Jumat, 10 Juli 2009

"MENGENTASKAN KEMISKINAN"


Kata – kata mengentaskan kemiskinan, demikian akrab di telinga kita
Gambaran seperti apakah kemiskinan di negeri ini?
Sulitnya mengatasi ”bencana” yang sering terjadi?
Rumah-rumah kumuh yang bermunculan diberbagai sudut kota?
Banyaknya BLT dan Raskin yang diberikan ke rakyat kecil,namun belum juga merata dipelosok negeri?
Banyaknya masyarakat yang masih tak bisa membayar pengobatan rumah sakit karena terlalu mahalnya biaya perawatan?
Berjuta pengangguran menjadi pemicu aksi2 kejahatankah?
Masih banyaknya anak-anak putus sekolah karena tak adanya biaya untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi?
Gambaran diatas merupakan cermin nyata dari bagian kemiskinan
Dan masih banyak gambaran kemiskinan2 di negeri ini
Mampukah para pemimpin negeri ini mewujudkan janji2nya pada ”si rakyat kecil”....: ntuk ”mengentaskan kemiskinan” ? Semoga dan doakan saja.


Selasa, 07 Juli 2009

WANITA VERSUS KEMAPANAN


Ketika seorang wanita mulai menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan materi, dan berupaya sedemikian kuatnya untuk bisa mencapai pada puncak kemapanan, maka seringkali harga diri menjadi taruhannya. Ada banyak kasus yang terjadi yang pada akhirnya bisa merugikan diri sendiri manakala puncak kemampanan telah diperoleh dengan mengesampingkan harga dirinya. Seperti kasus-kasus yang ada diseputar kita, kasus seorang anak perempuan dibawah umur (12 tahun) karena alasan cinta mau dinikahi siri oleh seorang Milyader dari kabupaten Semarang, kasus Manohara yang masih demikian pelik akibat penganiayaan suaminya yang bergelar pangeran, dan seorang artis Ibu kota yang baru saja melaporkan suaminya yang pengusaha sukses ke polisi akibat KDRT. Ini merupakan sedikit contoh dari banyak kasus yang terjadi pada para wanita yang ingin meraih puncak kemapanan dalam roda kehidupannya.
Memang Tidak ada salahnya jika wanita mempunyai keinginan untuk bisa hidup jauh lebih baik dari keadaannya yang sekarang, namun ketika keinginan itu dicapai dengan cara yang tidak tepat, tentu akan berdampak ”buruk” bagi dirinya sendiri. Mungkin kesenangan sesaat akan didapatkannya namun selebihnya adalah luka-luka bathin yang akan mengelilingi langkah-langkahnya.
Harga diri, kemampuan tidak bergantung pada orang lain (mandiri), dan kesadaran untuk selalu mengucap syukur dengan apa yang ada merupakan ”nilai plus” dalam memaknakan kemapanan yang sesungguhnya. ”Kemapanan” yang sebenarnya bukan hanya berorientasi pada materi namun lebih pada pemahaman ”hakekat” hidup kedepan mau dibawa kemana, jika mengejar kemapanan yang hanya berorientasi terhadap materi maka hasil yang diperoleh adalah ”semu” , sebaliknya jika mengutamakan ”nilai plus” dalam menjalani hidup kedepan maka hasil yang diperoleh adalah ”sejahtera” yang sesungguhnya.

By : Saptorini rs ( Woman care & Old people )

" INGA.....INGA, TING !!

Masih ingat dengan salah satu slogan iklan di Teve?.....inga, inga, Ting !!
Mengingat iklan itu, jadi ketawa sendiri.. ucapan polos seorang Ibu dengan mimik muka yang ceria, dapat membuat tertawa penontonnya.
Lalu hubungannya apa antara iklan diatas dengan apa yang akan saya tulis ini?
hanya sekedar mengingatkan: ”inga...inga” 8 Juli nanti, di negeri kita ada pesta demokrasi, ya ya rakyat diberi hak penuh untuk memilih calon Presiden masa depan,mau golput kok sayang sekali, mau mencontreng pusing mana yang harus dicontreng,tapi yang pasti, ya tetap contreng walaupun rakyat kecil seperti ”kita” ini sudah terlalu kenyang dengan banyak janji ”coba perhatikan iklan-iklan di Teve, wajah-wajah calon pemimpin negeri ini tampak begitu bijak, seolah begitu mengayomi & memperjuangkan rakyatnya ” .
Benarkah perjuangan mereka murni untuk rakyat negeri ini? Sejauh itukah perjuangan mereka untuk meringankan beban rakyat yang semakin berat? nanti dulu, jika pada kenyataannya ”keambisiusan” yang lebih bicara, lagi lagi rakyat kecil hanya mampu menonton, hak memilih yang demikian ”mahal” begitu mudahnya terhipnotis oleh slogan-slogan atas nama rakyat.
Ya ya apapun yang akan terjadi pada masa depan negeri ini, kita sebagai bagian dari rakyat tetap harus kritis, peduli dan cinta tanah air, ayo kita mencontreng capres yang sesuai dengan kata hati : inga.....inga, ting !!.