“ Situ Gintung “
Ketika telinga & mata terfokus ke acara news
Tiba-tiba jantung berdetak lebih kencang
Tak terasa air mata mengalir…
Menyaksikan betapa dahsyatnya sebuah “tanggul peninggalan kolonial Belanda” memporakporandakan rumah2 penduduk dan memakan korban yang begitu banyaknya, sungguh memilukan.
Sepertinya belum lama mendengar nama itu
Saudara pernah bercerita…betapa nikmatnya
Bisa berlama-lama didanau situgintung sambil menikmati
Makan siang di restoran dekat danau itu, airnya tenang dan sangat nyaman untuk arena memancing….
Ternyata peristiwa tragis dan tak terpikirkan oleh akal manusia
Tidak bisa diukur oleh sebuah kenyamanan dan kenikmatan yang sifatnya hanya ”sementara”
Peristiwa Situ gintung menjadi sebuah pembelajaran bagi siapa saja untuk bagaimana memaknai, menghayati, dan menghargai sebuah penciptaanNYA dengan memelihara dan peduli pada alam penciptaanNYA.
Seharusnya dan seharusnya kita belajar dari banyak peristiwa di tanah air ini ”tsunami di Aceh, lumpur lapindo di Sidoarjo, banjir dan tanah longsor diberbagai kota”
Dan jangan pernah menutup mata lagi, jika tidak ingin alam kecewa pada sikap dan perlakuan kita yang tidak bersahabat.....
Dan jangan biarkan ”air mata menjadi kering oleh karena tak mampu lagi mengekspresikan kepiluan setiap hati”
27 Maret 2009
Kamis, 07 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar