tahun bekerja namun tidak mendapatkan upah yang selayaknya, dan yang lebih memprihatinkan ada beberapa TKW yang disiksa dengan begitu sadisnya, ini bukan hal yang baru saja terjadi namun sudah sekian lama kejadian ini terus berulang, nasib TKW dari negeri ini sungguh menyedihkan dan seringkali perlakuan-perlakuan tidak manusiawi menjadi catatan gelap para TKW dan belum tegasnya UU perlindungan TKW menyebabkan begitu rentannya ”perilaku amoral dan sadisme” terjadi.
Lalu, apa yang sepatutnya menjadi PR bangsa kita terhadap para nasib TKW yang belum mendapatkan payung hukum ? mungkin ada beberapa hal yang selayaknya bisa menjadi pertimbangan bagi orang-orang yang berkompeten terhadap nasib TKW yang bekerja di negara lain:
1. Para TKW benar-benar dipersiapkan secara mental dan fisik, sebelum memutuskan bekerja diluar negeri
2. Ada MoU yang benar-benar jelas dan tegas, menekan hal-hal negatif dan merugikan bagi para TKW pada saat bekerja dengan majikannya.
3. Diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar hukum perlindungan ketenagakerjaan
4. Pembekalan ketrampilan yang benar-benar memadahi dan para pekerja telah menguasai pekerjaan sesuai dengan bidang ketrampilannya, sehingga akan memberikan kontribusi yang positif pada saat mulai bekerja.
5. Sangat dimungkinkan, para TKW ini dibekali kemampuan bela diri..karena ini dapat membantu mereka ketika diperhadapan pada hal-hal yang yang tidak diinginkan (pelecehan seksual & tindakan kekerasan)
Sebagai bagian dari masyarakat bangsa ini, masih mempunyai banyak harapan tentang perbaikan nasib rakyat negeri ini, andai negeri ini mampu membuka lapangan kerja dan memberikan kesempatan pada rakyatnya untuk bekerja dinegeri sendiri.....mungkin tidak akan pernah ada yang namanya peremehan, pelecehan dan tindakan sadisme menimpa rakyat negeri ini, semoga!!

Alampun Mulai Tak Bersahabat

Alampun mulai tak bersahabat pada kita
Hujan deras membanjiri kota dan daerah-daerah pinggiran
Ada banyak kecemasan terpancar di wajah saudara-saudara kita
Manakala hujan mulai mengguyur sepanjang hari
Rumah-rumah tergenang lumpur dan air hujan bercampur sampah merangsak masuk mencari ruang penampungan
Ada apa ini ?, Sudah terlalu tuakah bumi kita berpijak?
Sehingga alampun sudah menjadi bosan akan sebuah kerutinan menjaga bumi..
Sepertinya bukan itu masalahnya
Alam telah menunjukkan aksinya pada manusia
Sudah sekian lama, bumi ini dibuat rusak manusia...
Pencemaran udara, erosi akibat penebangan pohon dengan tangan-tangan brutal, sampah dibiarkan menutupi selokan dan menggunung meninggalkan bau busuk
Seandainya kita manusia tetap menutup mata dan tak peduli akan bumi ini
Alampun semakin tak bersahabat pada kita

Potret Negeri ini

Kereta Argo Anggrek menghantarkan perjalananku dari stasiun Tawang menuju Ibu kota Jakarta
Sepanjang jalan ada banyak hal yang bisa aku nikmati dan amati
Hamparan sawah hijau dibeberapa daerah menunjukkan bahwa para petani sudah bekerja keras untuk kehidupan mereka
Jejeran rumah-rumah kumuh disepanjang bantaran rel menunjukkan masih begitu tingginya angka kemiskinan dinegeri ini
Banyaknya pemuda tengah baya duduk-duduk santai di gang-gang jalan pada saat jam kerja, mencerminkan pengangguran ada dimana-mana
Anak-anak jalanan yang tak terawat berlarian dijalan mencari belas kasihan dari para pengendara mobil ataupun motor,ini merupakan gambaran betapa masih rendahnya kesadaran bersekolah bagi mereka
dan
Ketika kunikmati makan siangku di kereta api, kulihat di luar sana ada seorang Bapak pemulung mencari botol-botol bekas untuk mendapatkan uang demi sesuap nasi.
Ada banyak rekaman peristiwa mencatat bahwa setiap kita yang tinggal di negeri ini perlu menyadari bahwa hidup ini tidak mudah, dibutuhkan kesadaran dan kepekaan untuk menyikapinya. Biarkan mata dan hati kita mulai belajar peka terhadap potret negeri ini.

Rasio & Self Control Terhadap “Hasrat”

Ketika kita sudah mulai bersentuhan dengan yang namanya” hasrat”
Apakah rasio dan self control mesti kita abaikan?
Tidak, dan jangan pernah untuk mengabaikannya…
Rasio dan self control adalah kedua pegangan “ikat pinggang” yang sangat membantu
Kita untuk tidak lose control terhadap “hasrat”
Karena “hasrat” yang berlebih terhadap person, benda (jasmani),Kebutuhan biologis, materi, ambisi, dll
Seringkali membuat kita menjadi hilang akal dan berusaha bagaimana caranya memuaskan “ hasrat” yang sifatnya hanya sesaat..
.bahkan “hasrat” negative yang demikian dominan akan membelenggu “ketidaksadaran” otak dan hati kita…(kontraproduktif)
Karena ”hasrat” pula membuat pribadi kita menjadi demikian rentan terhadap etika dan moral...
Kita menjadi lupa bahwa perjalanan ini tidak sesaat dan jangan biarkan hidup kita dikuasai oleh yang namanya ”hasrat” negative
Akan sangat masuk akal, manakala ”hasrat” itu diletakkan pada bagian kesadaran otak kita.....sehingga tetap ada self control dan rasio sebagai penyeimbang ”hasrat” yang berlebih...

By : Saptorini rs ( Woman care & Old people )

Jumat, 08 Mei 2009

"Ketegaran Seorang Isteri Antasari"

" Ketegaran Seorang Isteri Antasari "
Kasus hukum yang mengganjal ketua KPK Antasari sepertinya masih begitu hangat dibicarakan dinegeri ini, sampai ada titik temu siapa sebenarnya Intellectual dady dari kasus pembunuhan Nassarudin
Ruang Privasi seakan tak tersisa lagi, karena telah menjadi santapan utama berbagai media Koran dan Elektronik.
Sisi kemanusiaan dari pribadi yang awam ini menjadi begitu teriba dan terempati
Mampukah “kita” kuat bila diperhadapkan masalah yang begitu mempresure psikis “kita”
Tentu tidaklah mudah……………………..
Ini dibutuhkan ketahanan mental dan support dari orang-orang terdekat
Namun, Ada sisi lain yang patut dipuji dan diacungi jempol dari seorang perempuan berstatus istri sah Antasari
Manakala seorang Antasari jatuh tersungkur dalam “ketidakberdayaan” hukum
Si istri menjadi penyelimut, penyemangat, dan tonggak kekuatan Suami
Dia begitu yakinnya jika si suami seorang yang setia dan Bapak yang baik bagi anak-anaknya, 100 % ada kepercayaan penuh….
Dia mampu menjadi penjembatan keraguan banyak pihak
Dan dengan senyumnya, masih tampak ketulusan dan keikhlasan seorang isteri
Yang sebenarnya, dia juga punya hak untuk mengekspresikan kemarahan, kesedihan, dan keraguan dari permasalahan suami yang berdampak kuat bagi keluarganya
Bukankah secara tidak langsung dia juga sebagai ”korban”....?
Ternyata, kita mendapatkan sebuah cermin dan pembelajaran berharga dari sosok perempuan sejati ini
Sebuah kesetiaan menjadi dasar kekuatan cinta kasih, sekalipun terkadang begitu menyakitkan kenyataannya.

Kamis, 07 Mei 2009

Berdamai Dengan Perbedaan

BERDAMAI DENGAN PERBEDAAN

Masjid Agung Jateng,
Gereja Blenduk kota lama,
Sam Pok Kong Gedung Batu
Vihara Pudak payung
Rasa-rasanya, sudah kesekian kali berkunjung bersama beberapa teman dan relasi
Untuk memperlihatkan, betapa kota Semarang dikenal sebagai kota yang banyak bangunan religinya....
Ada antusias tersendiri manakala bisa berbagi cerita dengan teman & relasi
Sebuah kota dengan berbagai keragaman, suku, agama, dan budaya
Begitu ada toleransi, begitu ada kepedulian antar umat dan golongan
Sebagai cermin kehidupan kota yang membentengi makna kerukunan
Tentu...setiap kita akan terus merindu manakala jauh dari kota ini
Ada tinta emas yang layak ditorehkan untuk warga semarang
Karena setiap kita mampu ”berdamai dengan berbagai perbedaan”.

Renungan Situ Gintung

“ Situ Gintung “

Ketika telinga & mata terfokus ke acara news
Tiba-tiba jantung berdetak lebih kencang
Tak terasa air mata mengalir…
Menyaksikan betapa dahsyatnya sebuah “tanggul peninggalan kolonial Belanda” memporakporandakan rumah2 penduduk dan memakan korban yang begitu banyaknya, sungguh memilukan.
Sepertinya belum lama mendengar nama itu
Saudara pernah bercerita…betapa nikmatnya
Bisa berlama-lama didanau situgintung sambil menikmati
Makan siang di restoran dekat danau itu, airnya tenang dan sangat nyaman untuk arena memancing….
Ternyata peristiwa tragis dan tak terpikirkan oleh akal manusia
Tidak bisa diukur oleh sebuah kenyamanan dan kenikmatan yang sifatnya hanya ”sementara”
Peristiwa Situ gintung menjadi sebuah pembelajaran bagi siapa saja untuk bagaimana memaknai, menghayati, dan menghargai sebuah penciptaanNYA dengan memelihara dan peduli pada alam penciptaanNYA.
Seharusnya dan seharusnya kita belajar dari banyak peristiwa di tanah air ini ”tsunami di Aceh, lumpur lapindo di Sidoarjo, banjir dan tanah longsor diberbagai kota”
Dan jangan pernah menutup mata lagi, jika tidak ingin alam kecewa pada sikap dan perlakuan kita yang tidak bersahabat.....
Dan jangan biarkan ”air mata menjadi kering oleh karena tak mampu lagi mengekspresikan kepiluan setiap hati”

27 Maret 2009