Jumat, 08 Mei 2009

"Ketegaran Seorang Isteri Antasari"

" Ketegaran Seorang Isteri Antasari "
Kasus hukum yang mengganjal ketua KPK Antasari sepertinya masih begitu hangat dibicarakan dinegeri ini, sampai ada titik temu siapa sebenarnya Intellectual dady dari kasus pembunuhan Nassarudin
Ruang Privasi seakan tak tersisa lagi, karena telah menjadi santapan utama berbagai media Koran dan Elektronik.
Sisi kemanusiaan dari pribadi yang awam ini menjadi begitu teriba dan terempati
Mampukah “kita” kuat bila diperhadapkan masalah yang begitu mempresure psikis “kita”
Tentu tidaklah mudah……………………..
Ini dibutuhkan ketahanan mental dan support dari orang-orang terdekat
Namun, Ada sisi lain yang patut dipuji dan diacungi jempol dari seorang perempuan berstatus istri sah Antasari
Manakala seorang Antasari jatuh tersungkur dalam “ketidakberdayaan” hukum
Si istri menjadi penyelimut, penyemangat, dan tonggak kekuatan Suami
Dia begitu yakinnya jika si suami seorang yang setia dan Bapak yang baik bagi anak-anaknya, 100 % ada kepercayaan penuh….
Dia mampu menjadi penjembatan keraguan banyak pihak
Dan dengan senyumnya, masih tampak ketulusan dan keikhlasan seorang isteri
Yang sebenarnya, dia juga punya hak untuk mengekspresikan kemarahan, kesedihan, dan keraguan dari permasalahan suami yang berdampak kuat bagi keluarganya
Bukankah secara tidak langsung dia juga sebagai ”korban”....?
Ternyata, kita mendapatkan sebuah cermin dan pembelajaran berharga dari sosok perempuan sejati ini
Sebuah kesetiaan menjadi dasar kekuatan cinta kasih, sekalipun terkadang begitu menyakitkan kenyataannya.

Kamis, 07 Mei 2009

Berdamai Dengan Perbedaan

BERDAMAI DENGAN PERBEDAAN

Masjid Agung Jateng,
Gereja Blenduk kota lama,
Sam Pok Kong Gedung Batu
Vihara Pudak payung
Rasa-rasanya, sudah kesekian kali berkunjung bersama beberapa teman dan relasi
Untuk memperlihatkan, betapa kota Semarang dikenal sebagai kota yang banyak bangunan religinya....
Ada antusias tersendiri manakala bisa berbagi cerita dengan teman & relasi
Sebuah kota dengan berbagai keragaman, suku, agama, dan budaya
Begitu ada toleransi, begitu ada kepedulian antar umat dan golongan
Sebagai cermin kehidupan kota yang membentengi makna kerukunan
Tentu...setiap kita akan terus merindu manakala jauh dari kota ini
Ada tinta emas yang layak ditorehkan untuk warga semarang
Karena setiap kita mampu ”berdamai dengan berbagai perbedaan”.

Renungan Situ Gintung

“ Situ Gintung “

Ketika telinga & mata terfokus ke acara news
Tiba-tiba jantung berdetak lebih kencang
Tak terasa air mata mengalir…
Menyaksikan betapa dahsyatnya sebuah “tanggul peninggalan kolonial Belanda” memporakporandakan rumah2 penduduk dan memakan korban yang begitu banyaknya, sungguh memilukan.
Sepertinya belum lama mendengar nama itu
Saudara pernah bercerita…betapa nikmatnya
Bisa berlama-lama didanau situgintung sambil menikmati
Makan siang di restoran dekat danau itu, airnya tenang dan sangat nyaman untuk arena memancing….
Ternyata peristiwa tragis dan tak terpikirkan oleh akal manusia
Tidak bisa diukur oleh sebuah kenyamanan dan kenikmatan yang sifatnya hanya ”sementara”
Peristiwa Situ gintung menjadi sebuah pembelajaran bagi siapa saja untuk bagaimana memaknai, menghayati, dan menghargai sebuah penciptaanNYA dengan memelihara dan peduli pada alam penciptaanNYA.
Seharusnya dan seharusnya kita belajar dari banyak peristiwa di tanah air ini ”tsunami di Aceh, lumpur lapindo di Sidoarjo, banjir dan tanah longsor diberbagai kota”
Dan jangan pernah menutup mata lagi, jika tidak ingin alam kecewa pada sikap dan perlakuan kita yang tidak bersahabat.....
Dan jangan biarkan ”air mata menjadi kering oleh karena tak mampu lagi mengekspresikan kepiluan setiap hati”

27 Maret 2009